Bertajuk The Silk Road 2019" 3rd World Equestrian Martial Arts Competition, kejuaraan dihelar di Alborz, Iran, 22-24 November. Seluruh peserta adalah anggota World Horseback Archery Federation (WHAF).
Perkumpulan Panahan Berkuda Indonesia (KPBI) mewakili Indonesia dengan mengirim dua pemanah berkuda terbaiknya, yakni Kharisma Zaky dan Najib Hardika. Keduanya anggota KPBI cabang Sumatera Barat.
Kejuaraan internasional yang diadakan oleh Equestrian Federation of I.R Iran ini, juga diikuti para jawara pemanah berkuda dunia, seperti Mihai Cozmei, Ali Gorcian, Christop, Valentin, Alperen Alkan juga Wojciech dan para pemanah berkuda terbaik dunia lainnya.
![]() |
Pertandingan berlangsung ketat dan kompetitif dengan hanya tiga kategori utama, Hungarian Style, Korean Style double shoot, dan Tabla Turki. Adapun pada kategori Martial Arts digelar pertandingan Tent Pegging sambil memanah. Pada kategori paling sulit ini, Tim Indonesia melalui dengan baik.
Pada kategori Hungarian Style, setelah melawan suhu dingin, Kharisma Zaky berhasil meraih runner-up internasional. Adapun peringkat pertama diraih Hongaria (Valentin Lakatos) dan peringkat ketiga dari Rusia (Sergei Odinokov).
"Kharisma menggigil dan berusaha bertahan dari dingin dengan jarak pandang tak lebih 5 meter. Tapi dia mampu melalui dengan baik", terang Sekjen KPBI, Sunaryo Adhiatmoko, dalam rilis kepada detiksport.
Sedangkan untuk kategori Korean Style double shoot, juara pertama diraih Hongaria (Valentin Lakatos) peringkat kedua diraih Polandia (Wojciech) dan ketiga dari Turki (Alperen Alkan). Dan kategori Tabla Turkhis Style, juara pertama dari Mongolia (Javkhlantugs), peringkat kedua dari Rumania (Mihai Cozmei) dan peringkat ketiga dari Turki (Alperen Alkan).
Selama pertandingan, tim Indonesia juga mendapat dukungan dari Duta Besar Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin. Tim disambut langsung Duta Besar di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Teheran. Beberapa pesan penting ia sampaikan terkait cuaca di Iran yang sudah masuk musim dingin.
"Saat ini sedang musim dingin, penting untuk menyesuaikan fisik dan mental dengan cuaca yang sangat dingin bahkan salju. Apalagi kegiatan dilakukan di lapangan terbuka dengan menunggang kuda kecepatan tinggi. Tapi saya yakin, kita bisa berikan yang terbaik untuk Indonesia," tutur Alimudin.
BRI Iran juga mengirim tim pendukung ke lokasi pertandingan selama kejuaraan berlangsung. Keberhasilan KPBI membawa Indonesia runner-up Internasional Horseback Archery di Iran ini, juga tak lepas dari dukungan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
"Dari tanah air kami bangga dan ucapkan selamat untuk KPBI telah berjuang keras selama ini, sehingga membuahkan prestasi yang membanggakan bagi negara kita", kata Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Dr. H Nadjamuddin Ramly, M.Si, melalui pesan singkat.
Sementara bagi Zaky keberhasilan ini merupakan kerja sama tim yang solid. "Kami dididik oleh KPBI selalu jadilah pembelajar. Pencapaian hari ini karena disiplin yang ditekankan oleh KPBI dan dukungan seluruh anggota untuk selalu sabar dalam menapaki proses", ungkap Kharisma sembari berharap bisa memberikan yang lebih baik pada kejuaraan internasional selanjutnya."
Sementara itu Ketua Umum KPBI, Alda Amtha, menjelaskan bahwa Indonesia baru 2019 ini bisa ikut dua kali kejuaraan internasional Horseback Archery, setelah jadi anggota World Horseback Archery Federation (WHAF), yakni organisasi panahan berkuda dunia di bawah UNESCO.
"Tahun 2019 ini KPBI membawa Indonesia pada dua kejuaraan internasional bergengsi. Pertama di Korea Selatan dan kedua di Iran. Alhamdulillah tampil baik dan juara," demikan dia.
Simak Video "Menjajal Sensasi Jadi 'Koboi' di Istana Stable Majalengka"
[Gambas:Video 20detik]
(mrp/raw)