Olimpiade Tokyo 2020 digelar di tengah situasi pandemi COVID-19. Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali meminta agar para atlet Indonesia yang akan bertanding dapat menjaga kesehatannya dengan patuh pada protokol kesehatan.
"Tentu mereka di sana harus bisa menjaga kesehatannya. Sebab, kalau sampai terkena (COVID-19) itu berarti dia tidak bisa bertanding, maka hilang kesempatan itu dan belum tentu 4 tahun ke depan di Olimpiade Paris dia bisa bertanding atau terpilih sebagai kontingen Indonesia," kata Amali dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/7/2021).
Saat mengukuhkan kontingen Indonesia sebelum keberangkatan ke Tokyo, ia juga telah berpesan kepada para atlet dan official, serta seluruh kontingen untuk tetap menjaga kesehatannya, sebab mereka akan bertanding mewakili 267 juta lebih rakyat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi itu harus mereka pikirkan, mereka tidak bertanding hanya untuk dirinya, untuk keluarga, klub atau cabor, tetapi untuk 267 lebih juta lebih rakyat Indonesia. Sehingga harapan dari rakyat ini harus mereka tunjukkan dengan prestasi," ujarnya.
Terlebih mengingat beredarnya informasi yang menyebutkan ada atlet dari negara lain yang tidak bisa bertanding dan pulang ke negara asalnya karena positif COVID-19.
"Bagaimana caranya? pertama dia menjaga kesehatan karena sekarang suasana sedang pandemi luar biasa supaya jangan sampai seperti atlet yang lain balik ke negaranya cuma karena pandemi, jadi dia positif dan dia tidak bisa bertanding. Jadi itu yang harus dijaga," lanjutnya.
Selain itu, dia juga meminta agar para atlet dapat berjuang maksimal. Serta tidak boleh merasa tertinggal dari atlet negara lain.
"Itu nggak boleh, saya sampaikan kepada mereka kalau perlu sampai habis-habisan di lapangan," tandasnya.
Amali berharap masyarakat Indonesia dapat memberikan doa serta dukungan kepada kontingen yang sedang bertanding di Olimpiade Tokyo 2020.
"Bagi yang memberi support, support dengan baik mereka dan apapun hasilnya harus bisa kita terima. Jangan sampai kalau hasilnya tidak sesuai dengan harapan kemudian kita cemooh, kita bully dan lain sebagainya," jelasnya.
Sebab, para atlet yang sedang bertanding tersebut relatif usianya masih muda sehingga rentan berpengaruh terhadap kondisi psikologis mereka.
"Saya berharap masyarakat dukung, doa dan beri mereka semangat," tuturnya.
Sementara terkait target, Amali memastikan pihaknya akan menargetkan perbaikan rangking olimpiade daripada medali emas. Hal tersebut dinilainya sejalan dengan grand design olahraga nasional yang menargetkan peningkatan rangking tiap olimpiade, mengingat olimpiade menjadi sasaran utama sementara SEA Games dan Asian Games hanya sasaran antara saja.
"Sehingga kalau ini menjadi saran utama, maka kita target kita perbaikan peringkat di olimpiade. 4 tahun yang lalu atau 2016 tepatnya di Rio De Janeiro itu kita peringkat 40. Nah ini kita harus perbaiki supaya dia naik," katanya.
Ia optimistis peringkat dapat diperbaiki mengingat atlet yang dikirim ke Tokyo yang sudah melalui kualifikasi sehingga dapat diandalkan, seperti cabang olahraga Bulu Tangkis, Angkat Besi, Panahan, Atletik dan Menembak.
"Sehingga sekarang kalau ditanya targetnya, targetnya perbaikan peringkat. Perbaikan peringkat dari Olimpiade Rio De Janeiro karena di dalam desain besar itu kita target sampai dengan 100 tahun Indonesia merdeka atau tepatnya di olimpiade 2044," pungkasnya.
(prf/ega)