Pembentukan European Super League mendapat penolakan dari berbagai pihak. Mulai dari fans, klub, hingga UEFA dan FIFA.
European Super League digagas 12 tim elit Eropa dan diumumkan pada Senin (19/4/2021). Real Madrid, Manchester City, Manchester United, Barcelona, Juventus, Atletico Madrid, Inter Milan, Liverpool, Chelsea, AC Milan, Arsenal, dan Tottenham Hotspur menjadi para penggagasnya.
Kompetisi ini rencananya diikuti 20 tim dengan format liga yang terbagi dua grup, serta digelar tanpa sistem promosi-degradasi. Penyelenggaraan European Super League mendapat sokongan dana dari JPMorgan senilai Rp 60 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembentukan European Super League menimbulkan pro dan kontra. Banyak pihak menilai kompetisi ini terlalu eksklusif, serta menimbulkan ketimpangan yang semakin besar antara klub-klub kaya dengan tim-tim kecil.
Liga Jerman dan Liga Prancis menyatakan sikap untuk tidak bersedia mengikuti European Super League. Sementara itu, para penggemar tim-tim Big Six Premier League mengecam klub mereka yang ikut ambil bagian dalam European Super League.
Penolakan juga datang dari UEFA dan FIFA. Dua otoritas sepakbola tersebut dengan tegas bakal memberi sanksi kepada klub-klub dan para pemain yang berlaga di ajang European Super League.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menilai pembentukan European Super League sebagai sesuatu yang memalukan dan serakah. Dia mengimbau seluruh pihak sepakbola dan pemerintah bersatu melawan proyek tersebut.
"Ini bukan hanya komunitas sepakbola, semua masyarakat dan pemerintah bersatu. Saya menegaskan saat ini, UEFA dan dunia sepakbola bersatu melawan proposal memalukan dan egois yang kita lihat datang dari segelintir klub Eropa yang dilandasi keserakahan," kata Ceferin di laman resmi UEFA.
"Tidak hanya dunia sepakbola yang bersatu, begitu pula masyarakat. Pemerintah-pemerintah juga satu suara. Kami semua bersatu menolak proyek yang tak masuk akal ini," dia menambahkan.
"Kami bersama Federasi Sepakbola Inggris (FA), serta Premier League, Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) dan LaLiga, Federasi Sepakbola Italia (FIGC) dan Liga Serie A, FIFA dan 55 asosiasi negara dengan suara bulat menentang rencana sinis ini yang jelas-jelas bertentangan dengan sepakbola itu sendiri,".
"Saya berterima kasih khususnya kepada Perdana Menteri Inggris [Boris] Johnson, Presiden Prancis [Emmanuel] Macron, Wakil Presiden Komisi Eropa Margaritis Schinas, David Sassoli Presiden Parlemen Eropa, serta seluruh pemimpin di Eropa yang menghormati fans kami, budaya kami dan nilai-nilai yang tak hanya nilai sepakbola tapi juga nilai-nilai Eropa,".
"Gagasan tersebut adalah ludah ke wajah semua pecinta sepakbola dan masyarakat secara keseluruhan. Kami tidak akan pernah mengizinkan mereka mengambilnya dari kita," demikian kata Aleksander Ceferin menentang European Super League.
Kini kelanjutan nasib European Super League menjadi tanda tanya. Seluruh tim Inggris sudah memastikan menarik diri pada Rabu (21/4) pagi WIB. Beberapa klub dari Spanyol dan Italia dikabarkan akan mengambil langkah serupa.