Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) mendapat banyak kecaman setelah disanksi oleh World Anti-Doping Agency (WADA). Di sisi lain, LADI percaya masalah bisa cepat terselesaikan.
LADI dianggap lalai dalam menyelesaikan tugas yang diminta oleh WADA. Buntut dari hal itu, WADA menjatuhi hukuman yang salah satunya tidak boleh mengibarkan bendera Merah-Putih dalam perhelatan olahraga.
Gelombang hujatan di media sosial tak terhindarkan, itu terjadi setelah bendera Merah-Putih tidak bisa dikibarkan saat Tim Bulutangkis Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2020 beberapa waktu lalu.
Hujatan itu menjadi tantangan, apalagi LADI yang pimpin oleh Mustafa Fauzi dan wakil dr Rheza Maulana hadir demi mendukung keberadaan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) era Zainudin Amali. Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga menerapkan no medical and doping control no game (tanpa menerapkan kesehatan dan pengendalian doping tidak ada pertandingan) pada setiap pelaksanaan single maupun multi event internasional.
"Kami hadir untuk memperbaiki LADI agar lebih profesional dan independen. Kini, kami juga harus berjuang untuk bisa melepas jeratan sanksi WADA agar Merah Putih kembali berkibar di ajang single maupun multi event internasional. Ini menjadi tugas prioritas kami yang diberikan pak Menpora Amali yang terus dipantau Presiden Jokowi," kata Rheza Maulana, Senin (25/10/2021).
Rheza Maulana sempat cemas bahwa LADI akan berjuang sendiri untuk melepaskan jeratan sanksi WADA. Namun, strategi Menpora Amali membentuk Satgas Percepatan Pembebasan Sanksi WADA dan dukungan berbagai pihak termasuk media yang membuka benang merah terjadinya sanksi terhadap LADI telah menimbulkan ikatan Merah-Putih yang kukuh demi mengembalikan nama baik bangsa dan negara di forum olahraga internasionaĺ.
"LADI mengucapkan terimakasih kepada KOI, KONI Pusat, dan berbagai pihak termasuk media yang telah memberikan masukan positif dalam rangka melepas jeratan sanksi WADA. Terimakasih pun kami ucapkan kepada Bapak Presiden Jokowi dan juga Bapak Menpora Zainudin Amali terus mendukung dan memfasilitasi langkah kami. Ikatan Merah Putih yang kokoh ini menambah kepercayaan LADI," tegasnya.
Langkah Ketua Satgas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA, Raja Sapta Oktohari yang menemui Presiden WADA, Witold Banka kemarin, kata Rheza Maulana,merupakan terobosan yang sangat baik. Dengan demikian, katanya, LADI akan bekerja secara marathon dalam upaya menyelesaikan 24 pending matters terkait sanksi LADI.
"Konsentrasi LADI saat ini bagaimana secepatnya menyelesaikan 24 pending matters. Soal penyebab terjadinya sanksi WADA ataupun adanya issue mengenai keterlibatan oknum dalam sanksi ini biarlah Satgas yang melakukan investigasi apalagi pak Presiden Jokowi sudah meminta hasilnya diumumkan kepada publik," ungkapnya.
"Ke depan, penanganan LADI harus lebih profesional, independent dan modern sesuai keinginan pak Menpora Amali dan pak Raja Sapta Oktohari," tambahnya.
Simak Video "Video: Mykhailo Mudryk Terancam Skors 4 Tahun Terkait Kasus Doping"
(ran/mrp)