Tutup Telinga dari Pelecehan Rasial, Tammy Abraham Fokus ke Lapangan

Tutup Telinga dari Pelecehan Rasial, Tammy Abraham Fokus ke Lapangan

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Senin, 19 Agu 2019 09:53 WIB
Tammy Abraham mengalami pelecehan rasial usai kekalahan Chelsea dari Liverpool di Piala Super Eropa. ( Foto: Catherine Ivill/Getty Images)
Jakarta - Tammy Abraham mengalami pelecehan rasial usai Chelsea kalah di Piala Super Eropa. Penyerang muda The Blues itu tak mau buang waktu untuk mengurusinya.

Abraham menjadi sasaran pelampiasan dari sejumlah suporter Chelsea, usai kekalahan dari Liverpool di Piala Super Eropa pekan lalu. Pemicunya tak lain karena pemain 21 tahun itu menjadi satu-satunya penendang yang gagal di babak adu penalti.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegagalan itu yang memastikan Chelsea kalah 4-5, setelah bertarung sengit dan berimbang 2-2 selama 120 menit dengan Liverpool. Beberapa fans lantas menyerang Abraham dengan komentar-komentar melecehkan secara rasial di media sosial.

Chelsea sudah mengutuk kejadian tersebut, sementara Abraham mendapatkan dukungan dari rekan-rekan setim dan pemain-pemain klub lain seperti duo Manchester United, Marcus Rashford dan Jesse Lingard.

"Banyak hal terjadi di sepakbola. Sialnya buat saya, saya ada di pihak yang menerima ini. Saya sudah punya pengalaman mengambil penalti di bawah tekanan dan sukses melakukannya. Sayangnya, kemarin saya gagal," ujar Abraham soal pelecehan tersebut.




"Saya mendapatkan sejumlah makian, tapi buat saya, saya adalah orang yang positif. Saya tak mendengarkan ucapan sampah, orang-orang yang mencoba menjatuhkan Anda. Saya cuma mencoba untuk tetap fokus ke diri sendiri dan terus bekerja," imbuhnya seperti dikutip Sky Sports.

Abraham diproyeksikan sebagai penyerang utama di Chelsea untuk masa depan. Ia sudah terlibat di tiga pertandingan pertama Chelsea musim ini, kendati belum mencetak gol.

Kejadian tak mengenakkan baru-baru ini dianggap Abraham sebagai pemicu agar dia bekerja lebih keras.

"Anda cuma ingin membungkam para pembenci. Anda cuma ingin melakukan tugas Anda di lapangan dan membiarkan permainan yang berbicara," tandasnya.





(raw/rin)

Hide Ads