Kronologi Atlet Senam Sutjiati Viral Usai Batal Jalan ke SEA Games

Kronologi Atlet Senam Sutjiati Viral Usai Batal Jalan ke SEA Games

Mercy Raya - Sport
Rabu, 20 Apr 2022 21:15 WIB
Sutjiati Narendra
Foto: (Instagram/sutji.ritma)
Jakarta -

Atlet senam ritmik Indonesia Sutjiati Narendra mendadak viral setelah batal dikirim ke SEA Games 2021. Kegelisahannya ditumpahkan lewat media sosial pribadinya.

Seperti diketahui, ritmik merupakan satu dari 14 cabang olahraga/sub cabor yang diputuskan tak diberangkatkan ke multiajang olahraga se-Asia Tenggara di Vietnam, 12-23 Mei.

Adapun ukurannya salah satunya dari rekam jejak prestasi dan potensi perolehan medali. Sebagai gambaran, untuk cabor yang masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) ditargetkan meraih medali emas, perak, perunggu. Sedangkan non DBON hanya yang berpotensi medali emas dan perak yang dikirim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, khusus cabor senam. Ada dua sub cabor yang diputuskan untuk tidak diikutsertakan dalam SEA Games yaitu ritmik dan aerobik. Saat itu, tim review menilai keduanya tak memiliki rekam jejak prestasi dan masalah administrasi yang belum beres.

View this post on Instagram

A post shared by Sutjiati Kelanaritma Narendra (@sutji.ritma)

ADVERTISEMENT

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati Irawan mengatakan bahwa ritmik sebenarnya sudah dicoret oleh tim review sejak November-Desember tahun lalu.

"Alasannya, karena mereka tidak ada rekam jejak. Di Filipina mereka tak dapat medali. Kami juga sedih karena sejak awal kami sudah memasukkan semua dalam long list," kata Ita kepada detikSport, Rabu (20/4/2022).

"Tim artistik berjumlah 10-12 orang, begitu juga ritmik ada Sutjiati Narendra, Tri Wahyuni dari Lampung, dan grup ritmik dari DKI Jakarta. Kami juga memasukkan atlet aerobik karena saat di Filipina mereka raih perak dan perunggu."

Sebab sudah dicoret, Persani kemudian mencari cara dengan memutuskan mengirimkan atlet ritmik dengan biaya mandiri. Saat itu, Pengprov DKI bersedia untuk membiayai.

"Sedangkan, Sutjiati berangkat ke SEA Games dengan dalih dia punya bonus ke Rusia tiga bulan. Selesai sampai di situ, kami berusaha keras dengan berangkat mandiri. Tinggallah aerobik dan artistik."

Tapi siapa sangka, hasil review lanjutan pada akhir Januari kembali memutuskan hanya 4 pesenam dari artistik saja yang difasilitasi keberangkatannya. Sisanya dicoret.

"Terus terang kami kecewa. Terutama untuk tim artistik karena sebetulnya mereka punya kesempatan emas. Sebab, Malaysia, Singapura, dan Filipina itu mereka tak punya tim. Makanya sampai terakhir kami masih ngotot. Sedangkan aerobik bukan sport olympic," dia menjelaskan.

Persani melalui Ita bahkan sempat menemui Menpora Zainudin Amali secara langsung pada awal Maret 2022. Namun, keputusan review sudah bulat, hanya 4 atlet senam artistik yang diberangkatkan dan tak bisa tambah lagi.

"Waktu itu saya bilang akan berangkatkan aerobik dan ritmik walaupun dengan mandiri. Pak Menteri bilang, silakan saja, nanti dibicarakan dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Ya, kami terus pendekatan dengan KOI dan tim KONI semuanya. Akhirnya mereka bilang boleh mandiri tapi yang target medali," dia mengungkapkan.

"Kami pikir aerobik ada target medali. Kemudian saya bilang ritmik juga ingin jalan supaya ada kesempatan tanding di luar."

(Halaman selanjutnya, akhirnya tidak ada jalan sendiri)

Atas dasar itu, Persani kembali bersurat kepada Pengprov agar bisa memberikan dukungan untuk pengiriman mandiri khususnya kepada atlet aerobik dan ritmik. Lagi-lagi keinginan Persani di-support oleh Pengprov terutama DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Sayangnya, niat itu kembali pupus setelah Menpora mengumpulkan seluruh cabor dan mengumumkan bahwa tidak ada yang jalan sendiri.

"Jadi bukan kami tak berangkatkan Sutji. Kami betul-betul berusaha untuk dia masuk. Tapi ritmik dari awal sudah dicoret, bagaimana? Jadi bukan kami yang mencoret, tapi dari Kemenpora sudah dicoret. Rekam jejak tak ada juga," kata Ita.

Selain itu, Ita juga menegaskan meskipun Sutjiati Narendra sebelumnya mendapatkan dua emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) bukan berarti menjadi acuan seorang atlet bakal lantas berangkat ke SEA Games.

"Karena biasanya kami kalau mau berangkatkan ke SEA Games, setelah PON ada Kejurnas, dan Seleknas lagi. Setelah itu, ada dua-tiga bulan berikutnya ada seleksi untuk mendegradasi lagi, siapa tahu atlet ada penurunan segala macam. Jadi rekam jejak jangan dilihat dari PON," ujar Ita.

Sehubungan itu, Ita juga menyayangkan Sutjiati Narendra yang menggembar-gemborkan masalah sampai datang ke Podcast Deddy Corbuzier.

"Saya tak menapikan, jika Sutji berbakat. Dia disiplinnya bagus tapi terus terang saya sangat menyayangkan dia seperti itu. Dan saya menyayangkan bapaknya sebagai manajer atau pelatihnya atau Sutji tak menginformasikan. Istilahnya kenapa saya tak diberangkatkan? atau apa yang harus saya sampaikan ke Deddy Corbuzier (Podcast), kan enggak ada juga," sesalnya.

"Bukan saya tidak care. Tapi percuma saya menegur sudah kejadian juga dan kami punya etika berorganisasi. Bukan saya tak mau berhubungan dengan atlet. Saya sebagai Ketum punya Binpres dan wakil, mereka sudah berkomunikasi. Kecuali Sutji datang langsung atau bapaknya ya saya akan jelaskan," Ita mempertegas.


Hide Ads