Komite Olimpiade Indonesia (KOI) masih menunggu regulasi dari Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade 2020 Tokyo (TOGOC) terkait pembatasan tamu luar. Agar bisa segera disosialisasikan ke induk cabor.
Pandemi COVID-19 membuat sejumlah negara membatasi kedatangan tamu asing, termasuk Jepang. Pemerintah Negeri Sakura, TOGOC, dan International Olympic Committee (IOC) bahkan sampai mengumumkan kebijakan larangan penonton luar negeri di Olimpiade. TOGOC dan IOC juga membatasi akreditasi hanya untuk mereka yang memiliki "peran penting dan operasional" di multiajang olahraga empat tahunan tersebut.
Kebijakan itu bukan tak mungkin bakal memengaruhi akreditasi VIP yang diperuntukkan bagi tamu negara. Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal KOI, Ferry Kono, belum bisa menjelaskan detail karena masih menunggu regulasi resmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kami harus mengikuti kebijakan yang dibuat karena orang-orang yang bisa masuk Jepang sangat terbatas. Sampai saat ini yang sudah pasti itu untuk dignitaries, dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden. Selebihnya kami masih menunggu kepastian kuota akreditasi untuk pejabat lainnya," kata Ferry dalam rilisnya.
Meskipun begitu, sebut Ferry, KOI masih terus meningkatkan komunikasi guna mempertanyakan kejelasan regulasi tersebut. Berdasarkan informasi terakhir yang diterima pihaknya pembahasan terkait kuota tamu negara di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo ini kemungkinan baru dibahas oleh IOC dan TOGOC pada akhir April.
"Tentu kami tetap aktif bertanya kepada IOC tentang regulasi ini, khususnya bagi para dignitaries serta NOC Family. Satu sisi kami harus menghormati kebijakan pemerintah Jepang terkait siapa saja yang bisa masuk ke sana. Kami berharap bisa mendapat kelonggaran, meski apa pun keputusannya nanti tetap harus kami patuhi," ujarnya.
Olimpiade Tokyo akan bergulir 23 Juli-8 Agustus 2021. Ini merupakan pesta Olimpiade edisi ke-32 serta menjadikan Negeri Sakura sebagai negara Asia pertama yang menyelenggarakan pesta olahraga paling gengsi empat tahunan sebanyak dua kali.
Sampai saat ini, Indonesia telah memastikan empat tiket Olimpiade dari tiga cabor. Antara lain, sprinter Lalu Muhammad Zohri, penembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiban (50m rifle 3 position putri), serta dua kuota entry- by-number untuk pemanahan putra dan putri.
Merah-Putih memiliki tiket potensial lain dari angkat besi melalui lifter Eko Yuli Irawan (61 kg putra) dan Windy Cantika (49 kg putri) yang kini menempati peringkat dua dan tujuh klasemen road to Tokyo merujuk International Weightlifting Federation (IWF). Angkat besi Indonesia potensi menambah lifter di Tokyo karena kualifikasi baru akan ditutup Mei 2021.
Sisa potensi lainnya dari bulutangkis. Tercatat ada tujuh wakil yang masuk dalam daftar aman perburuan poin Olimpiade. Mereka ialah tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu, ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, serta ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Bulutangkis Indonesia masih membuka peluang mendapatkan tambahan tiket mengingat perburuan poin "Road to Tokyo" masih berlangsung. Perhitungan poin baru akan ditutup di Singapore Open pada 1-6 Juni.
(mcy/krs)