Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Inggris: Man Utd 0-3 Liverpool

    Umpan Terobosan dan Serangan Balik yang Bikin MU Tak Berkutik

    - detikSport
    AFP/Paul Ellis AFP/Paul Ellis
    Jakarta -

    Tiga penalti dan satu kartu merah mewarnai kemenangan telak tiga gol Liverpool atas Manchester United di Old Trafford. "Setan Merah" sama sekali tak berkutik menghadapi gempuran lini depan The Reds.

    United sebenarnya sempat menguasai jalannya permainan pada menit-menit awal. Namun mereka akhirnya harus mengakui keunggulan Liverpool berkat dua kali sepakan penalti Gerrard dan gol penutup Luis Suarez.


    [Line up kedua tim. Sumber: whoscored]

    Memanfaatkan Momentum Serangan Balik

    Sebelum pertandingan Wayne Rooney sudah khawatir dengan serangan balik yang menjadi kekuatan utama Liverpool, dan hal itu menjadi kenyataan. Memasuki menit-menit awal, terlihat bagaimana Liverpool membiarkan United banyak menguasai bola. Gerrard dkk hanya membatasi tuan rumah untuk tidak masuk mendekati sepertiga akhir.

    Karena itu, meskipun 15 menit awal kendali permainan milik United, tidak ada peluang yang berhasil tercipta. Brendan Rodgers sepertinya sengaja memberikan kesempatan bagi pemain United lebih aktif menyerang.

    Meskipun tidak dilakukan dengan rapi dan hati-hati, tampak bahwa strategi ini menjadi dasar permainan Rodgers: serangan balik dengan mengandalkan kecepatan lini depan.

    Lambannya dua palang pintu Phil Jones dan Nemanja Vidic semakin menguntungkan Liverpool dalam melancarkan strategi ini. Setidaknya tiga penalti dan beberapa peluang, termasuk kartu merah Vidic, tercipta berkat lini belakang United yang keteteran.

    Peran Sentral Lini Tengah

    Selain melalui kecepatan penyerang yang dimiliki, pembagian peran ketiga gelandang menjadi sentral taktik Liverpool kali ini. Allen-Henderson-Gerrard-lah yang menjadi penyeimbang dalam praktek serangan balik yang direncanakan Rodgers.


    [Grafik aksi Henderson – Statszone]


    [Grafik Aksi AllenStatszone]


    [Grafik Aksi GerrardStatszone]

    Gerrard terutama mampu mengemban dua tugas dengan baik, dalam bertahan dan menyerang. Sang kapten tidak hanya melindungi empat bek sebagai gelandang bertahan, tapi juga dengan cepat mengalirkan bola dari belakang ke depan saat menyerang.

    Pada 30 menit pertama Gerrard juga terlihat mampu memberikan proteksi pada Jon Flannagan, seorang bek kanan yang ditempatkan di sebelah kiri. Dari chalkboard di atas terlihat beberapa kali Gerrard melakukan tekel dan intersepsi tepat di depan area Flannagan.

    Tugas berbeda diemban oleh Henderson yang bermain sedikit ke depan. Posisinya yang sedikit ke kanan memungkinan dia untuk menahan pergerakan Evra, sekaligus menyuplai bola bagi Glen Johnson dan Raheem Sterling.

    Jika dibagi dari area bermain, Gerrard memimpin area belakang sedangkan Henderson sebagai pengatur serangan Liverpool. Terakhir adalah peran Joe Allen yang lebih berkonsentrasi pada pertahanan, melindungi sayap kiri timnya.

    Taktik Rodgers dalam pembagian peran ketiganya tersebut yang membuat Liverpool mampu melakukan serangan balik dengan baik.

    Serangan Sayap United yang Monoton

    United tetap bermain sesuai dengan gaya khasnya, menyerang melalui sayap. Tidak ada yang salah memang dengan taktik ini. Namun yang mereka lakukan erlalu mudah ditebak barisan pertahanan lawan.


    [Grafik umpan sepertiga akhir United hingga menit 60 – Statszone]

    Dari grafik di atas terlihat bahwa hingga menit 60 United hanya bisa masuk ke kotak penalti melalui sayap kanan. Meski umpan silang yang dilancarkan tetap memiliki intensitas tinggi, tetap saja tidak berbuah manis.

    Timpangnya pola serangan United tak lepas dari pilihan strategi Moyes dan cara Rodgers mengantisipasinya.

    Pertama adalah penempatan Juan Mata yang ditarik ke tengah. Cara ini membuat United hanya menyisakan satu pemain yang bermain di sayap, yaitu Adnan Januzaj. Apalagi dalam menyisir lapangan Januzaj seringkali berpindah dari kiri ke kanan.

    Selain itu, alasan kedua serangan monoton United adalah cara bermain kedua fullback yang tidak simetris. Rafael di kanan cenderung lebih aktif membantu menyerang daripada Evra yang berada di sisi berseberangan.

    Lalu mengapa Evra jarang sekali membantu menyerang? Selain karena kehadiran Henderson, tidak adanya pemain yang membantu bertahan di area sayap kiri United juga mengakibatkan Evra menjadi tidak berani terlalu aktif menyerang. Akibatnya, serangan dari sayap kiri United pun jarang sekali muncul. Ini berbeda dengan Januzaj yang selalu mendapat bantuan dari Rafael sehingga sayap kanan tuan rumah menjadi lebih aktif dalam menyerang.

    Kondisi ini menjadikan lini depan MU menjadi tumpul. Ini karena baik Rooney maupun Van Persie harus menutup ruang kiri yang kosong tersebut, terutama saat harus menahan serangan balik Liverpool. Tim tamu juga menjadi lebih mudah dalam bertahan, karena hanya fokus pada satu sisi saja.

    Rodgers juga terbantu berkat aksi gemilang Flanagan. Tercatat hanya 2 dari 11 tekelnya yang gagal. Selebihnya intersepsi dan clearance yang dilakukannya sempurna. United juga terlihat frustasi karena gagal menembus pertahanan solid Flanagan.


    [Aksi pertahanan Jon Flanagan – Statszone]

    Flanagan tidak bekerja sendirian dalam menjaga pertahanan kiri Liverpool. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Gerrard ditempatkan untuk melindungi Flannagan pada menit-menit awal. Tugas ini lalu dilimpahkan pada Joe Allen yang memang diberikan instruksi untuk lebih membantu pertahanan.

    Peran bertahan ini adalah salah satu alasan Rodgers untuk memarkir Coutinho dan memilih Allen sebagai starter. Keputusan ini pun terbukti tepat dengan skema serangan balik yang diterapkan Liverpool berjalan dengan baik, karena solidnya pertahanan mereka.

    Allen memang memiliki kecenderungan lebih bertahan dari pada Coutinho yang aktif menyerang. Pada pertandingan semalam, dari 9 tekel yang dilakukannya di area kiri pertahanan Liverpool, 7 diantaranya sukses.

    Red Devils Bermain Seperti Tanpa Playmaker

    Pada pola yang diperagakan Moyes, seharusnya posisi Juan Mata menjadi sentral permainan. Namun fakta di lapangan berkata lain. Bermain di depan duet poros ganda Fellaini dan Carrick, Mata justru jarang mendapatkan bola.

    Inisiasi serta awal serangan United juga amat jarang melalui pemain asal Spanyol tersebut. Ini justru lebih sering dilakukan oleh Januzaj, yang terlihat lemah dalam membawa bola dan berduel satu lawan satu.

    Posisi Januzaj yang melebar memang memudahkannya dalam mendapat bola. Ia pun jarang mendapat kawalan ketat. Ini berbeda dengan Mata yang selalu berjarak dekat dengan Gerrard maupun Allen.

    Menempatkan Mata di sayap memang bukan pilihan terbaik, karena bukan posisi andalannya. Namun, jika jarang mendapatkan bola di area tengah, bukankah hal tersebut menjadi percuma? Meski demikian, saat mendapat kesempatan Mata mampu memperlihatkan kemampuannya yang lebih baik dalam menguasai dan mendistribusikan bola.

