Potensi Lahirnya Valencia Baru di Bawah Bayang-Bayang Pertikaian Pitarch-Neville

Era baru Valencia di bawah kendali kepelatihan Neville memang belum mulus. Orang Inggris ini belum bisa memenuhi ekspektasi manajemen karena sampai saat Los Che ini masih sulit meraih kemenangan. Apalagi tadi malam (3/2) timnya disikat tujuh gol tanpa balas (0-7) oleh Barcelona di Camp Nou.
Sebelum pembantaian itu, di awal 2016 ini manajemen Valencia kembali mendatangkan Jesus Garcia Pitarch sebagai direktur olahraga. Kolaborasi Pitarch dan Neville diharapkan bisa melahirkan kembali generasi baru Valencia yang lebih baik.
Pitarch yang Jenius
Pasca pensiun sebagai pesepakbola profesional, Pitarch memanfaatkan ilmu yang didapat dari sekolah hukum dengan mendirikan sebuah firma hukum di kota kelahirannya, Valencia. Mendapatkan tawaran untuk berperan dalam bidang pengembangan bakat pemain muda, dua tahun berselang, tepatnya pada tahun 2002 Pitarch diangkat sebagai Direktur Olahraga baru Valencia CF.
Banyak kebijakan baru yang dibuat oleh pria yang akrab disapa "Suso" ini, salah satunya program memaksimalkan bakat-bakat muda binaan Valencia. Karena itulah kala itu banyak bermunculan pemain muda di tim utama Valencia, seperti Carlos Marchena, Juan Angulo Angel,dan Vicente Rodriguez.

Ia juga menjadi orang yang berhasil mendatangkan pemain-pemain Spanyol berkualitas seperti Mista dan Francisco Rufete. Di bawah kendalinya, Valencia memang lebih banyak memaksimalkan para pemain Spanyol, karena hal itulah jumlah pemain asing mereka terbilang sangat sedikit.
Berkolaborasi dengan Rafael Benitez yang datang semusim sebelum dirinya, kebijakan-kebijakan Pitarch akhirnya menghasilkan titel La Liga setelah puasa gelar hampir 30 tahun, dan kembali memenangi gelar juara di musim 2003/2004. Bahkan pada musim tersebut satu gelar juara lain berhasil dibawa pulang ke Mestalla, yaitu trofi Piala UEFA (kini Europa League) di mana gelar tersebut adalah yang pertama bagi Valencia di kompetisi Eropa.
Absen dari dunia sepakbola hampir dua tahun setelah dari Valencia, Pitarch ditawari presiden Atletico Madrid, Enrique Cerezo, yang tengah berambisi meruntuhkan dominasi Real Madrid di kota Madrid, dan agar lebih bersaing di La Liga.
Tugas pertama Pitarch sebagai direktur olahraga adalah mendatangkan pengganti Fernando Torres yang hijrah ke Liverpool. Dan pilihan tersebut jatuh kepada penyerang asal Uruguay, Diego Forlan. Keputusan ini sempat menjadi polemik, karena meskipun memiliki musim yang bagus bersama Villarreal, sebagian besar publik Vicente Calderon menganggap Forlan dianggap bukanlah penyerang yang berkelas seperti Torres.
Menghadapi banyak tekanan setelah akibat keputusannya tersebut, Pitarch bergeming. Dan seiring berjalannya musim, penampilan cemerlang Forlan bersama penyerang muda asal Argentina, Sergio Aguero, membawa Atleti berhasil duduk di peringkat empat La Liga dan mencapai perempat final Copa del Rey. Pada musim tersebut Pitarch juga mendatangkan Simao, Jose Antonio Reyes dan Thiago Motta.
Transfer-transfer tersebut akhirnya membuahkan hasil. Atletico berhasil memenangkan kompetisi Eropa pertama mereka yaitu Piala UEFA 2010 – dan Forlan kembali menjadi pahlawan Atleti pada musim tersebut. Pemain-pemain muda seperti Alvaro Dominguez dan Ignacio Camacho mulai muncul di era Garcia Pitarch.
Kembalinya Diego Simeone sebagai pelatih ke Atletico pun tidak lepas dari peran Pitarch. Setelah Quique Flores hengkang, penampilan Atletico langsung merosot tajam. Gregorio Manzano yang ditunjuk menggantikan Flores nyatanya tidak berhasil memenuhi ekspektasi, hingga akhirnya Pitarch menyarankan petinggi klub untuk mendatangkan mantan pemain mereka sendiri, yaitu Simeone.
Setelah Atletico, Pitarch kemudian bekerja di beberapa klub Spanyol dan terus melakukan petualangan hingga ke Timur Tengah. Hingga akhir pada permulaan tahun 2016 ini, Valencia memutuskan untuk kembali meminang Garcia Pitarch untuk mengisi kekosongan kursi direktur olahraga yang ditinggal Fransico Rufete.
Bisakah Pitarch Bekerja Sama dengan Neville?

