Leicester City mendapat kabar buruk dalam upayanya memburu tiket ke Liga Champions. Si Rubah terancam terusir dari kandang karena meningkatnya kasus COVID-19.
Selepas kompetisi ditangguhkan karena pandemi virus Corona, Leicester sebenarnya sudah dua kali bermain di King Power Stadium yakni saat diimbangi Brighton 0-0 dan kalah 0-1 dari Chelsea di perempatfinal Piala FA.
Tapi, bisa saja dua laga itu adalah laga-laga terakhir Leicester di kandang sendiri. Sebab, muncul kabar buruk yakni meningkatnya kasus virus corona di kota tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
Dari total 2.987 kasus di kota tersebut, 866 di antaranya terjadi dalam kurun waktu tersebut. Alhasil, pemerintah kota setempat berencana untuk melakukan lockdown demi menekan angka penyebaran kasus itu.
Baca juga: Jamie Vardy Lagi Kenapa Sih? |
Sebagai informasi, Leicester punya populasi penduduk sekitar 340 ribu orang dan itu yang ingin dijaga betul oleh pemerintah lokal. Padahal Perdana Menteri Inggris Boris Johnson baru akan melonggarkan lockdown pada 4 Juli.
Leicester City jelas jadi yang paling dirugikan jika memang lockdown kota benar-benar dilakukan. Mereka tidak bisa bermain di kandang sendiri sampai akhir musim dan harus pindah venue.
"Jujur, saya sama sekali tidak memikirkan soal hal itu (pindah venue)," ujar manajer Leicester, Brendan Rodgers, seperti dikutip Sportskeeda.
"Ini semua masih kemungkinan saat ini, jadi tidak perlu dijawab juga toh. Kami hanya perlu fokus dengan pekerjaan kami," sambungnya.
"Tidak ada yang berubah sama sekali terkait cara kerja kami di situasi saat ini."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu bilang bahwa kami selalu bereaksi dengan benar. Kami harus gesit di situasi seperti ini."
"Untuk saat ini kami berada di tempat paling aman untuk bekerja, begitu juga di stadion. lingkungannya aman untuk menggelar pertandingan. Kami hanya harus terus bekerja sampai ada pemberitahuan selanjutnya," tutup manajer Leicester City itu.
(mrp/aff)