Sedari Awal Tahun Lalu, Zidane Sudah Feeling Madrid Bakal Terpuruk

Sedari Awal Tahun Lalu, Zidane Sudah Feeling Madrid Bakal Terpuruk

Mohammad Resha Pratama - Sepakbola
Rabu, 06 Mar 2019 12:10 WIB
Zinedine Zidane sudah feeling Real Madrid bakal terpuruk sejak tahun lalu (David Ramos/Getty Images)
Madrid - Kekalahan dari Ajax Amsterdam makin memperburuk musim Real Madrid. Kemunduran yang sebenarnya sudah diprediksi Zinedine Zidane sejak awal tahun lalu.

Madrid tersingkir dari Liga Champions setelah kalah 1-4 dari Ajax di leg kedua babak 16 besar, Rabu (6/3/2019) dini hari WIB tadi. El Real kalah agregat total 3-5 karena cuma menang 2-1 pada leg pertama.

Kekalahan itu makin memilukan karena terjadi di Santiago Bernabeu yang mana artinya dalam empat pertandingan di seluruh kompetisi, Madrid selalu pulang dengan kepala tertunduk. Selain itu, banyak catatan buruk yang didapat Madrid usai kekalahan dari Ajax ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Tapi, yang pasti kekalahan ini makin menegaskan musim 2018/2019 adalah salah satu yang terkelam dalam sejarah klub raksasa Spanyol itu. Dua kekalahan kandang terbesar di Liga Champions diderita musim ini, setelah sebelumnya dikalahkan CSKA Moskow 0-3.

Selain itu, para pemain Madrid pun seperti kehilangan akal untuk berbuat sesuatu di atas lapangan dan memperbaiki penampilan tim. Ini seperti jadi puncak atas kekacauan yang terjadi sejak kemenangan di final Liga Champions musim lalu.

Zinedine Zidane mundur dari posisinya beberapa hari setelah Madrid mengalahkan Liverpool di final. Lalu di pertengahan bulan Juni, Madrid mendapat pukulan telak lainnya ketika Cristiano Ronaldo pergi.

Kehilangan dua figur penting sekaligus itu sudah jadi pertanda musim Madrid bakal tidak baik dan kekalahan dari Ajax membuktikannya. Madrid tersingkir dari Liga Champions dan Copa del Rey dalam sepekan. Madrid boleh dibilang bakal hampa gelar karena sulit mengejar selisih 12 poin dari Barcelona di LaLiga.

Mudah sebenarnya melihat apa masalah Madrid musim ini ketika mereka tak coba mendatangkan pemain bintang di bursa transfer. Memang kebijakan Florentino Perez yang lebih mengutamakan pemain muda demi masa depan tim patut diacungi jempol, tapi tentu sulit diterima nalar ketika Madrid tak mencari pengganti Ronaldo yang setiap musim bisa bikin minimal 50 gol.




Itulah yang jadi masalah utama Madrid ketika ketiadaan mesin gol plus para pemain bintang yang mulai menua serta hilang motivasi membuat mereka terpuruk. Nama-nama seperti Marcelo, Karim Benzema, Gareth Bale. Toni Kroos, Nacho, Casemiro, Sergio Ramos, dan Luka Modric juga tampil buruk. Kedatangan Thibaut Courtois pun tak banyak membantu.

Hal itu yang dirasakan Zidane di musim terakhirnya melatih Madrid. Berstatus double winner, juara LaLiga dan Liga Champions, Zidane sebenarnya butuh pemain bintang baru demi menyegarkan tim seperti Kylian Mbappe, Neymar, Eden Hazard, atau Miralem Pjanic, tapi Perez cuma mendatangkan Theo Hernandez, Dani Ceballos, Jesus Vallejo, dan Borja Mayoral.

Alhasil, Madrid keteteran di kompetisi lokal dan akhirnya kalah dari Barca di LaLiga. Sementara di Copa del Rey, Madrid disingkirkan Leganes di perempatfinal dan masih beruntun bisa meraih gelar Liga Champions.

Kekalahan dari Leganes itulah yang jadi titik di mana Zidane merasa perlu adanya perubahan di dalam tim dan ketika hal itu tidak dilakukan sekalipun dia sudah pergi, maka hasilnya bisa terlihat dari Madrid musim ini.

"Tentu saja ada saatnya di mana ada perubahan, tapi untuk kami semua, bukan hanya pelatih. Memang belum, tapi hal itu pasti akan terjadi," ujar Zidane pada 17 Februari 2018 dan setahun kemudian, ucapannya terbukti benar.

Jadi, bagaimana Perez?


(mrp/din)

Hide Ads