Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Tactics

    Cara Membobol Gawang Leicester City

    Fransetya Vady Aditya - detikSport
    Jakarta -

    Sebelum disalip Arsenal tadi malam, hingga pekan ke-18 Premier League minggu lalu, Leicester City masih kokoh di puncak klasemen. Semua kesebelasan telah mereka hadapi kecuali Manchester City.

    The Foxes baru akan menjamu The Citizens pada Selasa malam nanti, atau Rabu (30/12) dinihari WIB, di King Power Stadium.

    Apa yang diraih Leicester terbilang mengesankan. Mereka hanya kalah dua kali; dari Arsenal dan Liverpool. Jamie Vardy dan kolega pun mencatatkan lima hasil imbang kala menghadapi Tottenham Hotspur, AFC Bournemouth, Stoke City, Southampton, dan Manchester United. Sisa 11 kesebelasan lainnya bisa mereka kalahkan.

    Jumlah gol Leicester pun tak kalah mengesankan. Mereka telah mencetak 37 gol atau yang terbanyak di liga bersama dengan Manchester City. Namun, catatan kemasukan mereka terbilang memprihatinkan karena mereka telah kebobolan 25 gol. Dari peringkat top-half klasemen sementara, jumlah ini merupakan yang terbanyak.

    Umumnya, Leicester amat memanfaatkan peluang mencetak gol dengan melakukan serangan balik. Ini pula yang membuat Leicester terbilang inferior dalam urusan penguasaan bola. Kesebelasan semacam ini biasanya fokus dalam bertahan dan sesekali melakukan serangan. Ini yang terbilang aneh karena meskipun bermain bertahan, Leicester justru banyak kebobolan.

    Dari fakta ini terdapat sejumlah situasi yang bisa dimanfaatkan bagi kesebelasan lain untuk membobol gawang Leicester dan memupuskan impian The Foxes untuk bisa juara untuk pertama kalinya di Premier League.

    Rapatnya Pertahanan Leicester

    Hingga September, komposisi pemain di lini pertahanan Leicester tidak pernah berubah. Ada Kasper Schmeichel di pos penjaga gawang, yang dilindungi Ritchie de Laet, Robert Huth, Wes Morgan, dan Jeff Schlupp. Saat bertahan, umumnya mereka menggalang pertahanan dengan baik. Lawan seringkali kesulitan masuk ke kotak penalti karena rapatnya jarak antarlini.

    Namun, sepanjang Agustus-September, tak sekalipun pula Schmeichel tidak memungut bola dari gawangnya. Ya, sejak pekan pertama, bahkan hingga pekan kesembilan atau pada pertengahan Oktober, Leicester selalu kebobolan.

    Hingga pekan kesembilan, Leicester sudah kebobolan sebanyak 17 gol. Artinya, rasio kebobolan mereka hampir dua gol per pertandingan. Dari 17 gol tersebut, 14 gol di antaranya dicetak dari dalam kotak penalti atau hanya 18% Leicester kebobolan dari luar kotak penalti. Ini memperlihatkan bahwa hampir sulit buat lawan untuk mencetak gol dari luar kotak penalti Leicester. Sehingga, cara pertama untuk bisa mencetak gol ke gawang Leicester adalah masuklah lewat kotak penalti!


    [Gambar 1 Daerah arah tendangan yang membuat Leicester City kebobolan. Sumber: Squawka]

    Cara ini masih relevan meski ada perubahan komposisi di lini pertahan. Sejak Oktober, sang manajer, Claudio Ranieri, memasangkan Danny Simpson di full-back kiri dan Christian Fuchs di full-back kanan. Dari 18 pertandingan, duet Huth dan Morgan tidak pernah tergantikan kecuali pada pekan ke-17 saat posisi Hunt digantikan Marcin Wasilewski kala berhadapan dengan Everton.

    Setelah perubahan tersebut, atau sejak pekan kedelapan, Leicester masih saja kebobolan. Schmeichel baru merasakan clean sheet pada pekan ke-10 kala menghadapi Crystal Palace, kemudian Newcastle United (pekan ke-13), dan Swansea City (pekan ke-15). Pergantian kedua fullback tidak berarti banyak buat catatan kebobolan Leicester.

    Kirim Bola Lambung

    Sejauh ini Leicester sudah kebobolan tujuh kali dari sundulan, yang tiga di antaranya dari tendangan sudut. Dalam tendangan sudut, Leicester tidak menempatkan dua pemain di kedua tiang. Para pemain lebih fokus menjaga pemain lawan.

    Hal ini sebenarnya bisa dimanfaatkan pemain lawan untuk menyundul bola tepat ke sudut gawang. Sebab, secara teori sisi tersebut hampir sulit untuk dijangkau kiper dan tidak ada pemain Leicester yang menjaga. Meskipun demikian, Leicester hanya kebobolan 6 gol saja ke sudut atas gawang (5 gol ke sudut kiri atas, 1 gol ke sudut kanan atas).


