Presiden Barcelona Joan Laporta belum habis harapan untuk Liga Super Eropa. Dia meyakini kompetisi itu bakal jalan tahun 2025.
European Super League (Liga Super Eropa) memicu polemik pada April tahun lalu. Kala itu 12 klub top Eropa mendeklarasikan berdirinya kompetisi baru untuk menandingi Liga Champions.
Dari 12 klub tersebut, enam di antaranya dari Inggris yakni Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur. Tiga klub lainnya dari Italia yakni Juventus, Inter Milan, dan AC Milan.
Sementara tiga klub sisanya merupakan raksasa-raksasa Spanyol: Atletico Madrid, Barcelona, dan Real Madrid. Tapi gelombang protes dan tekanan dari pemerintah-pemerintah tempat klub-klub tersebut bernaung membuat usia European Super League hanya seumur jagung.
Hanya tiga hari setelah deklarasi, proyek ambisius ini mati. Tapi sejumlah klub kabarnya masih menjaga wacana untuk menggelarnya, di antaranya Barcelona dan Real Madrid.
Ketiganya tetap ngotot menggelar turnamen itu dan mereka sudah mengajukan banding ke European Court of Justice (CJEU). Bakal ada persidangan sekitar bulan Maret-April untuk mengetahui apakah Liga Super Eropa bisa tetap jalan tanpa adanya sanksi.
Hingga saat ini UEFA tetap menganggap Liga Super Eropa sebagai bentuk perlawanan dan akan menghukum setiap klub yang terlibat di dalamnya.
Meski demikian, Barcelona yang dipimpin Laporta rupanya masih optimistis liga tersebut berjalan karena bakal membawa dampak positif untuk keuangan klub.
"Kami akan mengadakan persidangan di CJEU pada bulan Maret atau April. Itu bakal jadi persidangan yang penting dan saya rasa akan menguntungkan banyak klub. Liga Super Eropa akan jadi kompetisi terbuka. Saya tidak akan ikut kompetisi ini jika tidak terbuka. Kami klub yang membuat aturan. Saya harap UEFA akan ikut membuat aturan tersebut. Jika solusinya menguntungkan, maka saya rasa Liga Super Eropa bakal bergulir pada 2025," ujar Joan Laporta di The Athletic.
"Kami akan mengadakan dulu kompetisi Eropa yang bersaing dengan Premier League. Saya rasa tim-tim Inggris tidak akan ikut di awal. Kami sangat ingin mereka gabung, tapi menurut saya tidak akan. Meski pada akhirnya semuanya akan bersatu."