Tottenham Hotspur tak jadi memotong gaji para karyawannya di tengah krisis ekonomi karena pandemi virus Corona. Dengan demikian, seluruh staf akan menerima gaji seratus persen.
Awalnya, pada 31 Maret lalu, pihak klub mengumumkan bahwa sebanyak 550 karyawan non-pemain akan dikenakan skema cuti pemerintah Inggris, di mana mereka hanya akan menerima 80 persen gaji selama April dan Mei.
Namun dua minggu berselang, tepatnya Senin (13/4/2020), The Lilywhites menganulir keputusan tersebut. Pemotongan itu tetap berlaku, namun hanya menjangkau jajaran direksi klub saja, termasuk sang chairman, Daniel Levy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah memutuskan bahwa seluruh staf non-pemain, baik yang karyawan tetap, tidak tetap, ataupun dalam status cuti, tetap menerima gaji 100 persen pada April dan Mei. Hanya direksi klub yang akan mengalami pemotongan gaji," tulis pernyataan resmi Tottenham.
Baca juga: Mau Harry Kane? Siapkan Rp 3,9 Triliun |
"Selama belum ada kepastian kapan kompetisi akan bergulir lagi, dan dalam kondisi apa, kami akan terus meninjau situasi ini. Kami berterima kasih kepada para staf kami atas dukungan dan pengeritan luar biasa," sambung pernyataan itu.
Pembatalan ini menjawab kritikan tajam yang diterima Tottenham karena keputusan sebelumnya. Saat itu, mereka hanya memotong gaji para staf, namun tidak dengan pemain, yang justru menerima gaji jauh lebih besar.
Akibatnya, tim asal London utara dicibir sejumlah kalangan, mulai dari suporter hingga eks pelatih mereka sendiri, Harry Redknapp.
(adp/adp)