Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Detik Insider

    Darah Muda Si Tua 'El Zorro'

    Meylan Fredy Ismawan - detikSport
    Foto-foto: Getty Images Foto-foto: Getty Images
    Jakarta -

    Oke, trio MSN milik Barcelona dan BBC milik Real Madrid memang tak tertandingi di La Liga. Tapi, apa yang telah diperlihatkan oleh Aritz Aduriz juga tak kalah kerennya.

    Usia Aduriz sudah 34 tahun dan pada bulan depan usianya akan bertambah, sudah cukup untuk masuk kategori pemain gaek atau veteran. Di Spanyol, namanya juga tak setenar Lionel Messi, Neymar, Cristiano Ronaldo, atau Luis Suarez. Apalagi, klub yang dibelanya juga "cuma" Athletic Bilbao, yang tak terlibat hiruk pikuk perebutan gelar juara La Liga dan lebih sering menghuni papan tengah.

    Aduriz juga tak seberuntung Messi, Neymar, atau Ronaldo, yang dikelilingi pemain-pemain top dunia yang senantiasa membantu mereka mencetak gol. Aduriz hanya punya rekan-rekan setim yang memenuhi kriteria khusus untuk masuk skuat Athletic, yaitu punya darah Basque. Oleh karena itulah, yang berada di sekeliling Aduriz adalah pemain-pemain lokal saja. Bukan lokal Spanyol, tapi lokal Basque.

    Dengan kondisi demikian, Aduriz masih bisa menunjukkan bahwa dia adalah striker jempolan. Dijuluki 'El Zorro' atau 'Si Rubah', Aduriz menjadi salah satu penyerang tersubur di Spanyol musim ini. Dia bahkan lebih baik daripada pemain-pemain yang lebih muda dan lebih segar.

    Aduriz musim ini telah mencetak total 25 gol dalam 34 laga di semua kompetisi. Sebagai perbandingan, Luis Suarez musim ini telah mengemas 29 gol, Ronaldo 27 gol, Karim Benzema 21 gol, sedangkan Messi dan Neymar masing-masing 20 gol. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Aduriz termasuk pemain-pemain paling tajam di tanah Matador.

    Dalam karier Aduriz sebagai pesepakbola profesional, musim lalu menjadi musim terproduktif baginya, yakni mencetak 26 gol di sepanjang musim. Karena musim ini masih menyisakan cukup banyak pertandingan, Aduriz selangkah lagi akan melampaui pencapaiannya tersebut karena dia hanya butuh dua gol lagi.

    Memang Berjodoh dengan Athletic



    Aduriz lahir di San Sebastian, yang notabene merupakan markas Real Sociedad, rival Athletic di Basque. Dia tidak lahir di tengah-tengah keluarga yang menyukai sepakbola. Dia tumbuh di rumah di mana televisi tidak digunakan untuk menyaksikan tayangan sepakbola. Jadi, dia tak punya panutan, tak punya idola sepakbola.

    Orang tua Aduriz bukanlah penggemar sepakbola. Mereka berpikir sepakbola adalah olahraga untuk laki-laki homoseksual. Mereka lebih suka naik gunung dan bermain ski. Mereka pun tak nyaman saat melihat Aduriz mulai menunjukkan kesukaannya akan sepakbola.

    Meski demikian, Aduriz kecil tak cuma menekuni sepakbola. Dia juga bisa bermain pelota (semacam squash), selancar, tenis, dan ski. Dia bahkan punya prestasi dalam olahraga ski saat masih berumur sembilan tahun.

    "Saya menyukai semua olahraga. Saya pernah jadi runner-up di kejuaraan ski nasional. Saya pernah bermain snowboarding, selancar, tenis. Semua olahraga itu membantu meningkatkan koordinasi saya. Tapi, saat ini saya cuma main golf. Itu tak terlalu berbahaya," kenang Aduriz.

    "Ibu dan ayah saya sangat menyukai olahraga, tapi mereka tak suka sepakbola. Saya ingat saya harus membujuk mereka agar diizinkan bermain dan bahkan mereka meminta saya lebih memprioritaskan selancar daripada sepakbola," katanya.

    Aduriz memulai karier sepakbolanya di klub lokal Antiguoko. Di klub tersebut, dia menimba ilmu bersama Xabi Alonso, Mikel Arteta, dan Andoni Iraola. Akan tetapi, tak seperti rekan-rekannya yang kemudian pindah ke klub profesional, Aduriz memilih untuk bergabung dengan klub amatir Aurrera de Vitoria agar bisa menuntaskan pendidikannya. Namun, Aduriz pada akhirnya meninggalkan pendidikannya saat karier sepakbolanya makin menanjak.

    Aduriz pertama kali bergabung dengan Athletic di usia 19 tahun. Dia melakoni debutnya pada tahun 2002 saat Athletic masih dilatih oleh Jupp Heynckes. Namun, karier Aduriz tak langsung mulus. Dia sempat dipinjamkan ke Burgos, dijual ke Valladolid, lalu dibeli lagi oleh Athletic pada 2005. Namun, di Athletic dia lebih sering jadi cadangan Fernando Llorente.

    Aduriz kembali meninggalkan Athletic pada 2008. Dia dijual ke Real Mallorca. Suporter Athletic memprotes keras kebijakan presiden klub saat itu, Fernando Macua, untuk menjual Aduriz.



