'Melon-Melon Chelsea' Berjaya Lagi di UEFA Youth League

Di tengah kosmopolitannya skuat utama Chelsea, dan begitu banyaknya bintang-bintang mahal di dalamnya, sesungguhnya The Blues punya bibit-bibit ajaib. Ini bukan sekadar penilaian kosong saja karena faktanya teronggok di depan mata.
Sejak musim lalu, Chelsea sukses menjadi juara UEFA Youth League, sebuah kompetisi untuk tim junior klub-klub yang berlaga di Liga Champions yang dulunya bernama Liga Champions U-19. Sejauh ini, baru ada tiga edisi UEFA Youth League dan tim junior Chelsea memenangi dua edisi di antaranya.
Musim lalu, pada pertandingan final yang berlangsung di Stadion Colovray, Nyon, Swiss, Chelsea menundukkan Shakhtar Donetsk 3-2. Kesuksesan Chelsea musim itu turut mencuatkan nama Dominic Solanke, yang menjadi top skorer turnamen dengan torehan 12 gol.
Solanke, 18 tahun, adalah pemain yang komplet. Ia bisa bermain sebagai penyerang, gelandang serang, atapun winger. Kendati begitu, kesuksesannya menorehkan tinta emas di UEFA Youth League tak serta merta membuatnya naik ke tim utama.
Pada masa kepemimpinan Mourinho dulu, hanya pemain-pemain muda yang dinilainya layaklah yang bisa naik ke tim utama. Setiap pemain muda yang ingin menembus skuat utama, harus bekerja amat-amat keras.
"Pemain muda itu seperti melon."
"Hanya saat membuka dan merasakan melon, Anda baru bisa yakin 100 persen kalau rasanya enak. Kadang Anda melihat melon yang bagus tapi ternyata rasanya tidak enak. Beberapa melon lain kelihatannya buruk tapi saat dibuka, rasanya fantastis," urai Mourinho beberapa tahun lalu.
![]() |
Solanke kini tengah dipinjamkan ke tim Eredivisie, Vitesse Arnhem. Ia sudah bermain sebanyak 23 kali (19 kali sebagai starter), mencetak 7 gol, dan menyumbang 1 assist. Di luar itu, Solanke, menurut catatan Squawka, juga membuat 19 operan kunci (operan yang berbuah jadi peluang).
Solanke hanyalah salah satu contoh bibit bagus di tim junior Chelsea. Masih ada juga Isaiah Brown, pencetak dua gol di final UEFA Youth League musim lalu, yang kini juga sedang dipinjamkan ke Vitesse.
Brown, yang biasa bermain sebagai winger, sudah bermain 20 kali untuk Vitesse musim ini, mencetak 1 gol, dan menyumbang 1 assist.
Musim ini, salah satu pemain muda Chelsea yang cukup banyak mendapatkan kesempatan tampil di skuat utama barulah Ruben Loftus-Cheek. Sama seperti Solanke dan Brown, Loftus-Cheek juga ikut bermain di final UEFA Youth League musim lalu. Pada musim ini, Loftus-Cheek sudah bermain 14 kali di tim utama.
![]() |
Sementara itu, Jake Clarke-Salter, yang sempat menjadi kapten tim U-18 Chelsea dan memenangi FA Youth Cup, sudah mengantongi satu penampilan bersama tim senior musim ini. Clarke-Salter mendapatkan debut ketika Chelsea menang 4-0 atas Aston Villa dengan menggantikan Pedro Rodriguez pada menit ke-74.
Clarke-Salter juga bermain pada final UEFA Youth League 2015/2016, Selasa (19/4/2016) dini hari WIB, di mana Chelsea bertanding melawan Paris Saint-Germain. Ia diplot sebagai bek tengah bersama dengan Fikayo Tomori, yang membawa Chelsea unggul lebih dulu di menit ke-10.
PSG kemudian menyamakan kedudukan di menit ke-58 lewat gol Yakou Meite, tetapi gol dari Kasey Palmer pada menit ke-61 membawa Chelsea unggul 2-1. Skor tersebut bertahan sampai pertandingan berakhir dan 'Si Biru' pun kembali jadi juara UEFA Youth League.
Palmer (5 gol) dan Tammy Abraham (8 gol) menjadi pencetak gol terbanyak Chelsea di turnamen kali ini. Layak ditunggu masa di mana keduanya bermain di tim utama Chelsea.
(roz/din)