Zlatan Ibrahimovic dan Mereka yang Dipermalukannya

Satu hal yang pasti, Zlatan adalah sosok yang perkataannya enak untuk dijadikan kutipan. Tidak percaya? Simak bagaimana jawabannya ketika ditanyai apakah dirinya akan berubah pikiran dan bertahan di Paris Saint-Germain:
"Kalau mereka mengganti menara Eiffel dengan patungku, maka aku akan bertahan. Aku janji."
Kontrak Ibrahimovic dengan PSG memang habis begitu musim ini selesai. Dengan pernyataan yang terkesan membesarkan diri sendiri begitu, Ibrahimovic mengisyaratkan, kemungkinannya amat (sangat) kecil bagi dia untuk bertahan di PSG.
Pada lain kesempatan, ia menginstruksikan (ya, memberi instruksi, layaknya seorang pemimpin kepada anak buahnya) kepada pemain-pemain PSG lainnya untuk tidak berbicara kepada pers ketika melintasi mixed-zone.
"Zlatan? Zlatan?" Seorang jurnalis memanggil.
"Ikuti aku, ikuti aku. Jangan ada yang bicara," ujar Ibrahimovic.
"Kenapa tidak boleh ada yang bicara?" Tanya si jurnalis lagi.
"Karena akulah bosnya."
Skak mat.
Silakan sebut Ibrahimovic arogan, kelewat percaya diri, atau belagu, tapi memang begitulah dia. Sejak dahulu, sepakbola sudah dipenuhi berbagai sosok arogan dan kontroversial lainnya, dalam berbagai versi dan wujud. Pada akhirnya, Ibrahimovic hanya menjadi arogan versi dirinya sendiri.
Sebab, siapa juga yang berani menyebut dirinya sendiri dengan nama sebagai kata ganti orang pertama? Ya, cuma Ibrahimovic. "Dia tidak butuh kado, dia sudah punya Zlatan," ucapnya waktu ditanya apa kado untuk istrinya.
Dengan pembawaan yang sedemikian angkuhnya, Ibrahimovic memang sulit untuk ditundukkan siapa-siapa. Bahkan tidak oleh PSG yang bergelimang uang itu. Dalam buku biografinya, "I Am Zlatan", hanya ada sedikit orang yang mendapatkan pengakuan darinya. Salah satunya adalah pelatihnya di Juventus, Fabio Capello, yang ia sebut sebagai 'demon manager'. Manajer lainnya yang pernah menangani Juventus, Didier Deschamps, tidak ia indahkan.
Ketika Juventus terjun ke Serie B, Ibrahimovic enggan bertahan. Ia pun menjalani latihan pramusim dengan malas-malasan. Ketika seluruh tim sudah berada di bus untuk berangkat melakoni laga ujicoba, ia tetap tinggal di kamarnya. Deschamps pun geram. Ia lalu turun dari bus untuk memanggil Ibrahimovic. Apa yang ia temukan kemudian adalah Ibrahimovic yang dengan santainya sedang duduk sembari bermain playstation.
"Saya bahkan tidak melihat padanya. Saya duduk saja sambil terus bermain," kata Ibrahimovic.
Si jurnalis tadi dan Deschamps hanyalah sebagian contoh orang yang kena getah dari sikap semau gue Ibrahimovic. Baru-baru ini, ada orang lain yang merasa karier internasionalnya hancur gara-gara Ibrahimovic. Orang itu adalah Ryan Shawcross.
Bedanya, Shawcross tidak dipermalukan dengan kata-kata atau tindakan arogan. Shawcross dipermalukan dengan sebuah tendangan salto.
Ingat gol Ibrahimovic ke gawang timnas Inggris pada November 2012? Pada malam di mana Swedia menang 4-2 itu, dan Ibrahimovic memborong seluruh gol Swedia, ia menutupnya dengan sebuah tendangan salto dari jarak sekitar 30 meter. Daripada dijelaskan lebih lanjut, lebih baik lihat sendiri saja gol itu:
Kala itu, Shawcross hanya bermain 16 menit dan itu adalah laga debutnya bersama timnas Inggris. Apes bagi Shawcross, malam itu Ibrahimovic sedang bagus-bagusnya. Ia pun tidak punya kesempatan sama sekali untuk menghentikan bomber yang kini berusia 34 tahun tersebut.
Kini, tendangan salto dan performa Ibrahimovic pada laga tersebut dijadikan bahan olok-olok orang-orang terdekat Shawcross pada dirinya.
"Sekarang, saya jadi bahan olok-olok dari keluarga saya. Sebab, dalam 10 menit laga internasional saya, saya dihancurkan oleh satu orang," ujarnya kepada Telegraph sembari tertawa.
"Mereka terus bilang bahwa Zlatan menghancurkan karier saya! Saya punya kesempatan dan saya pikir, tidak banyak bek yang bisa menghentikannya," lanjut bek Stoke City ini.
Pada akhirnya, laga tersebut menjadi satu-satunya laga Shawcross bersama timnas Inggris --sejauh ini. Kendati pun catatannya bersama Stoke cukup bagus, ia tidak pernah mendapatkan kesempatan tampil bersama The Three Lions lagi.
Ah, Ibrahimovic... Ah, nasibmu, Shawcross...
(roz/din)