    Dua musim berkostum Mallorca, Aduriz kemudian pindah ke Valencia. Akan tetapi, Aduriz tak terlalu berkembang di Valencia karena kalah bersaing dengan Roberto Soldado. Dia akhirnya pulang ke Athletic pada 2012.

    Setelah kembali ke Athletic, Aduriz diuntungkan oleh perselisihan antara pihak klub dengan Llorente. Dia menjadi pilihan utama di lini depan dan menuntaskan musim 2012/2013 dengan 18 gol.

    Dengan usia yang tidak muda lagi, Aduriz ternyata mampu mempertahankan ketajamannya. Periode ketiganya di Athletic terbukti sebagai periode terbaik dalam kariernya. Sejak 2013/2014 sampai musim ini, dia secara berturut-turut mencetak 18, 26, dan 25 gol.

    Pernyataan Aduriz beberapa waktu lalu mungkin menjelaskan kenapa dia justru makin garang setelah usianya kepala tiga. Dia mengaku darah mudanya telah mendorong dia tampil lebih mantap daripada sebelumnya.

    "Saya sangat menikmati permainan saya, jauh lebih menikmati daripada sebelum-sebelumnya. Ada banyak tekanan yang harus diterima dari waktu ke waktu dalam sepakbola profesional dan kadang-kadang itu sulit. Saya merasa seperti seorang bocah saat bermain dan berlatih," katanya.

    Sistem yang Cocok di Athletic

    Salah satu kunci sukses di balik produktivitas Aduriz adalah sistem permainan Athletic yang sangat cocok dengan karakter si pemain. Sebagai seorang penyerang tengah, Aduriz diberkati kecerdasan dan sundulan mematikan. Meski posturnya tak bisa dibilang jangkung (1,82 meter), dia sangat jago dalam duel-duel udara dan menjadikan sundulan kepala sebagai salah satu senjata utamanya.

    Athletic mengandalkan formasi 4-2-3-1. Dua pemain yang biasa mengisi posisi pemain sayap biasanya adalah Inaki Williams dan Markel Susaeta, sementara dua posisi full-back diperankan oleh Mikel Balenziaga dan Oscar De Marcos.

    Demi memanjakan Aduriz, Athletic banyak mengandalkan umpan-umpan silang. Statistik whoscored mencatat Los Leones sebagai salah satu tim yang paling melepas umpan silang di La Liga musim ini. Dengan rata-rata 23 umpan silang per laga, mereka cuma kalah dari Real Madrid (27), Real Sociedad (27), Rayo Vallecano (26), dan Malaga (24).

    Dengan banyak melepas umpan silang, tak heran jika kemudian Athletic juga banyak mencetak gol lewat sundulan kepala. Mereka telah mencetak sepuluh gol lewat sundulan di La Liga, cuma kalah dari Madrid (12).

    Aduriz sendiri sejauh ini tercatat memenangi 112 duel udara (rata-rata 5,6 per laga), tertinggi di La Liga. Dari 13 golnya di La Liga musim ini, tiga dari sundulan kepala. Pemain dengan gol sundulan yang lebih banyak darinya cuma Gareth Bale (7 gol).

    "Saya memang tak terlalu tinggi, tapi saat masih bocah saya selalu senang menyundul dan ini adalah berkat latihan, latihan, latihan," ujar Aduriz.

    "Seringkali ini bukan tentang melompat sangat tinggi, tapi tentang mencapai posisi tertinggi yang bisa Anda capai, dan tentang pemilihan waktu saat Anda melompat," kata dia.



    Pintu Timnas yang Belum Terbuka

    Di usianya yang sudah hampir 35 tahun, Aduriz belum banyak merasakan pengalaman membela tim nasional Spanyol. Dia baru tampil sekali untuk La Furia Roja, yaitu saat main 13 menit pada pertandingan melawan Lithuania di kualifikasi Piala Eropa 2012 pada 2010 silam.

    Melihat performa Aduriz musim ini, Vicente del Bosque belum juga memberinya kesempatan. Padahal, penyerang-penyerang yang dipakai Del Bosque belakangan ini, seperti Alvaro Morata, Paco Alcacer, dan Diego Costa, juga tak mencetak gol lebih banyak daripada Aduriz di klubnya masing-masing. Sejak masa keemasan David Villa dan Fernando Torres berlalu, Spanyol memang tak memiliki seorang striker yang benar-benar bisa jadi mesin gol.

    Akan tetapi, belum dipanggilnya Aduriz bisa jadi juga berkaitan dengan gaya permainan yang diterapkan Del Bosque di timnas. Tidak seperti Athletic yang banyak mengandalkan umpan silang dari sayap dan umpan-umpan langsung ke kotak penalti, Spanyol adalah tim yang menjadikan penguasaan bola sebagai senjata utama mereka. Akan ada banyak operan sebelum bola masuk ke wilayah lawan.

    Meski demikian, Del Bosque masih membuka kesempatan bagi Aduriz. Dia mungkin saja membawanya ke putaran final Piala Eropa 2016.

    "Ada banyak pemain Spanyol yang mencetak gol. Aduriz fantastis dan Paco Alcacer tak kehilangan naluri mencetak golnya. Kami akan mencari penyerang-penyerang yang punya musim yang bagus dan melengkapi apa yang kami inginkan," kata Del Bosque beberapa waktu lalu.

    Well, semoga beruntung, El Zorro!

    ====

    * Penulis adalah wartawan detiksport. Akun twitter: @meylanfredy


    (mfi/a2s)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game