Tidak puas dengan kinerja Nuno Santo, Peter Lim selaku pemilik klub Valencia menunjuk Gary Neville sebagai pelatih anyar klub pada akhir tahun 2015. Keputusan ini menimbulkan pro dan kontra, apalagi Neville adalah seorang yang asing bagi publik Valencia, dan dia tidak memiliki pengalaman sama sekali dengan sepakbola Spanyol. Yang pasti tujuan utama didatangkannya Neville adalah untuk mengembalikan Valencia ke tingkat yang lebih baik.
Ketika Neville tampak kesulitan di awal kariernya bersama Valencia, Pitarch pun didatangkan untuk memudahkan tugasnya. Namun, apakah Pitarch dan Neville bisa berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan Peter Lim?
Dalam sepak terjangnya sebagai direktur olahraga, Pitarch selalu saja bersitegang dengan para pelatih. Sebuah cerita indah kemudian harus berakhir dengan tragis. Pasca double winner di musim 2003/2004 bersama Valencia, mulai terjadi ketegangan antara Pitarch dengan Benitez. Pangkal masalahnya adalah dia dianggap terlalu banyak campur tangan dalam urusan pembelian pemain dan tidak mendatangkan pemain sesuai dengan kebutuhan tim. Hingga akhirnya Juni 2004, Benitez mengundurkan diri dari kursi kepelatihan, dan merapat ke Liverpool.
Proyek besar yang dijanjikan Pitarch nyatanya tidak berjalan dengan baik. Pasca ditinggal Benitez, Garcia Pitarch menyakinkan petinggi klub kalau timnya akan baik-baik saja. Ia kemudian mendatangkan tiga pemain asal Italia, yaitu Stefano Fiore, Bernardo Corradi dan Marco Di Vaio.
Namun ternyata ketiganya gagal beradaptasi dengan sepakbola Spanyol, dan tidak mampu membawa Valencia seperti di tingkat yang sama ketika ditangani oleh Benitez. Di pertengahan musim, Pitarch diberikan surat pemberhentian oleh petinggi klub dan mesti segera mengemas barang-barangnya dari Mestalla.
Ketika bekerja untuk Atletico, Pitarch gagal untuk menjadi penengah antara Forlan dengan pelatih Flores. Akhirnya Flores lebih memilih untuk hengkang dari Vicente Calderon.

***
Rekam jejak Garcia Pitarch sebagai Direktur Olahraga memang cukup unik. Selalu berhasil melakukan transfer jitu dan membawa tim meraih gelar Eropa. Akan tetapi, di sisi lain ia juga selalu bertikai dengan para pelatih terkait masalah otoritas dalam menentukan kebijakan transfer. Kolaborasi dua sosok yang terkenal keras dalam diri Pitarch dan Neville menjadi sesuatu yang agak mustahil.
Namun apabila melihat yang terjadi dengan Valencia saat ini, bisa jadi memang keduanya sedang mulai bekerja sama dan saling berusaha untuk membawa Valencia ke arah yang lebih baik. Valencia memang masih kurang meyakinkan di La Liga, tetapi di bawah racikan Neville mereka kini berhasil menembus babak semifinal Copa del Rey, dan tentunya berpeluang sangat besar untuk meraih gelar tersebut.
Karenanya, menjadi tugas manajemen untuk memastikan bahwa keduanya bisa bekerja sama tanpa harus merugikan salah satu pihak. Bayang-bayang kekalahan 0-7 tadi malam, harus segera dihilangkan dan kembali ke fokus semula.
====
* Akun twitter penulis: @aunrrahman dari @panditfootball
(din/a2s)