Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Detik Insider

    Kartel Narkoba Bayangi Timnas Kolombia di Piala Dunia

    Aryo Bhawono - detikSport
    Gol bunuh diri Andres Escobar yang kemudian merenggut nyawanya (AFP PHOTO/ROMEO GACAD) Gol bunuh diri Andres Escobar yang kemudian merenggut nyawanya (AFP PHOTO/ROMEO GACAD)
    Jakarta - Skuad Kolombia telah menghapus mimpi buruk yang pernah dialami timnya 24 tahun silam. Kala itu timnas Kolombia dipaksa pulang dari Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat setelah kalah 1-2 atas tuan rumah. Buntut kekalahan ini, Andres Escobar dibunuh karena dianggap sebagai biang kerok dengan gol bunuh dirinya.

    Ancaman terulangnya tragedi itu sempat membayangi di Piala Dunia 2018 ini. Tapi kiper Timnas Kolombia, David Ospina segera menepis. Ia memastikan timnya telah memeras semua keringat untuk menghadapi Inggris, Rabu (4/7/2018) dini hari. Meski di akhir laga mereka kalah 3-4 melalui adu penalti.

    "Kami pulang dengan kesedihan, tapi kini saatnya untuk menegakkan," kata Ospina seperti dikutip Four Four Two.



    Ospina menjadi salah satu bintang Kolombia dalam pertandingan melawan Inggris dengan penyelamatan yang dia lakukan saat menghalau tendangan Jordan Henderson. Tetapi ia gagal memblok eksekusi Kieran Trippier dan Eric Dier dari titik penalti.

    Kalimat Ospina paling tidak menghapus kekhawatiran pecinta bola atas terulangnya tragedi kepulangan Kolombia pada Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Kontributor Vice.com, Will Magee, menuliskan kala itu beban timnas Kolombia melenggang ke AS sangat berat. Kartel narkoba yang berkembang di negara mereka turut campur dalam urusan sepakbola.

    Timnas Kolombia tersingkir di babak 16 besar setelah kalah adu penalti dari InggrisTimnas Kolombia tersingkir di babak 16 besar setelah kalah adu penalti dari Inggris Foto: Maxim Shemetov/REUTERS


    Pemimpin Kartel Medellin, Pablo Escobar-pun turut mengalirkan uangnya untuk kebutuhan timnas melalui koneksinya di klub Atletico Nacional. Pablo Escobar sendiri tak sempat menonton pertandingan di Piala Dunia karena terbunuh pada 1993 setelah terlibat baku tembak dengan pasukan khusus Kolombia.

    Tetapi kartel di Kolombia bukan hanya Medellin. Rivalnya, Cali, tengah bangkit dan memiliki kecintaan yang sama kepada timnas Kolombia. Apalagi prestasi Kolombia dalam kualifikasi kala itu sangat meyakinkan. Dalam lima pertandingan tak terkalahkan, salah satunya mencukur Argentina, 5-0.

    Sebelum menjejak lapangan rumput di AS pada Piala Dunia 1994, rumor keterlibatan kartel mengatur pemain hingga ancaman pembunuhan menjadi intimidasi sendiri bagi tim. Beban ini terasa sangat berat ketika mereka kalah melawan Rumania 1-3 di Grup A. Mereka juga bertekuk lutut dari tuang rumah dengan skor 1-2. Kemenangan 2-0 melawan Swiss pada pertandingan selanjutnya tak menolong Kolombia dari juru Kunci Grup A hingga harus pulang lebih awal.



    Lima hari setelah pulang, Andres Escobar yang melakukan gol bunuh diri saat melawan AS, bertandang ke kelab malam El Indio. Di sana dia terlibat cekcok dengan sekelompok orang, lantas, 'Dor, dor, dor' sejumlah peluru menembus tubuhnya.

    Beragam versi pembunuhan Andres Escobar-pun beredar. Ada yang mengatakan bahwa penembak menyebutkan kalimat 'terima kasih atas gol-nya'. Namun ada kabar lain yang menyebutkan si penembak meneriakkan kata 'gol' untuk setiap peluru yang ditembakkan.

    Pelaku pembunuhan, Humberto Castro Munoz, segera ditangkap. Dia merupakan penjahat dengan catatan kejahatan panjang dan bekerja di bawah penjahat kakap, Gallon Bersaudara, Juan Santiago Gallón Henao and Pedro David Gallón Henao.

    Pengakuan akhir Munoz menyebutkan dirinya mendengar pertengkaran antara bos-nya dengan Andres Escobar. Ia-pun keluar dan menembak enam kali ke arah leher Andres Escobar yang sudah berada di dalam mobil.

    Munoz dijatuhi hukuman 45 tahun penjara dan membayar kompensasi kepada keluarga Andres Escobar, 49 ribu dollar AS. Ia hanya menjalani 11 tahun penjara dan bebas dengan alasan berkelakuan baik. Sedangkan Gallon bersaudara hanya dijatuhi hukuman 15 bulan dan denda 1.850 dollar AS. (ayo/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game