Masterplan tersebut dibutuhkan Pordasi sebagai bahan acuan untuk memberikan saran teknis renovasi dan persetujuan dari Federasi Equestrian Asia (AEF). Namun, masterplan ini berbeda dengan rencana induk Asian Games, karena hanya berfokus pada pacuan kuda saja.
Rencananya pada Februari mendatang perwakilan AEF akan datang ke Indonesia guna meninjau proses renovasi lapangan berkuda Pulo Mas. Namun, tanpa masterplan, hal itu sangat sulit dilakukan, sebab dari rencana induk itulah hal-hal yang dibutuhkan akan diperinci lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Chaidir, renovasi di Pulo Mas akan dilakukan secara besaar-besaran. Beberapa yang menjadi titik fokus adalah harus ada tiga lapangan latihan equestrian yang berstandar internasional, dengan ukuran 30 m x 60 m. Sedangkan pada arena utama yang akan akan dijadikan lokasi perlombaan nomor lompat rintangan dan tunggang serasi (dressage) harus memiliki ukuran 60 m x120 m. Kemudian bagian tribun penonton, serta arena perlombaan nomor lintas alam.
"Mungkin juga nanti kandang kudanya akan ditambah di sana, saat ini 'kan baru ada 160. Nanti akan diperbanyak sekitar 300-an. Sebenarnya tidak ada aturan yang baku. Tapi kami mengacu pada Asian Games 2014 di Incheon," kata pria yang akrab disapa Eddy ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika urusan masterplan yang lebih cepat, pembangunan sudah bisa dimulai Juni 2016, dengan harapan Juni 2017 sudah selesai.
(mcy/a2s)