    Sepanjang pertandingan amat jarang Mata menciptakan ruang agar mudah mendapatkan bola. Justru pekerjaan ini lebih banyak dilakukan oleh Rooney, bahkan Van Persie. Tugas Mata juga terbilang sederhana, yaitu untuk mengalirkan bola dari tengah menuju sayap.

    Tidak ada umpan-umpan langsung berbahaya menuju striker di kotak penalti, seperti yang ditunjukkannya saat bermain gemilang di Chelsea. Hal ini berdampak langsung pada minimnya peluang emas yang tercipta bagi United.

    Selain kalah jumlah tendangan ke gawang dari Liverpool, tuan rumah juga hanya menciptakan satu tembakan yang tepat sasaran. Bandingkan dengan tim tamu yang membuat De Gea bekerja keras, karena harus menghalau tujuh tembakan ke gawangnya.

    Umpan Terobosan Sebagai Senjata Utama Liverpool

    Serangan balik Liverpool hanya merubuhkan United. Senjata pembunuh utama terletak pada umpan terobosan di area sepertiga akhir.


    [Grafik umpan sepertiga akhir Liverpool – Statszone]

    Dibandingkan dengan United, Liverpool relatif lebih mudah masuk ke kotak penalti (perhatikan gambar di atas). Umpan terobosan yang dilakukan penyerang Liverpool memang dikenal berbahaya musim ini. Ini adalah salah satu alasan yang membuat The Reds menjadi tim paling produktif di liga.

    Selain mengandalkan kecepatan dan pergerakan penyerang yang cair, Liverpool juga diuntungkan berkat kinerja buruk pertahanan United. Selain lambatnya pergerakan bek mereka,mereka juga punya PR besar pada lubang lini tengah.

    Dua poros ganda, Carrick dan Fellaini, tidak bekerja selayaknya pemain yang berada di depan bek. Posisi keduanya kerap tidak sejalan dengan garis pertahanan. Ini mengakibatkan lini depan Liverpool dengan leluasa mengirimkan umpan terobosan.

    Posisi Carrick dan Fellaini yang tidak pas juga berefek pada selalu ada ruang terbuka di depan bek United, terutama saat keduanya telat mundur atau berdiri terlalu ke depan. Penyerang Liverpool tinggal berhadapan dengan bek dan siap melakukan umpan terobosan. Ketika Carrick dan Fellaini terlalu rapat dengan bek, tak terlalu sulit bagi lini depan Liverpool melakukan hal yang sama.

    Ketika Fellaini ditarik keluar dan digantikan oleh Cleverley masalah tersebut juga masih ada. Bahkan, dua menit setelahnya Vidic harus keluar karena terlambat mengejar Sturridge, meski jatuhnya pemain asal Inggris tersebut masih menjadi kontroversi.

    Berbeda dengan Moyes, Rodgers memasukkan pemain yang tepat. Masuknya Coutinho menggantikan Sterling, semakin menambah algojo jitu umpan terobosan Liverpool.

    Kesimpulan

    Terlepas dari tiga kejadian penalti dan kartu merah Vidic, secara permainan Liverpool memang lebih unggul dari United. Taktik permainan melalui sayap yang diperagakan oleh Moyes mampu dibaca dengan baik oleh Rodgers. Sementara itu Moyes justru tidak bisa mengantisipasi dua senjata utama Liverpool: serangan balik dan umpan terobosan di area sepertiga akhir lapangan.

    Hasil ini tentu memberikan angin segar bagi pendukung Liverpool. Selain mampu mengalahkan dua kali musuh bebuyutannya di Liga Inggris musim ini, mereka juga berhasil mempertahankan posisi kedua klasemen sementara.

    Nasib berbeda dialami sang juara bertahan. Perjuangan United untuk mengamankan posisi Liga Champions musim depan teramat berat. Mereka masih harus berjuang ekstra karena kini berada di peringkat tujuh dengan raihan 48 poin dari 29 pertandingan.

    ====

    * Dianalis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini

    (a2s/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game