Proliga: Sistem Semi Bubble Masih Paling Efektif Saat Ini

Proliga: Sistem Semi Bubble Masih Paling Efektif Saat Ini

Mercy Raya - Sport
Senin, 31 Jan 2022 14:10 WIB
Jakarta Elektrik PLN masih belum mampu bangkit di PLN Mobile Proliga 2022. Mereka kali ini takluk dari Bandung Bank bjb Tandamata.

Tim besutan Risco Herlambang kalah 0-3 (26-28, 22-25, 18-25) dari Bandung Bank bjb Tandamata dalam laga di GOR Kawah Candradimuka, Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Jumat (21/1/2022).
Proliga sebut sistem semi bubble masih paling efektif. (Foto: Dok. Proliga)
Jakarta -

Wakil Direktur Proliga Reginald Nelwan menyebut sistem semi-bubble masih merupakan format paling efektif saat ini dalam mencegah COVID-19 meluas di kompetisi bola voli nasional PLN Mobile Proliga 2022.

Hal itu disampaikan Reginald setelah ditemukan kasus virus Corona pada tim Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia jelang lawan Jakarta Elektrik PLN, pada Minggu (30/1/2022).

Seperti diketahui, lima pemain Gresik dinyatakan terpapar virus Corona usai menjalani tes swab pada saat akan bertanding di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelima pemain itu antara lain Hanny Budiarti, Nur Kholisah, Geofanny Eka Cahyaningtyas serta dua pemain asingnya Brionne Kierra Butler dan Jennifer Yanet Alvarez Hernandez.

"Kalau antisipasi dari awal ya (sudah dilakukan), bukan karena lima atlet dari Gresik Petrokimia lalu kami buat ini (Prokes), itu enggak. Dari awal kami sudah membuat Proliga ini berjalan untuk mengantisipasi hal tersebut," kata Reginald kepada detikSport, Senin (31/1/2022).

ADVERTISEMENT

"Salah satunya adalah melakukan PCR sebelum mereka bertanding secara keseluruhan di awal, sebagai deteksi dini. Kemudian, kami melakukan swab antigen setiap mereka mau bermain, baik ofisial maupun tim. Jadi kami akan mempertahankan ini untuk menjaga kegiatan Proliganya sendiri," tuturnya.

"Kemudian ada lima (terpapar COVID-19), ya kami tak bisa menyalahkan juga. Itu kan virus bisa dari mana saja. Jadi kalau ditanya langkahnya apa ke depan, ya tidak ada, karena kami sudah protect dan rutin. Dan menurut kami itu cukup berhasil untuk menahan kasus," dia mempertegas.

Proliga sendiri sejak awal memang menerapkan sistem semi-bubble. Kegiatannya terpusat di Padepokan Voli di Sentul, tak seperti Proliga sebelumnya setiap serinya dibagi di sejumlah kota.

Selain itu, seluruh panitia tinggal di lokasi tersebut. Sedangkan klub-klub diperbolehkan menginap di luar Sentul. Gresik sendiri merupakan salah satu tim yang tidak tinggal di Padepokan, melainkan menginap di salah satu hotel kawasan.

"Sejujurnya kami melihat enggak harus tinggal jauh lalu kemudian kena. Enggak bisa gitu. Balik ke kesadaran masing-masing. Jauh tidaknya relatif ya, tapi mengontrol atlet, kita, semuanya di dalam satu tim itu yang perlu. Ini pelajaran bagi kita semua untuk bisa mengontrol semua pihak terutama di dalam satu manajemennya," ujarnya.

Reginald sekaligus mengutarakan belum ada rencana untuk mengubah sistem menjadi bubble penuh setelah adanya kasus tersebut.

"Iya karena yang kami lakukan adalah mencegah di awal. Sebelum tanding mereka swab antigen dulu, dan itu tak hanya untuk atlet tapi semua yang masuk. Termasuk undangan, masseur, saya atau Bapak Hanny (Direktur Proliga). Itu wajib," katanya.

"Dan untuk Petrokimia, saat hal itu terjadi kami langsung ungsikan dan sarankan untuk melakukan tes PCR di luar atau rumah sakit rujukan. Bukan di dalam (Padepokan) dan menunggu. Jika masih terbukti terpapar mereka harus melakukan protokol yang ada, apakah itu isolasi mandiri atau dirawat, kami serahkan kepada mereka (tim)," dia mengungkapkan.

"Tapi apapun hasilnya, mereka (tim) mengatakan akan merawat anak-anak tersebut untuk ditampung di satu tempat dan dijaga kondisinya. Sebab, mereka sendiri tanpa gejala," tuturnya.

(mcy/cas)

Hide Ads