Asosiasi Pemain: Jika Gaji Dipotong, Pemerintah Inggris Juga Rugi

Asosiasi Pemain: Jika Gaji Dipotong, Pemerintah Inggris Juga Rugi

Mohammad Resha Pratama - Sepakbola
Minggu, 05 Apr 2020 08:15 WIB
SHEFFIELD, ENGLAND - SEPTEMBER 28: The Premier League logo on display ahead of the Premier League match between Sheffield United and Liverpool FC at Bramall Lane on September 28, 2019 in Sheffield, United Kingdom. (Photo by Catherine Ivill/Getty Images)
Jika Liga Inggris dihentikan maka pemerintah juga rugi (Catherine Ivill/Getty Images)
London -

Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris (PFA) menyerang balik pemerintah Inggris. Menurut PFA, Inggris akan merugi jika pajak berkurang karena gaji dipotong.

Polemik pemotongan gaji pemain Premier League sedang mengemuka di Inggris yang tengah berjuang menghadapi pandemi corona. Pasalnya, pemasukan klub terganggu karena tidak ada pertandingan.

Mau tak mau klub harus melakukan pengetatan anggaran dengan cara termudah adalah memangkas pendapatan para pemain. Tapi, sejauh ini yang dilakukan adalah merumahkan staf klub dan bahkan memotong gaji mereka seperti yang dilakukan Tottenham Hotspur, Norwich City, Newcastle United, dan terakhir Liverpool.

Hal ini mengundang kritik keras karena klub dianggap tidak punya empati terhadap kondisi saat ini, terutama para pemain. Padahal gaji para pemain tentu tidak bisa dibandingkan dengan staf klub.

Bahkan demi mempercepat proses pemotongan tersebut, parlemen Inggris akan mengajukan aturan baru yakni menaikkan pajak klub jika tak bersedia mengurangi gaji pemain. Pemain jelas tersudut dengan anggapan miring itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Terkait tuduhan tersebut. PFA pun akhirnya angkat bicara. Menurut PFC, mereka tak pernah menolak pemotongan gaji dan bahkan bersedia. Namun, PFA hanya meminta para pemain untuk membicarakan konsep yang matang bersama klub.

"Para pemain berpikir karena sebagai karyawan honorer, gabungan pajak dari gaji mereka sangat berkontribusi besar untuk pelayanan kesehatan publik - yang mana begitu penting saat ini," ujar pernyataan PFA.

"Memotong 30 persen gaji tentu akan mengubah jumlah pajak tersebut. Ini akan memangkas juga pendanaan untuk National Health Security (NHS) dan keuangan negara."

"Proposal pemotongan 30 persen gaji untuk 12 bulan ke depan itu artinya mengurangi budget gaji lebih dari 500 juta paun dan membuat negara kehilangan pajak lebih dari 200 juta."

"Apakah efek mandeknya pemasukan negara untuk NHS? Apakah ini sudah dipertimbangkan matang-matang oleh Sekretaris Kesehatan, Matt Hancock, ketika meminta para pemain dipotong gajinya?."




(mrp/bay)

Hide Ads