Rahmat Erwin Abdullah membawa pulang medali perunggu dari cabang olahraga angkat besi Olimpiade Tokyo 2020. Usaha lifter 20 tahun itu tak mengkhianati hasil.
Rahmat Erwin meraih perunggu kelas 73 kilogram cabang olahraga angkat besi putra Olimpiade Tokyo 2020 setelah mengumpulkan total angkatan 342 kg. Itu menjadi kejutan karena dia berlomba dari Grup B.
Dalam perlombaan di Tokyo International Forum, Rabu (28/7/2021), Rahmat Erwin cuma kalah dari Shi Zhiyong (364 kg) dan Julio Ruben Mayora Pernia (346 kg).
Perjuangan Rahmat Erwin juga disaksikan oleh sang ibu, Ami Asum Budiono. Ketegangan dirasakan saat perlombaan Grup A.
"Jadi kami menunggu hasil Grup A karena anak saya juara di Grup B, tapi kami masih menunggu di grup A begitu. Tapi syukur Alhamdulillah kami nobar bersama keluarga di rumah ipar saya, kami nonton syukur Alhamdulillah kami nonton ujung-ujungnya juara perunggu juga anak saya, kami bersyukur Alhamdulillah itulah rezeki anak saya," ungkap Ami saat ditemui di rumahnya di Jalan Cendrawasih VII, Makassar, pada Rabu malam.
Ami lantas menceritakan bagaimana Rahmat Erwin mengenal angkat besi. Sejak usia 15 tahun, dia mulai serius berlatih mengangkat beban.
"Dia mau latihan dari masih kecil, dia mulai serius itu umur 15 tahun, kalau waktu kecil masih main-main saja," tutur Ami.
Kendala saat latihan juga dialami oleh Rahmat Erwin menuju Olimpiade Tokyo 2020. Ami pun merinci satu-persatu.
"Kalau curhat memang banyak kendala-kendala, karena ada cobaan dalam olahraga itu sangat banyak sakit ini sakit itu tapi kami harus sabar. Dia biasa sakit perut, sakit pinggang, makanya anaknya itu hati-hati, makanya bapaknya mendampingi dia, karena dari awal dia pernah cedera pinggang maka kami dari orang tua selalu hati-hati apa lagi dia anak satu satunya," kata Ami.
(cas/krs)