Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Champions: Atletico 0-0 Madrid

    Tekanan yang Dilawan dengan Menekan Balik

    - detikSport
    Getty Images/Jean Catuffe Getty Images/Jean Catuffe
    Jakarta -

    Perempatfinal Liga Champions langsung menghadirkan derby Madrid. Mengingat final musim lalu mempertemukan kedua kesebelasan, banyak yang berpendapat bahwa pertemuan ini masih terlalu dini.

    Pertandingan leg pertama yang dilangsungkan di Estadio Vicente Calderón, Madrid, kandang Atletico Madrid ini, berakhir imbang tanpa gol. Baik Atletico maupun Real Madrid tidak berhasil mencetak satu pun gol, meskipun total ada 25 tembakan ke arah gawang yang terlahir.

    Sebelumnya, setelah pertandingan final tahun lalu di Lisbon, Atletico belum pernah kalah dari Real dalam enam pertandingan di Piala Super Spanyol, La Liga Spanyol, maupun Copa del Rey Spanyol.

    Hal berbeda mungkin akan sangat diharapkan oleh pasukan Carlo Ancelotti di Liga Champions UEFA, namun nyatanya Real Madrid masih sama: mereka masih kesulitan menembus pertahanan ketat Atletico.

    Tekanan Melawan Tekanan

    Atletico dikenal sebagai kesebelasan yang memulai pertandingan dengan cepat, tetapi sebenarnya, mereka berjuang di babak pertama.
     
    Kesalahan awal dari Diego Godín berhasil membuat Gareth Bale mendapatkan peluang bagus, tapi penjaga gawang Jan Oblak berhasil menyelamatkannya dengan fantastis.

    Sementara di ujung lapangan lainnya, meskipun bukan bermain sebagai striker tunggal, Mario Mandzukic bermain terisolasi. Duetnya di depan, Antoine Griezmann, juga selalu kelihatan berjuang untuk terlibat dalam permainan.

    Hal ini terjadi lantaran di babak pertama Real Madrid menguasai permainan dengan penguasaan bola yang melebihi angka 70 persen.

    Tekanan yang biasa Atletico peragakan seolah tidak ada artinya. Ya, mereka masih menekan Real Madrid dengan intensif, penyerang mereka menekan mulai dari daerah Real Madrid, sementara yang lain akan lebih menekan dengan trengginas lagi jika Real sudah melewati tengah lapangan.

    Total rata-rata ada tiga pemain Atletico yang menekan dan membayangi satu pemain Real di saat yang bersamaan. Begitupun dengan Real, meskipun tidak menekan setinggi Atletico, mereka seolah tidak mau didikte oleh permainan pressing anak-anak asuhan Diego Simeone.

    Hal inilah yang membuat pertandingan penuh kontak fisik, terutama tekel, yang kadang bersih dan kadang tidak (berbuah pelanggaran).



    Grafik tekel Atletico dan Real Madrid di babak pertama - sumber: Squawka

    Total ada 12 pelanggaran di babak pertama, 9 untuk Atletico dan tiga untuk Real Madrid, yang hampir selalu melibatkan Sergio Ramos atau Mandzukic.

    Tekanan tuan rumah berhasil diredam Real dengan baik, ini yang membuat Atletico hanya memiliki penguasaan bola yang sedikit pada babak pertama.
    Trio gelandang Real di tengah - Luka Modric, Toni Kroos, dan James Rodriguez - yang menjadi kunci bagaimana mereka bisa meredam tekanan Atletico.

    Terutama dua nama pertama, mereka selalu tenang ketika mendapat bola, meskipun ditekan pada akhirnya mereka berhasil mengoper dengan tepat kepada rekannya.



    Grafik operan Toni Kroos dan Luka Modric - sumber: FourFourTwo Stats Zone

    Sepanjang pertandingan, Kroos hanya gagal mengoper tepat sasaran sebanyak dua kali (dari total 68 operan), sementara Modrić tiga kali (dari 69 operan).

    Real Madrid Panas dari Awal

    Ancelotti masih mengandalkan trio BBC (Bale, Benzema, dan Cristiano Ronaldo) di depan. Sebelumnya, Real selalu bermain lambat di awal (telat panas) saat melawan Atletico. Hal ini lah yang berubah pada pertandingan dini hari tadi.

    Aliran serangan Real juga seimbang antara lewat kanan (Bale) maupun kiri (Ronaldo), yang sama-sama 37 persen. Tapi penyelesaian (shot directions) lebih banyak dilakukan di tengah dengan 65 persen.

    Sayangnya, satu hal yang tidak berubah adalah bagaimana pertahanan Atletico mampu bermain ketat dan jarang terpancing oleh permainan para penyerang Real. Ini yang kemudian membuat Real buntu dan banyak melepaskan tembakan dari luar kotak penalti.



    Dari atas ke bawah: Grafik arah serangan, arah tembakan, dan area tembakan; kiri Atletico Madrid, kanan Real Madrid - sumber: Who Scored

    Dengan permainan seperti ini, Real terbukti bisa meladeni tekanan Atletico. Pada akhirnya, meskipun bermain di kandang lawan, Real bisa lebih banyak melepaskan tembakan, yaitu 17 berbanding 8.

    Ronaldo cs juga berhasil melepaskan tembakan tepat sasaran yang lebih banyak, yaitu sebanyak 8 kali, berbanding dua saja dari Atletico.



