"Kami tiap hari berkomunikasi dengan Sekjen LADI, ibu Dessy Rosmelita. Beliau sudah memberitahu kondisi kita seperti apa dan setelah 24 pending matters diselesaikan semua, Bapak Menteri (Zainudin Amali, Menpora) dan Bapak Okto (Raja Sapta Oktohari Ketua Tim Gugus Tugas) rencananya akan ke Montreal, (markas WADA). Semoga dengan kunjungan mereka akan mempercepat pengangkatan sanksi," ujarnya.
"Jadi nanti saat kami diundang Bapak Menteri pekan depan kami akan usulkan pembicaraan (dengan WADA) soal Indonesia mau jadi tuan rumah ASEAN Paragames, atau jika tidak secepatnya dicabut, minimal kita bisa diizinkan untuk mengadakan event tersebut. Sebab, ajang itu sangat penting bagi atlet disabilitas di Asia Tenggara," kata Rima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana pun, jika ASEAN Paragames 2021 kembali tidak digelar tahun depan, praktis tiga tahun atlet-atlet difabel se-Asia Tenggara tidak melakoni pertandingan. Sebelumnya, ASEAN Paragames 2020 di Filipina juga dibatalkan karena pandemi COVID-19.
"Yang pasti menunggu itu (sanksi WADA) persiapan lain tetap kami lakukan. Jika menunggu terus, takutnya malah mepet. Jadi kami langsung bersiap. jika Menpora dan Presiden oke, dan APSF oke, kita bisa langsung bentuk tim steering committee atau organizing committee. Tapi yang jelas tanggal 29 November ini, kami berusaha meyakinkan para anggota dulu," dia mengungkapkan.
"Kami mohon untuk minta waktu memaparkan bahwa Indonesia siap menggantikan Vietnam. Karena kami tak ingin ajang itu dibatalkan atau hanya dilewati begitu saja," Rima menegaskan.
(mcy/krs)