Sarri baru merasakan Premier League musim ini setelah ditunjuk menjadi manajer Chelsea. Awalnya begitu menjanjikan ketika Sarri membawa Chelsea tak terkalahkan di 13 laga perdananya. Chelsea bahkan sempat dibawanya memuncaki klasemen Premier League.
Tapi selepas bulan Oktober, performa Chelsea menurun dan perlahan tertinggal dari Liverpool serta Manchester City dalam perburuan gelar juara. Tak cuma itu, Sarri juga dikritik karena kekeuh tak mau mengganti gaya mainnya dan beradaptasi dengan skuat yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, Chelsea pun naik-turun penampilannya. Tersingkir dari Piala FA dan kalah di final Piala Liga Inggris, Chelsea tinggal punya Liga Europa sebagai kesempatan meraih trofi. Wajar jika masa depannya dispekulasikan, dengan salah satunya disebut Sarri ingin kembali ke Italia. Tapi, Sarri menepis itu tersebut.
"Premier League itu indah sekali, dan saya ingin tetap di Premier League. Saya ingin tetap berada di Chelsea karena level kompetisinya sangat, sangat tinggi," ujar Sarri seperti dikutip Sky Sports.
"Atmosfer di stadion begitu fantastis. Dan kompetisi yang luar biasa. Saya ingin tetap berada di sini," sambungnya.
Sarri pun mencontohnya ketika pertama kali tiba di Napoli. Saat itu Il Partenopei begitu jauh tertinggal dari Juve (24 poin) sebelum akhirnya perlahan mampu memangkas jarak. Di musim terakhir Sarri melatih Napoli, mereka hanya berjarak empat poin dari Si Nyonya Tua di akhir musim.
"Saya yakin dalam dua musim kami bisa mendekati mereka (Liverpool dan Manchester City). Tapi untuk bisa menyamai mereka, saya tidak yakin bisa terwujud dalam dua musim."