    [Gambar 2 Daerah gawang yang membuat Leicester City kebobolan. Sumber: Squawka]

    Leicester pun sering kehilangan fokus saat lawan mengirimkan umpan lambung. Dari empat gol sundulan dari open play, hanya satu gol yang merupakan kegagalan dari duel udara pemain nonkiper. Sementara itu, tiga gol lainnya seolah dibiarkan begitu saja oleh lini pertahanan Leicester.

    Ketika mengalahkan Sunderland 4-2 di pekan pertama, misalnya, gol terakhir Sunderland yang dicetak Steven Fletcher merupakan satu-satunya yang duel udara. Sementara itu, gol Dele Alli (Tottenham/pekan ke-3), Alexis Sanchez (Arsenal/pekan ke-7), dan Loic Remy (Chelsea/pekan ke-16), hampir tidak ada usaha dari bek Leicester untuk menghalaunya.

    Hal ini menjadi penting buat tim lawan yang ingin membobol gawang Leicester. Apabila masuk ke dalam kotak penalti dengan penguasaan bola, lakukan dengan serangan balik dan menyerang lewat sisi. Sebelum mencapai kotak penalti, kirim bola lambung ke dalam kotak penalti.

    Kemungkinan terjadinya gol pun tidaklah kecil. Pasalnya, dari gol Alli, Sanchez, dan Remy, fokus bek Leicester seolah teralihkan. Apalagi saat gol Sanchez karena meskipun bek Leicester berkumpul di dalam kotak penalti, tapi mereka lebih memerhatikan pergerakan Oezil yang mengirimkan umpan pada Sanchez. Padahal, Sanchez hanya memiliki tinggi 169 sentimeter. Bandingkan dengan Robert Huth (191 cm) dan Wes Morgan (185 cm) misalnya.

    Menyerang Lewat Kiri

    Dari 25 gol yang bersarang ke gawang Schmeichel, 12 di antaranya melalui proses di sebelah kiri penyerangan lawan, atau sebelah kanan pertahanan Leicester. Sisi ini dihuni De Laet ataupun Simpson (perhatikan kembali Gambar 1). Sisi ini menjadi empuk untuk dieksploitasi karena menjadi tempat pergerakan Riyad Mahrez sejak pekan kedua. Mahrez kerap membantu penyerangan bahkan seringkali sejajar dengan Jamie Vardy.

    Akibatnya, ada ruang kosong di depan De Laet ataupun Simpson. Biasanya, lawan akan mengirimkan umpan silang dari sisi ini, sebelum berhadapan dengan fullback Leicester. Salah satu contohnya adalah Tottenham, Arsenal, Aston Villa,Chelsea, Norwich City dan Liverpool, di mana proses gol mereka hampir mirip.

    Sementara itu, serangan lewat kanan menciptakan tujuh gol. Hal ini biasanya terjadi karena lemahnya antisipasi full-back kiri Leicester. Saat kebobolan dari Sunderland misalnya, di mana Schlupp gagal mengantisipasi bola yang akan diumpan kepada Fletcher.

    Serangan dari tengah sendiri berujung pada terjadinya enam gol. Serangan dari tengah umumnya merupakan umpan terobosan yang memaksimalkan hilangnya konsentrasi pemain Leicester. Ini juga terjadi pada gol pertama Sunderland.



    Kesimpulan


    Mencetak gol ke gawang Leicester sejatinya bukan hal yang mustahil. Cara paling ampuh adalah masuk ke dalam kotak penalti Leicester karena 82% gol lawan berasal dari dalam kotak penalti.

    Cara kedua adalah menerapkan anti-taktik terhadap taktik serangan balik Leicester itu sendiri. Caranya adalah dengan terus menerus melakukan pressing sembari berusaha merebut bola saat Leicester menguasai bola di daerah pertahanan lawan. Bola bisa dikirimkan ke sisi kiri, untuk dilambungkan ke dalam kotak penalti. Cara seperti ini merupakan yang paling ampuh terlebih bek Leicester yang kerap kehilangan fokus.

    Cara lainnya adalah dengan memanfaatkan tendangan sudut. Dengan tidak adanya pemain Leicester di kedua sisi tiang gawang, memberi peluang buat penyerang lawan yang kuat duel udara untuk mengirimkan bola ke sudut gawang.

    Dengan jumlah kebobolan 25 gol, sejatinya membuat kami seringkali khawatir soal stabilitas permainan Leicester. Kegagalan mereka mencetak gol dalam pertandingan, bisa berujung petaka.

    Sebabnya, mereka harus mencetak gol sebanyak mungkin karena gawang mereka amat rentan kebobolan; yang membuat mencetak gol ke gawang Leicester bukanlah hal yang istimewa. Sehingga, hal ini membuat sekuel pertama Mission Impossible ini bisa saja berakhir bahagia untuk "agen" yang menjalankan misi tersebut.


    ====

    * Akun twitter penulis: @Aditz92 dari @panditfootball

    (a2s/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game