Equestrian Solidarity Challenge: Agar Berkuda Lebih Familiar di Tanah Air

Mohammad Resha Pratama - detikSport
Minggu, 17 Okt 2021 02:15 WIB
Ada Eqeustrian Solidarity Challenge akhir pekan ini (dok.Equinara Academy Polumas)
Jakarta -

Akhir pekan ini diadakan Equestrian Solidarity Challenge Try Out IV. Ajang ini bertujuan untuk lebih mempopulerkan olahraga berkuda.

Olahraga berkuda memang bukan olahraga tenar di Indonesia mengingat tidak semua bisa melakukannya. Olahraga ini terbilang mahal karena bukan cuma atlet, tapi ada juga kuda yang harus dibina dengan biaya tidak sedikit agar bisa berprestasi.

Wajar jika Indonesia tidak punya nama besar di dunia olahraga berkuda. Meski demikian, para penggiat olahraga berkuda tak kehabisan ide untuk lebih mengenalkannya kepada masyarakat luas.

Adalah Komunitas Berkuda DKI Jakarta binaan Pengprov Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi) Jakarta yang mengadakan perlombaan Equestrian Solidarity Challenge (ESC) Try Out IV' di lobi Equinara Academy Pulomas, Sabtu-Minggu (16-17 Oktober).

Di kejuaraan itu, ESC mempertandingkan kelas-kelas baik Dressage (tunggang serasi) maupun Show Jumping (lompat rintangan). Untuk kategori Dressage, berbagai kelas pun dilombakan mulai dari kelas Walk Trot hingga ke kelas para expert yakni Prix St Georges. Sementara di kategori Show Jumping, ESC juga mempertandingkan kelas 30Cm-50Cm hingga ke kelas para raja dengan lompatan tertinggi 130Cm-140Cm.

Sejumlah atlet berkuda DKI Jaya seperti Namita 'Chessa' Marsya, Kealton Santoso, Alisha Firnita, dan Teuku Rifat Harsya meramaikan ajang itu. Total ada 170 atlet dari 20 klub berkuda.

Tujuan utama ajang ini adalah menarik minat atlet-atlet khususnya dari daerah, karena sebenarnya banyak atlet daerah yang punya potensi bagus. Jadi dengan adanya ESC ini mereka punya kesempatan berlatih tanding dengan atlet-atlet di Jakarta," jelas Chessa dalam acara konferensi pers, Sabtu (16/7/2021) sore WIB.

Dalam acara pembukaan, hadir sejumlah tokoh penting di cabang olahraga berkuda. Ada Adinda Yuanita sebagai Sekjen PP Pordasi periode 2020-2024 dan pemilik Equinara Academy Pulomas tersebut. Ada juga dari perwakilan pemilik stable yaitu Dicky Kamsari sebagai perwakilan Andalan Stable dan Nurinda Kutty sebagai DNV Equestrian dan perwakilan stable peserta.

Akhir pekan ini diadakan Equestrian Solidarity Challenge Try Out IV. Ajang ini bertujuan untuk lebih mempopulerkan olahraga berkuda. Foto: dok.Equinara Academy Polumas

Dinda selaku pemilik Equinara Sport Club memang ingin mempopulerkan olahraga berkuda tak cuma di kaum milenial tapi generasi yang lebih muda yaitu Gen Z. Meski demikian, upaya itu memang tidak mudah karena olahraga ini bukan yang mudah dilakukan layaknya sepakbola, lari, atau bulutangkis.

"Mobilisasinya tak mudah baik secara materi maupun teknis, itu harus dikuasai stakeholder. Apalagi di cabor berkuda ini ada 2 makhluk berbeda yang harus sama-sama diperhatikan yaitu kuda dan atletnya. Ada kebutuhan yang tak biasa yang mungkin tak ada di cabang olahrga lain," ujar Dinda kepada awak media yang hadir.

"Untuk mendapat prestasi pun tak Cuma atlet, tapi kudanya juga yang harus mendapat perhatian. Karena itu kami harap ESC ini ke depannya mampu mengajak seluruh stable di Indonesia menggelar lomba dengan teknis yang sama. Dalam setahun berbentuk seri secara regional dan tiga besar terakhir menjadi peserta di grand final akhir tahun di Jakarta," sambungnya.

Sementara itu, Ketua Pengprov Pordasi DKI Jakarta Aryo Djojohadikusumo mengaku senang dengan perkembangan olahraga berkuda yang lagi pesat di tengah pandemi Covid-19, seperti halnya golf.

"Senang sekali melihat ESC ini bisa terorganisir dengan baik dan harapan saya ke depan akan lebih baik lagi. Equestrian ini juga merupakan satu dari 28 cabor yang tetap di Olimpiade. Karena itu, semua atlet berkuda harus semangat karena kalian punya kesempatan berkembang ketingkat lebih tinggi makin besar lagi," jelas Aryo.




(mrp/yna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork