Pandemi virus corona diprediksi akan berpengaruh terhadap bursa transfer. Harga pemain diperkirakan bakal jatuh. Takkan ada lagi transfer dengan nilai selangit.
Bursa transfer dalam beberapa tahun terakhir diwarnai transaksi dengan harga yang mencapai ratusan juta euro. Rekor pemain termahal sejauh ini masih dipegang Neymar ketika dibeli Paris Saint-Germain dari Barcelona seharga 222 juta euro pada 2017.
Setelahnya, Barcelona mengeluarkan lebih dari 100 juta euro masing-masing untuk Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele. Musim panas lalu, Blaugrana menebus Antoine Griezmann senilai 120 juta euro dari Atletico Madrid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain lain yang juga dijual dengan harga lebih dari 100 juta euro adalah Joao Felix (dari Benfica ke Atletico), Cristiano Ronaldo (dari Real Madrid ke Juventus), hingga Eden Hazard (dari Chelsea ke Real Madrid).
Namun, transfer-transfer semacam itu diprediksi tidak akan terjadi lagi gara-gara pandemi virus corona. Pandemi ini membuat klub-klub mengalami masalah keuangan.
"Gelembung yang dihasilkan oleh transfer Neymar ke PSG akan pecah," ujar ahli ekonomi asal Italia, Marco Bellinazzo, seperti dilansir Sport.
"Inflasi dalam transfer setelah perekrutan Neymar oleh PSG akan jadi kenangan lama. Akan sulit melihat transaksi seperti itu lagi."
"Orang-orang tidak akan mengeluarkan 100 juta euro untuk Dembele lagi. CIES (Pusat Studi Olahraga Internasional) belum lama ini memperkirakan harga pemain turun 30%. Kalau semua klub harus meninjau kembali keuangannya, akan sulit untuk belanja," lanjutnya.
"Krisis ini akan jadi masalah lain untuk klub seperti Juventus, yang menginvestasikan banyak uang dalam beberapa tahun terakhir dan biasanya menyeimbangkan keuangan dengan penjualan," katanya menambahkan.
Hal serupa juga sempat diperkirakan oleh CEO Inter Milan, Beppe Marotta. Menurutnya, pandemi virus corona akan membuat harga pemain jatuh dan lebih banyak transaksi pertukaran pemain.
(nds/krs)