Inter Milan patut mewaspadai Shakhtar Donetsk yang beraroma Brasil. Mereka punya 11 pemain asal Brasil dan 2 pemain berpaspor Ukraina kelahiran Negeri Samba.
Inter akan menantang Shakhtar di MSV Arena, Duisburg , Jerman pada semifinal Liga Europa, Selasa (18/8/2020) dini hari WIB. Nerazzurri melaju keempat besar dengan mengandaskan perlawanan Bayer Leverkusin 2-1 di babak perempatfinal.
Dua gol kemenangan Inter di buat oleh Nocolo Barella dan Romelu Lukaku. Sementara, Leverkusen hanya mampu membalas lewat Kai Havert.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menilik dari performa saat menghadapi Leverkusen, Legenda Inter, Esteban Cambiasso, yakin Si Ular biasa melaju ke final.
Namun, pria asal Argentina ini tetap mewanti-wanti Inter untuk tak lengah. Pasalnya, Shakhtar bisa menebar ancaman terutama dari pemain Brasil yang mereka miliki.
"Dengan mengulangi performa itu (lawan Leverkusen) Inter bisa melaju ke final tapi tetap harus waspada terhadap Shakthar. Mereka adalah tim yang memiliki tujuh orang Ukraina secara fisik dan empat orang Brazil yang punya daya imajinasi tinggi. Mereka bisa berbahaya," ujar Cambiasso dikutip dari Sky Italia.
Saat menang 4-1 atas Basel di perempat final, Shakhtar memang menurunkan tujuh pemain Ukraina dan empat pemain Brasil. Namun Marlos dan Junior Moraes yang berpaspor Ukraina sebenarnya kelahiran Brasil.
Itu artinya, Shakhtar menurunkan enam pemain kelahiran Brasil sebagai starter di laga itu. Selain Marlos dan Junior Moraes, ada nama Dodo, Taison, Marcos Antonio, dan Alan Patrick. Ditambah tiga pemain Brasil yang masuk di babak kedua yaitu Tete, Maycon, dan Fernando.
Juara Ukraina tersebut bahkan memiliki 11 pemain berpaspor Brasil di skuad mereka saat ini. Itu pun Junior Moraes dan Marlos tak masuk hitungan.
Dalam beberapa musim terakhir, Shakhtar memang kental dengan aroma Samba. Pemain macam Willian, Douglas Costa, Fred, dan Fernandinho juga pernah berseragam tim berjuluk Hirnky ini.
Meski mampu membawa Shakhtar berprestasi, kebijakan mereka banyak mendatang pemain Brasil ini tak luput dari kritikan. Salah satu yang pernah mengecam kebijakan ini adalah mantan pelatih Dinamo Kiev, Alyaksandr Khatskevich.
"Shakhtar lebih mirip tim Brasil daripada Ukraina," ungkap Khatskevich tahun lalu dikutip dari Give Me Sport.
(pur/ran)