Hansi Flick awalnya hanyalah pilihan "dadakan" Bayern Munich usai memecat Niko Kovac. Sempat diragukan, ia mampu menyulap Die Roten menjadi begitu menakutkan.
Bayern secara luar biasa mampu mengalahkan Barcelona 8-2 di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal pada babak perempatfinal Liga Champions, Sabtu (15/8/2020) dini hari WIB. Delapan gol Die Bavaria diciptakan oleh enam pemain berbeda.
Gol tersebut lahir dari ua gol Phillippe Coutinho serta gol dari Thomas Mueller, Ivan Perisic, Serge Gnabry, Joshua Kimmich dan Robert Lewandowski. Sementara, Blaugrana hanya mampu membalas dua gol melalui bunuh diri David Alaba dan Luis Suarez.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemenangan besar ini tak lepas dari taktik jitu Flick. Ia menerapkan high pressing yang membuat Barcelona tak berkutik.
Bayern melepas 26 tembakan sepanjang laga dibanding Bayern yang hanya membuat tujuh percobaan. Mereka memang tampil mengerikan sejak ditangani Flick dengan meraih 31 kemenangan, satu hasil imbang dan dua kali kalah dari 34 laga.
Bayern mengemas 112 gol dan hanya kebobolan 26 gol. Flick mampu membawa Bayern meraih gelar Bundesliga dan DFB Pokal lalu kini mengincar trebel dengan memburu gelar Liga Champions.
Namun, sebelumnya tak ada yang mengira Flick mampu membawa Bayern terbang setinggi ini. Flick bak berkah tak terduga karena sebelumnya pelatih 55 tahun ini hanya pengganti "dadakan" dari Niko Kovac yang dipecat.
Kovac dilengserkan Bayern usai kalah 1-5 dari Eintracht Franfurt November lalu. Flick yang merupakan asisten Kovac naik kelas jadi pelatih interim.
Saat itu, sempat muncul nama Mauricio Pochettino, Massimiliano Allegri, hingga Jose Mourinho sebagai calon manajer Bayern. Namun, Bayern memilih untuk menjadikan Flick sebagai pelatih tetap.
Keraguan sempat mengiringi penunjukkan Flick ini karena ia tak punya pengalaman melatih klub di kasta teratas. Namun, keraguan tersebut sudah dibayar tuntas Pria kelahiran Heidelberg.
Flick yang Penuh Cinta