Atlet para tenis meja, David Jacobs, telah memulai pelatnas kembali di Solo. Ia harus tetap berlatih untuk mengejar waktu persiapan Paralimpiade tahun depan.
David Jacobs merupakan salah satu atlet yang memilih berlatih mandiri setelah National Paralympic Committee (NPC) Indonesia memulangkan pemainnya imbas pandemi Corona. Empat bulan latihan di rumah ternyata tak membuat program latihan David berjalan maksimal. Terutama fisik yang mengalami penurunan.
Kini, NPC memanggil atletnya untuk pelatnas sejak awal Oktober lalu. David merasakan perasaan yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, pasti agak beda ya. Pada saat pelatnas offline tentu tak semaksimal ketika langsung. Tentu ada penurunan, makanya ini sudah pelatnas lagi, ya mulai lagi digenjot fisiknya dan pukulan-pukulan dasarnya," kata David kepada pewarta.
![]() |
Berlatih di tengah pandemi sempat membuat atlet berusia 43 tahun ini khawatir. Tapi ia juga tak punya pilihan karena wabah tak kunjung reda, sementara itu pelatnas juga harus tetap berjalan untuk persiapan menuju multievent empat tahunan.
David sendiri sudah mengantongi tiket Paralimpiade Tokyo di nomor tunggal dan beregu kelas 10 (tingkat disabilitasnya rendah).
"Makanya pelatnas tetap harus jalan. Lagipula katanya untuk swab akan dilakukan tiap bulan dan ikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Tak hanya pelatnas, petenis kelahiran Ujung Pandang ini bahkan sudah merencanakan untuk mengikuti uji coba di Slovenia pada April mendatang. Tujuannya untuk memantau kekuatan lawan baik dari Eropa maupun Asia.
"Jadi itu sebenarnya ajang kualifikasi buat teman-teman yang belum lolos. Tapi ada single eventnya, nah saya ikut itu untuk mengenal lawan," tutur peraih medali perunggu Paralimpiade 2012 ini.
"Soalnya lawan saya nanti dari Asia seperti China dan Jepang dua tiga pemain, sementara Eropa lawannya cukup banyak. Makanya saya butuh banyak main dengan petenis Eropa," sebutnya menyoal lawan yang akan dihadapi di Paralimpiade 2021.
(mcy/aff)