Persiapan lifter senior Triyatno menuju kualifikasi Olimpiade Tokyo belum sepenuhnya memuaskan. Ia masih jauh dari yang diharapkan.
Triyatno turun di kelas 73 kg. Ia bersaing dengan Rahmat Erwin Abdullah dan Rizky Juniansyah, yang mana merupakan juniornya. Dari hasil tes yang dijalani, Triyatno tak mampu mengungguli lifter juniornya tersebut.
Alih-alih minimal melampui angkatan totalnya ketika di Kejuaraan Dunia 2019 seberat 326 kg, Triyatno hanya membukukan angkatan total 305 kg, dengan rincian 135 kg snatch dan 170 kg clean and jerk. Bahkan, angkatan itu masih di bawah ketika ia mencatatkan angkatan total 306 kg di grand prix International Fajr Cup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelatih Kepala Angkat Besi Nasional, Dirdja Wihardja, menjelaskan perfoma Triyatno belum memenuhi harapan lantaran ia telat mengikuti program latihan angkat besi.
Ia yang sempat pulang ke Samarinda karena urusan pekerjaan, tak bisa langsung bergabung di Mess Kwini karena terkendala pandemi Corona. Samarinda sempat di-lockdown dan membuat atlet berusia 32 tahun itu tertahan di ibu kota provinsi Kalimantan Timur tersebut.
"Triyatno sebenarnya progresnya naik sejak Agustus lalu tapi masih jauh dari harapan," kata Dirdja kepada detikSport, Jumat (2/10/2020).
"Waktu Juni itu ia sempat ke Samarinda, tapi di sana lockdown. Jadi baru mulai lagi latihan Juli. Dia sempat berlatih di tempat-tempat fitnes tapi kurang maksimal," dia menjelaskan.
Mantan lifter nasional ini berharap Triyatno bisa segera mengejar ketertinggalan dan maksimal di Kejuaraan Asia Angkat Besi Maret 2021 di Uzbekistan.
"Nanti bisa kita atur strateginya seperti apa. Mudah-mudahan sisa waktu yang ada bisa mengejar ini," tutupnya.
Diketahui, Triyatno saat ini menempati peringkat 24, selisih dua step dari Rahmat Erwin yang berada di ranking 22.
(mcy/cas)