Pengamat: Indra Sjafri dan Yeyen Tumena Harusnya Hormati Shin Tae-yong

Pengamat: Indra Sjafri dan Yeyen Tumena Harusnya Hormati Shin Tae-yong

Muhammad Robbani - Sepakbola
Kamis, 25 Jun 2020 15:40 WIB
Timnas Indonesia U-19 menggelar pemusatan latihan perdana di bawah arahan Shin Tae-yong. 51 pemain hadir dalam seleksi perdana ini.
Shin Tae-yong semestinya lebih diberi respek oleh Indra Sjafri dan Yeyen Tumena, (Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Shin Tae-yong dapat kritik dari Indra Sjafri dan kemudian Yeyen Tumena. Komentar Indra Sjafri dan Yeyen Tumena soal Shin Tae-yong dianggap tak pada tempatnya.

Yeyen Tumena baru saja mengungkapkan pandangannya soal polemik PSSI dan Shin Tae-yong. Ia mengaku sudah memperhatikan gelagat tak baik pelatih asal Korea Selatan sejak ditunjuk menjadi untuk menangani Timnas Indonesia pada Desember tahun lalu.

Disebutnya Shin Tae-yong banyak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tak perlu soal Indonesia. Shin pun diminta untuk bekerja saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat olahraga nasional, Budiarto Shambazy, tak setuju dengan langkah yang diambil oleh Indra Sjafri dan Yeyen Tumena. Sebagai sesama pelatih, Indra Sjafri dan Yeyen disebutnya harus saling menghormati.

"Indra Sjafri ngapain sih bicara seperti itu? Sebagai pelatih seharusnya dia juga memahami Shin Tae-yong dalam kondisi sulit, jadi tak usah memanas-manaskan situasi," kata Budiarto Shambazy kepada detikSport.

ADVERTISEMENT

"Terus terakhir Yeyen Tumena ya? Itu juga tak usah-lah. Kalian pelatih, sudah lah bicara dalam konteks pelatih saja. Bicara masalah teknis saja, apalagi Indra Sjafri kan Dirtek (PSSI). Jadi hargailah Shin Tae-yong, dia juga kan mencoba yang terbaik," ujarnya menambahkan.

Awal polemik ini bermula dari keinginan Shin Tae-yong menggelar latihan Timnas Indonesia U-19 di Korea. PSSI menolak dan tetap ingin latihan digelar di Indonesia saja.

Kemudian eks pelatih Seongnam Ilhwa Chunma itu buka-bukaan di media Korea dengan menyebut bahwa komitmen PSSI tak sama seperti perjanjian awal. Bukannya memaksakan ingin ke Korea, Shin Tae-yong khawatir dengan perkembangan penyebaran virus Corona di Indonesia akhir-akhir ini.

PSSI kemudian menanggapinya dengan membentuk Satuan Tugas Timnas Indonesia. Budiarto menilai Satgas ini hanya akal-akalan PSSI saja untuk menuntaskan masalah PSSI dengan pelatih berusia 49 tahun.

"Mungkin Satgas dibentuk hanya untuk problem dengan Shin Tae-yong saja, bisa jadi. Ini baru pertama kali dalam sejarah sepakbola, aneh itu. Kalau BTN (Badan Tim Nasional) lain, sudah baku itu," kata jurnalis Kompas itu.

"Kalau satgas itu tak pernah ada. Intinya Ketum PSSI (Mochamad Iriawan) ini salah tingkah menghadapi problem dengan Shin Tae-yong," tuturnya.

"Kondisi kita memang sedang luar biasa karena pandemi. Tapi pakai langkah-langkah logis, tak perlu satgas. Berunding saja, Ya saya sepakat sama Menpora bahwa harus duduk berunding lagi," ucapnya.

Terkait wacana pemecatan Shin Tae-yong, Budiarto menilai itu adalah hak PSSI. Namun ia mengingatkan PSSI agar siap dengan segala resikonya.

"PSSI berhak memecat tapi dengan segala resikonya. Toh kita pernah menghadapi situasi serupa yang sama dulu, misalnya dengan Luis Milla atau Alfred Riedl," ujarnya.

"Tapi tanggung risikonya, bisa berakhir di CAS (Court of Arbitration for Sport) ya atau FIFA. Itu yang harus dipikirkan kalau dia menuntut. Harus hadapi semua resiko," tuturnya.


Hide Ads