Imbas Corona, Rekor Transfer Neymar Diyakini Akan Sulit Dipecahkan

Imbas Corona, Rekor Transfer Neymar Diyakini Akan Sulit Dipecahkan

Adhi Prasetya - Sepakbola
Minggu, 10 Mei 2020 19:45 WIB
Paris Saint-Germains Brazilian forward Neymar takes part in a training session in Saint-Germain-en-Laye, west of Paris, on March 3, 2020, on the eve of the French Cup football match between Paris Saint-Germain (PSG) and Lyon. (Photo by FRANCK FIFE / AFP)
Neymar menjadi pemain termahal dunia saat dibeli PSG dari Barcelona. Foto: AFP/FRANCK FIFE
Jakarta -

Pandemi virus Corona diprediksi akan membuat harga transfer pemain jeblok. Rekor transfer termahal dunia milik Neymar diyakini harus menunggu lama untuk bisa dipecahkan.

Diketahui, Neymar hijrah dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada 2017 lalu dengan banderol 222 juta Euro, setara dengan 198 juta Paun. Harga tersebut memecahkan rekor milik Paul Pogba setahun sebelumnya, yang dibeli Manchester United 'hanya' 105 juta Euro dari Juventus.

Sebelum COVID-19 menyetop nyaris seluruh agenda sepakbola dunia, rekor Neymar dipercaya masih bisa dipecahkan dalam waktu dekat. Nama-nama seperti Harry Kane dan Kylian Mbappe disebut-sebut menjadi kandidat pemain yang bisa dibanderol di kisaran 250-300 juta Euro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun situasinya kini berbeda. Jurnalis olahraga ternama Inggris, Jonathan Wilson, lewat kolomnya di The Guardian, menilai dalam waktu dekat hal itu mustahil terjadi. Pendapatan klub yang turun, ditambah aturan Financial Fair Play yang ketat akan membatasi pergerakan klub di bursa transfer.

Bahkan, Wilson meyakini bisa saja rekor Neymar akan menyaingi rekor transfer milik BernabΓ© Ferreyra yang bertahan hingga 17 tahun. Ferreyra merupakan pemain termahal dunia pada tahun 1932 saat dibeli River Plate dari Tigre seharga 23 ribu Paun.

ADVERTISEMENT

Rekor pemain asal Argentina itu baru pecah di tahun 1949, saat Derby County membeli Johnny Morris dari Manchester United dengan biaya 24 ribu Paun.

"Sejumlah klub sudah merumahkan staf mereka. Mereka menunda atau memotong gaji para pemain. Jika sampai ada resesi ekonomi yang parah, bagaimana mungkin ada klub yang mau mengeluarkan 200 juta Paun untuk seorang pemain di saat ada banyak pengangguran dan kemiskinan?" tulis Wilson.

"Rekor transfer Neymar akan bertahan lama hingga bertahun-tahun, seperti halnya rekor transfer Ferreyra, dan akan menjadi penanda era di mana kaum elite sepakbola percaya dengan kakuatan abadi mereka untuk menghasilkan uang, era kepercayaan diri yang menjurus keangkuhan, sebelum pandemi virus Corona menyerang," tutupnya.




(adp/mrp)

Hide Ads