Please UEFA, Manchester City Sudah Capek Banget

Please UEFA, Manchester City Sudah Capek Banget

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Sabtu, 24 Apr 2021 06:00 WIB
Manchester Citys Fernandinho, centre, reacts with teammates after Leeds United scored their second goal during the English Premier League soccer match between Manchester City and Leeds United at Etihad Stadium, Manchester, England, Saturday April 10, 2021. (AP Photo/Rui Vieira,Pool)
Manchester City kewalahan menghadapi jadwal padat musim ini. (Foto: AP/Rui Vieira)
Jakarta -

Bahkan dengan Liga Champions format saat ini, Manchester City kewalahan. Penerapan format baru dengan laga yang lebih banyak pun dianggap tak bijak.

Musim ini seperti diketahui dimulai agak belakangan menyusul molornya musim lalu akibat pandemi COVID-19. Start yang tertunda ini, buat Manchester City dan tim-tim top Inggris lain yang tampil di kancah Eropa, sudah jadi sebuah masalah.

Mereka tak bisa menggelar pramusim yang ideal. Sementara di saat yang sama, mereka ditunggu jadwal yang begitu padat musim ini karena tampil di empat kompetisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Man City misalnya, praktis tak punya tengah pekan yang kosong. Itu belum lagi bicara soal jeda musim dingin yang ditiadakan demi menuntaskan musim sesuai jadwal, mengingat ada Piala Eropa di bulan Juni.

Maka ketika UEFA mengumumkan perubahan format Liga Champions dengan jumlah pertandingan yang lebih banyak, Man City cukup bisa membayangkan betapa padat jadwalnya.

ADVERTISEMENT

Dengan format saat ini, tiap tim cuma harus bertanding enam kali di fase grup. Sedang dengan format baru, mereka minimal akan melakoni 10 laga di fase yang sama di mana pesertanya menjadi 36 tim. Tak ayal Manajer Man City Pep Guardiola mengecam perubahan format Liga Champions, sebagaimana ia kritis juga terhadap pembentukan European Super League.

"Musim ini, Anda tetap bermain di tengah musim. Kita tidak boleh lupa, kami memulai musim melawan Wolves, kami cuma menjalani satu laga uji coba. Kami tak punya satupun tengah pekan yang lowong," ujarnya soal betapa padatnya musim ini.

"Saya tak bisa melatih mereka, hanya menangani tim agar sebugar mungkin. Saya tak bisa melatih apapun, cuma nonton video-video agar ingat apa yang harus dilakukan. Anda tak punya pramusim untuk melatih prinsip-prinsip permainan. Sebagai manajer, ada jeda internasional memang, tapi pemain kan tidak."

"Lalu masih ada Community Shield kalau kami lolos. Para pemain ingin bermain, tapi terkadang mengalami cedera. UEFA tahu itu, tapi tidak peduli. Jujur ini (pertandingan) banyak sekali, kami tak punya jeda tengah pekan."

"Akan ada lebih banyak cedera-cedera. Anak-anak ini menuntaskan musim yang luar biasa berat, punya enam hari jeda, lalu bergabung dengan tim nasional. Setiap kali kita membicarakannya ke UEFA, mereka bilang akan mencatatnya. Tapi setelah itu ada lebih banyak pertandingan. Lalu ada kompetisi (format) baru," imbuh Guardiola.

Padatnya musim ini bikin Man City mau tak mau menetapkan prioritas. Bahkan ketika menatap kans juara di Piala Liga Inggris, Raheem Sterling dkk tak bisa fokus sepenuhnya karena harus bersiap untuk semifinal Liga Champions kontra Paris Saint-Germain.

"Sekarang kami menjalani periode penting, ada serangkaian kontradiksi. Ada final (Piala Liga Inggris lawan Tottenham), tapi satu mata memandang ke Liga Champions dan Crystal Palace," kata Pep Guardiola.

"Carabao Cup itu menyenangkan, kami bermain untuk meraih titel. Tapi laga lawan PSG menanti, satu mata kami menatap ke sana. Kita melihat apa yang terjadi pada hari Minggu."




(raw/bay)

Hide Ads