Jakarta -
Wayne Rooney sempat berseteru dengan Cristiano Ronaldo saat keduanya masih berseragam Manchester United. Namun Rooney menyebut perselisihan itu justru membantu Setan Merah meraih kesuksesan.
Ribut-ribut itu terjadi di Piala Dunia 2006, saat Inggris bertemu Portugal di fase perempatfinal yang berlangsung di Gelsenkirchen, Sabtu (1/7/2006). Ceritanya, Rooney menginjak bek Portugal yang saat itu berseragam Chelsea, Ricardo Carlvalho, saat keduanya berebut bola di babak kedua.
Insiden itu menimbulkan keributan antara para pemain Inggris dan Portugal. Ronaldo menjadi salah satu pemain yang ikut 'menghasut' wasit agar Rooney diusir. Hal itu membuat Rooney berang dan mendorongnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya, penyerang kelahiran Liverpool itu pun benar-benar diusir wasit Horacio Elizondo. Inggris kemudian bermain dengan sepuluh orang dan kalah di babak adu penalti.
[Gambas:Youtube]
Setelah itu, konflik tersebut ramai diberitakan. Bahkan Ronaldo pun diisukan akan pergi dari Old Trafford karena MU disebut-sebut lebih mendukung Rooney yang asli orang Inggris.
Namun akhirnya hal itu tak terjadi. Keduanya lanjut bermain bersama selama tiga musim, sampai akhirnya Ronaldo hijrah ke Real Madrid pada 2009.
Mengenang kisah itu, Rooney pun bercerita bahwa dirinya dan Ronaldo sebenarnya langsung berdamai tak lama usai pertandingan berakhir.
(lanjut halaman berikutnya)
"Apakah saya akan melakukan yang ia (Ronaldo) lakukan seandainya saya di posisinya? Jika memang layak kartu merah, jika bisa membuat Inggris menang, maka ya, saya akan melakukannya, tak usah ditanya lagi," tulis Rooney, Minggu (5/4), dalam kolomnya di The Sunday Times, dikutip oleh Mirror.
"Saya menemuinya di lorong seusai laga. Saya merasa harus berbicaara padanya sesegera mungkin dan berdua saja. Ia terlihat ingin meminta maaf, tapi saat itu saya sudah bersikap sebagai pemain MU, bukan lagi pemain Timnas Inggris."
"Saya bilang padanya, 'saya tak punya masalah denganmu. Selamat menikmati kelolosan kalian dan semoga sukses. Sampai ketemu beberapa minggu lagi, mari kita menangi Liga Inggris musim depan'," kata Rooney menambahkan.
Kekhawatiran akan goyahnya keharmonisan MU justru tak terbukti. Sejak itu, keduanya justru berhasil membawa MU meraih delapan trofi selama periode 2006-2009.
"Di laga pertama musim yang baru (2006/07), kami menghajar Fulham 5-1. Saya mencetak dua gol dan membuat satu assist untuknya. Segalanya langsung tenang setelah itu," kata Rooney.
"Di ruang ganti, kami amat dekat. Kami berdua sering menjahili Sir Alex (Ferguson) atau para pemain. Insiden itu justru membuat kami semakin dekat di lapangan."
"Tiga tahun berikutnya menjadi masa-masa terbaik duet kami dan berhasil membawa 3 gelar Liga Inggris dan 1 Liga Champions. Kartu merah saya di Gelsenkirchen adalah titik balik," tandas Rooney.