    Grafik tembakan Real Madrid (kiri) dan Atletico Madrid (kanan) - sumber: Squawka

    Jan Oblak Bermain Sangat Fantastis

    Jika Real berhasil mencetak 8 shot on target dari total 17 tembakan, itu bukanlah sesuatu yang buruk, apalagi dengan lawan yang disiplin seperti Atletico.

    Jadi, apa sesungguhnya masalah Real sehingga mereka tak kunjung bisa memecah kebuntuan?

    Jika sudah ada 8 tembakan mengarah, tapi tak satupun masuk, apalagi yang menembak adalah pemain-pemain macam Ronaldo dan Bale, pasti penjaga gawang bermain sangat gemilang untuk menyelamatkan gawang kesebelasannya.



    Grafik penyelamatan Jan Oblak - sumber: Squawka

    Ya, dini hari tadi Jan Oblak patut diberi gelar pemain terbaik akibat dari 8 penyelamatannya. Sepanjang 90 menit, penjaga gawang asal Slovenia ini berhasil menepis empat tembakan Real dan menangkap dengan baik empat sisanya.

    Memang ada sejumlah permainan defensif yang sangat baik dini hari tadi. Tapi jujur, Atletico akan kebobolan setidaknya dua kali di babak pertama jika bukan karena kiper mereka.

    Simeone dianggap jitu telah memilih Oblak dibandingkan dengan Miguel Angel Moya yang memang performanya sedang menurun. Ia adalah faktor pembeda dalam pertandingan ini.

    Mandzukic dan Benzema yang Kesulitan

    Catatan total 25 tembakan di atas adalah sebuah angka yang luar biasa dalam satu pertandingan. Tapi tahukan Anda jika para penyerang dari kedua kesebelasan tidak berkontribusi banyak dalam angka tembakan tersebut?

    Ya, baik Mandukić maupun Benzema telah gagal menunjukan performa menyerang mereka dengan baik. Keduanya gagal mencetak satupun tendangan ke arah gawang. Satu tendangan Benzema melambung, sementara satu tembakan Mandukić berhasil diblok bek Real.



    Grafik permainan Mario Mandzukic - sumber: FourFourTwo Stats Zone

    Mandzukic bahkan menjadi peain yang paling banyak melanggar dengan 7 pelanggaran yang ia buat. Tubuhnya yang tinggi besar juga gagal membuatnya bersuar di duel udara, ia kalah duel udara sebanyak 7 kali.

    Simeone mencoba mengubah peruntungan pada babak ke dua dengan memainkan Fernando Torres. Bermainnya Torres ini sempat membantu Atletico meningkatkan ancaman, tapi itu dinilai sudah terlambat.

    Fakta bahwa Atletico hanya memiliki dua tembakan tepat sasaran adalah statistik yang tidak dapat diabaikan.

    Mereka sekali lagi menakjubkan dalam bertahan, terutama pada babak ke dua. Mereka sangat kuat jika bermain di Calderón. Tapi Simeone harus memutar otak, karena ia butuh gol untuk menang.

    Serangan balik mungkin menjadi jawabannya, tapi itu bukan merupakan jawaban absolut satu-satunya ketika mereka harus melawan Real Madrid.

    Kesimpulan

    Akan sangat mudah untuk melihat babak ke dua dan berpendapat bahwa Atletico tidak pantas kalah pada pertandingan dini hari tadi. Mereka terus menekan sampai akhir pertandingan.

    Namun, sebenarnya Real Madrid seharusnya bisa mencetak minimal dua gol di babak pertama. Pendekatan Ancelotti sudah baik dalam pertandingan penuh taktik melawan Atletico kali ini.

    Mereka mendominasi 45 menit pertama, tapi usaha mereka selalu digagalkan oleh kiper Jan Oblak yang sedang bermain sangat baik. Pada akhirnya Ancelotti gagal mendapatkan gol tandang yang penting.

    Atletico berhasil merespon dengan baik pada babak ke dua, di samping juga Real yang mulai sudah kelelahan. Tapi mereka terlambat melakukan perubahan.

    Statistik menunjukkan bahwa Real Madrid adalah kesebelasan yang lebih produktif dalam hal peluang yang diciptakan. Secara keseluruhan, hasil imbang adalah hasil yang adil.

    Atletico tidak pantas untuk menang. Tetapi pada keseimbangan permainan, mereka juga melakukan terlalu banyak hal untuk tidak kalah.

    Real Madrid kini telah bermain melawan Atletico sebanyak tujuh kali di empat kompetisi musim ini dan gagal untuk mencatat satu pun kemenangan. Ini adalah masalah besar bagi Ancelotti.

    Setiap skor imbang di leg ke dua akan membuat Atletico lebih diunggulkan, apalagi jika mereka berhasil mencetak gol.

    Pertandingan antara Atletico Madrid melawan Real Madrid adalah cermin dari pertandingan yang sudah baik (namun sayangnya buntu) secara taktis dari kedua kesebelasan. Masalahnya tinggal: siapa yang bisa bermain konsisten dengan taktiknya lebih lama, lebih dari sekadar 90 menit.

    Dan skor 0-0 semalam adalah anugerah tersendiri bagi para penikmat sepakbola taktis, bukan hanya sekedar gol. Tapi apalah arti sepakbola tanpa gol? Semoga ada beberapa hal yang berubah di leg kedua nanti.

    ====

    *dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.

    (roz/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game