Polemik nepotisme di PT Liga Indonesia Baru (LIB) jadi berita buruk buat klub. Bhayangkara FC misalnya yang masih menantikan pencairan subsidi dari operator kompetisi.
Efek pandemi virus Corona sudah memberikan dampak besar buat sepakbola Indonesia. Salah satunya dana subsidi yang tak kunjung cair untuk disalurkan ke klub-klub peserta.
Di saat seperti ini LIB malah memunculkan masalah baru. Terjadi konflik internal antara petinggi dan direksi terkait klaim penunjukan Pradana Pradana Aditya Wicaksana menjadi General Manager (GM) PT LIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal klub butuh kepastian kelanjutan kompetisi. Termasuk pencairan dana subsidi yang sejatinya memang selalu bermasalah setiap musimnya.
"Sebenarnya kami sudah mengajukan surat ke PT LIB untuk pencairan subsidi tahap kedua," kata COO Bhayangkara, Sumardji, kepada wartawan, Rabu (29/4/2020).
"Supaya kami klub-klub yang sedang kesulitan ini diberikan suntikan. Semoga diberikan uang yang kami harapkan dari pencairan subsidi," ujarnya menambahkan.
Bukan cuma Bhayangkara yang menantikan pencairan subsidi. Kabarnya PT LIB baru menyelesaikan subsidi termin pertama dari total 10 termin sepanjang Liga 1 2020.
Klub harus merogoh koceknya dalam-dalam untuk tetap menggaji pemain serta ofisial. Dana subsidi dari PT LIB pun menjadi harapan klub.
"Karena memang kondisinya benar-benar memprihatinkan tidak ada aktivitas, tidak ada pemasukan," tutur pria yang kini menjabat Kapolresta Sidoarjo itu.
"Di satu sisi kami punya kewajiban untuk membayar gaji para pemain. Mudah-mudahan nanti ada angin segar dari PT LIB berkaitan dengan subsidi ini," ucapnya berharap.
(cas/ran)