Manchester City mesti mengubur mimpi juara Liga Champions musim ini usai dikalahkan Chelsea. Mantan manajer Arsenal Arsene Wenger mengungkap analisisnya.
Manchester City kalah 0-1 dari Chelsea dalam partai final Liga Champions di Estadio Do Dragao, Porto, Minggu (30/5/2021) dini hari WIB. Satu-satunya gol dalam laga ini dicetak oleh Kai Havertz pada menit ke-42.
Secara permainan, Man City lebih dominan dalam penguasaan bola. Namun Chelsea bermain rapat dan gigih untuk menetralkan ancaman-ancaman lawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Utak-atik Jadi Burik, Guardiola |
UEFA mencatat Manchester City melepaskan tujuh percobaan dengan hanya satu yang mengarah ke gawang. Sementara Chelsea yang bermain menunggu punya delapan upaya, dengan dua di antaranya on target.
Mantan manajer Arsenal Arsene Wenger menilai dalam kadar tertentu, catatan pertemuan kedua tim berpengaruh secara mental. Manchester City seperti diketahui selalu kalah dalam dua pertemuan sebelumnya kontra Chelsea polesan Thomas Tuchel.
Ia percaya aspek mental itu memperkuat pertarungan di lapangan. Chelsea yang bermain solid dan disiplin membuat Man City kesulitan menemukan celah untuk menyerang.
"Final itu sebuah laga satu kali, dan di sanalah Anda harus muncul dan bermain di level terbaik. Hari ini saya harus bilang itu tidak terjadi di Manchester City. Tapi Anda bilang mereka kalah dua pertemuan lawan Chelsea," ungkap Arsene Wenger kepada beIN Sports dikutip Metro.
"Itu memperkuat keyakinan Chelsea, dan tentunya membuat Man City sedikit merasa tak yakin. Kita tidak pernah tahu persis apa jejak yang ditinggalkan kekalahan dalam pikiran kita. Tapi terlihat malam ini bahwa Chelsea yakin mereka bisa mengalahkan Man City."
"Saya juga harus mengatakan bahwa Tuchel bekerja dengan baik, dia memainkan (Mason) Mount dan (Kai) Havertz lebih sentral saat bertahan. Jadi Man City tidak pernah menemukan jalan lewat tengah dan mereka harus bermain melebar dan Chelsea cukup tangguh malam ini."
"Jadi Man City punya masalah taktik yang besar malam ini, yang tak pernah bisa mereka selesaikan. Mereka tak seimbang, tidak menemukan cara untuk memainkan sepakbola yang tajam, dan Chelsea meredam mereka dengan sangat baik," imbuh pria yang kini menjabat sebagai Kepala Pengembangan Sepakbola Global FIFA itu.
(raw/aff)