Striker Argentina itu meninggalkan Milan hanya setengah musim setelah dipinjam dari Juventus pada musim panas lalu. Meski sempat tampil menjanjikan di awal, Higuain mengalami periode seret gol yang lama sehingga cuma mencetak delapan gol saja selama berkostum 'Merah-Hitam'.
El Pipita kemudian memilih bergabung Chelsea untuk bereuni dengan Maurizio Sarri, mantan pelatihnya di Napoli. Higuain berharap bisa menghidupkan kariernya lagi dengan Sarri, pelatih yang berjasa saat dia mencapai musim tersuburnya usai mengemas 38 gol di 2015/16.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Higuain hengkang, toh Milan baik-baik saja. Il Diavolo Rosso sukses memenangi laga pertamanya tanpa si penyerang dengan mengalahkan Genoa 2-0 untuk naik ke posisi empat klasemen sementara Liga Italia.
"AC Milan bisa mencapai Liga Champions tanpa dia kok. Meskipun dengan pemain Argentina itu, akan lebih mudah," sembur Shevchenko kepada Il Giornale yang dikutip Calciomercato.
"Saya tidak tahu apa yang menyebabkan dia mengalami krisis. Tapi kan kita semua memiliki momen naik-turun di dalam karier. Saya tidak tahu mengapa dia dan (Leonardo) Bonucci pergi. Yang saya tahu, seragam ini semestinya dianggap sebagai sebuah kehormatan."
Baca juga: Awalnya Milan Tak Berencana Rekrut Piatek |
Untuk menggantikan Higuain, Milan mendaratkan Krzysztof Piatek usai ditebus dari Genoa dengan nilai transfer yang mencapai 35 juta euro. Piatek sedang panas usai membukukan 19 gol dalam 21 penampilannya di kompetisi domestik.
"Piatek atau Higuain? Tidak ada bedanya, keduanya finisher yang hebat. Higuain lebih membantu tim tapi keduanya mampu mencetak banyak gol. Yang satu memiliki kelebihan di segi fisik, yang satunya lebih cepat," sambung peraih Scudetto bersama Milan pada 2003/04 itu.
"Higuain telah menulis banyak halaman dalam sejarah sepakbola, sedangkan Piatek adalah pesepakbola yang menjanjikan yang telah memperlihatkan apa yang bisa dia lakukan," tutur Shevchenko. (rin/nds)