Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali meninjau pelaksanaan PON XX Papua di Mimika dan Jayapura pada Selasa (5/10). Ia menilai penyelenggaraan PON kali ini menjadi contoh penyelenggaraan event olahraga di tengah pandemi COVID-19.
"PON ini sebagai momentum kita untuk belajar, uji coba kita menyelenggarakan kegiatan di tengah masa pandemi COVID-19. Karena kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Dari empat hari perjalanan saya di PON XX Papua ini apa yang saya lihat sih baik, oke," ujar Amali dalam keterangan tertulis, Rabu (6/10/2021).
Menurutnya, beberapa kegiatan olahraga dari sejumlah cabang olahraga (cabor) sudah banyak yang memberikan gambaran penyelenggaraan kegiatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah antre beberapa cabor yang meminta rekomendasi untuk menyelenggarakan kegiatan nasional dan internasional seperti bulutangkis, panahan, triatlon, squash, basket dan lainnya," ungkapnya.
"Kalau basket dan sepakbola kan sudah biasa dengan protokol kesehatan di tengah pandemi ini, kalau yang lain-lain kan baru. Makanya ini sebagai momentum belajar menyelenggarakan kegiatan secara offline," sambungnya.
Dalam tinjauannya di Mimika, Amali menyaksikan pertandingan cabang olahraga atletik di Stadion Atletik Mimika Sport Center (MSC) pada Selasa (5/10) pagi. Ia pun mendapat kehormatan untuk menyerahkan medali kepada pemenang nomor lompat jauh putri.
Dalam kesempatan ini, Amali melihat langsung pelaksanaan protokol kesehatan di sekitar stadion, termasuk kepatuhan menjaga jarak dan menggunakan masker penonton yang ada di tribun CIP. Selain itu, Amali turut memuji kualitas venue atletik di MSC yang dibangun oleh Freeport Indonesia ini.
"Saya lihat kualitas lapangan atletik di Mimika Sport Center yang dibangun oleh PT Freeport ini sangat luar biasa. Sebagai pemerintah saya sangat berterima kasih kepada Freeport yang terus mendukung kemajuan olahraga Indonesia," katanya.
Lebih lanjut, saat menjadi narasumber FMB9 Kominfo tentang Kesiapan PON XX Papua, Terapkan Protokol Kesehatan, Amali mengatakan kesuksesan PON XX Papua yang diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19 sangat bergantung pada kerja sama semua pihak. Amali menjelaskan PON kali ini menggunakan sistem buble to buble untuk atlet dan ofisialnya.
"Penyelenggaraan PON Papua menerapkan sistem buble to buble seperti yang diterapkan di Olimpiade Tokyo. Yaitu atlet dan ofisial hanya dari penginapan ke tempat pertandingan dan sebaliknya tidak boleh kemana-mana. Dan semua atlet yang menjadi peserta semua sudah divaksin," terangnya.
"Yang menjadi catatan penting dalam penyelenggaraan PON ini adalah kerja sama yang luar biasa dari semua pemangku kepentingan terkait. Jadi, tidak melihat lagi ini urusan siapa-siapa semua turun, kerja bergotong royong. Ini hal yang sangat baik," tuturnya.
Ia pun menilai tidak ada hal yang mengkhawatirkan dari penyelenggaraan PON kali ini. Sebab, sebagian masyarakat di Papua sudah divaksin.
"Saya kira dengan penyelenggaraan PON ini masyarakat Papua sangat senang, tinggal kita berkomunikasi baik dengan mereka, beri perlindungan kepada mereka, prokesnya dijalankan dengan baik oleh penyelenggara agar semuanya nyaman," tambahnya.
Menurut Amali, PON XX Papua yang tengah diselenggarakan ini juga menjadi berkah bagi masyarakat Papua.
"Kesenangan luar biasa yang dialami masyarakat Papua melalui perhelatan PON ini, karena kan multi event ini belum pernah dilakukan di sini dan entah kapan lagi ajang ini kembali bergulir di sini. Jadi sehingga mereka merasa jika ini adalah pesta mereka," ucap Amali.
"Harapan kita PON ini selain untuk prestasi juga sebagai ajang pembuktian dan uji coba buat kita, kita bisa lakukan kegiatan Multi event nasional di tengah pandemi COVID-19, dan mudah-mudahan banyak pelajaran yang kita dapatkan dari PON ini," pungkasnya.
(prf/ega)