UEFA berencana menghapus aturan Financial Fair Play (FFP). Gantinya, mereka akan mengajukan aturan baru, yakni pembatasan gaji (salary cap).
Dilaporkan harian The Times, kebijakan salary cap ini bertujuan agar pengeluaran klub-klub Eropa untuk sektor gaji pemain lebih rendah dari pendapatan mereka. Dengan begitu, keuangan klub lebih terjamin.
Aturan salary cap ini juga lebih cocok digunakan ketimbang FFP, yang mewajibkan klub harus balik modal, atau setidaknya hanya mengalami kerugian sebesar 30 juta Euro selama periode tiga tahun.
Baca juga: Sah! UEFA Hapus Aturan Gol Tandang |
Di tengah pandemi, FFP sulit diterapkan UEFA, bahkan saat ini tengah dilonggarkan. Kerugian yang disebabkan pandemi saat ini dihilangkan dari kalkulasi.
Itu sebabnya Paris Saint-Germain bisa menggaji mahal deretan bintang Lionel Messi, Sergio Ramos, Achraf Hakimi, Georginio Wijnaldum, dan Gianluigi Donnarumma. Itu juga yang membuat Manchester City masih optimis mengejar Harry Kane meski sudah membeli Jack Grealish seharga 100 juta Pound.
Belum ada kepastian resmi, namun aturan salary cap ini diperkirakan hanya membolehkan 70 persen pendapatan tahunan klub untuk masuk dalam alokasi gaji. Lalu bagaimana jika melebihi batas?
Kabarnya sih boleh-boleh saja, namun klub-klub pelanggar itu harus siap dikenakan pajak barang mewah. Artinya, akan ada denda untuk setiap pengeluaran gaji yang melebihi batas di satu musim.
Setiap 1 Euro yang melebih batas, maka klub tersebut juga harus membayar 1 Euro. Jika di musim berikutnya hal itu kembali terulang, pajaknya akan meningkat 1,5-2 kali lebih banyak.
Intinya, akan ada level peningkatan pajak untuk pengeluaran yang berlebihan. Uang pajak itu nantinya akan didistribusikan kepada klub-klub kompetitor, diharapkan dapat meningkatkan level persaingan.
Selain itu, akan ada hukuman sanksi olahraga juga bagi pelanggar yang bebal, termasuk didiskualifikasi dari turnamen antar klub Eropa, karena denda saja diyakini tak akan cukup.
UEFA akan mengajukan proposal pergantian ini pada pertemuan bulan depan di Swiss, yang akan dihadiri banyak stakeholder sepakbola, termasuk asosiasi negara peserta, klub-klub, para operator liga, hingga para agen pemain.
Andai disetujui, belum diketahui kapan aturan salary cap ini berlaku di seluruh Eropa. Liga Spanyol sudah menerapkan lebih dulu, yang berakibat Barcelona tak bisa memperpanjang kontrak Lionel Messi. Sementara di Liga Prancis, ada rencana aturan itu diterapkan mulai 2023.
(adp/krs)