Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Football Story

    Sedikit Senyum dari Tim U-21 'Setan Merah'

    Rossi Finza Noor - detikSport
    Foto: Getty Images/Julian Finney Foto: Getty Images/Julian Finney
    London - Manchester United memang sedang terpuruk. Tapi, itu cuma cerita untuk tim senior mereka. Tim junior mereka justru sedang tersenyum.

    Kiper Joel Castro Pereira, yang hari itu didaulat menjadi kapten tim, melompat-lompat kegirangan di hadapan pendukung United. Di belakangnya, rekan-rekan satu timnya meniru gerakannya. Mereka semua menyerukan apa yang biasa diserukan tim yang baru saja menjadi juara: "Campione.. Campione.. Ole! Ole! Ole!"

    Ada sekelompok pendukung United hari itu, Selasa, 19 April 2016. Mereka berkerumun di salah satu sudut Stadion White Hart Lane. Sekitar sepekan sebelumnya, di stadion yang sama, tim senior United dibekuk si empunya stadion tiga gol tanpa balas. Hari itu, mereka mendapatkan penawar dari kekecewaan sebelumnya.

    Tim U-21 United baru saja memetik kemenangan 3-2 atas Tottenham Hotspur U-21. Kemenangan tersebut memastikan United U-21 menjadi juara Premier League U-21 untuk musim ini. Itu merupakan gelar juara ketiga United di Premier League U-21 dalam empat musim terakhir.

    Dengan kemenangan atas Tottenham U-21, United naik ke puncak klasemen dengan koleksi nilai 45. Mereka unggul dua poin atas Sunderland U-21. Namun, Sunderland sudah memainkan seluruh pertandingan mereka (22 kali), sementara United baru bermain 20 kali. Alhasil, trofi juara pun direngkuh.

    Pereira naik ke papan iklan untuk merayakan kemenangan tersebut dengan para suporter di sudut stadion. Ada bendera "One Love" dibentangkan oleh beberapa suporter. Menurut laporan Samuel Luckhurst dari Manchester Evening News, bendera itu cuma dibawa oleh para pendukung United yang berbasis di Manchester. Artinya, suporter yang hadir di White Hart Lane hari itu adalah mereka yang datang jauh-jauh dari Manchester, bukan mereka yang berdomisili di London dan kebetulan menonton pertandingan.

    Jelas, melihat kondisi tim senior yang sekarang untuk masuk empat besar saja ngos-ngosan, menyaksikan para talenta-talenta muda 'Setan Merah' menyabet gelar juara lagi adalah sesuatu yang menyegarkan. Tidak heran kalau mereka rela menempuh jarak sekitar 200 kilometer ke selatan untuk menonton pertandingan di sebuah stadion yang tidak terisi penuh.

    Layaknya sebuah laga tim U-21, White Hart Lane tidak ramai dikunjungi suporter. Tapi, sebuah pertandingan menarik tersaji. United sempat unggul 2-0 lebih dulu. Gol pertama mereka dicetak oleh sepakan first-time Donald Love, menyusul sebuah kerjasama apik dari rekan-rekannya. Sementara, gol kedua mereka dicetak oleh sepakan voli Andreas Pereira setelah menerima umpan silang dari Guillermo Varela.




    Namun, seperti halnya tim senior mereka yang kerap menyusahkan diri sendiri, keunggulan dua gol United sirna; Tottenham berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Ketika laga tampak akan berakhir imbang, lahirlah sesuatu yang "amat United": sebuah gol tepat di menit akhir.

    Berawal dari sebuah situasi bola mati, bola berhasil dihalau oleh para pemain Tottenham. Namun, bola muntah langsung disambar oleh Varela. Gol tercipta dan para pemain United pun berhamburan ke sisi lapangan merayakannya bersama para pelatih.

    "It's f*****g brilliant!" ujar Joel Pereira kepada MUTV. Saking kegirangannya, ia sampai tak sadar telah mengucap sumpah serapah di depan kamera tv. Kiper asal Portugal berusia 19 tahun itu kemudian buru-buru meminta maaf lewat akun Twitter-nya, meski disertai emoji setengah meledek.

    Beberapa pemain senior United, seperti Ashley Young, memberikan selamat. Tidak ketinggalan juga eks pemain United, Rafael da Silva, juga ikut mengucapkan selamat. Tidak ketinggalan pula, Rafael menyebut nama pelatih tim U-21 United, Warren Joyce.

    Joyce mengambil kendali tim U-21 setelah Ole Gunnar Solskjaer pergi untuk menangani Molde FK pada 2011. Sejak saat itu, Joyce telah menangani beberapa pemain muda United, yang kemudian masuk ke dalam skuat utama. Sejak musim lalu --sejak kedatangan Louis van Gaal, tepatnya-- beberapa anak asuh Joyce, yakni Paddy McNair dan Tyler Blackett, sukses menembus tim utama.

    Musim ini lebih banyak lagi. Badai cedera yang menghantam para pemain di tim senior menjadi berkah tersendiri. Alhasil, tiga pencetak gol ke gawang Tottenham --Love, Andreas Pereira, dan Varela-- mendapatkan jatah bermain di skuat utama. Cameron Borthwick-Jackson, yang juga bermain pada laga melawan Tottenham, sempat mendapatkan pujian pada beberapa laga ketika ia bermain sebagai bek kiri untuk tim utama.

    Beberapa lainnya, seperti Joe Riley dan James Weir, juga sempat menjadi cameo di tim utama. Kini, pemain-pemain muda yang lain tengah menunggu kesempatan serupa. Dua di antaranya yang dinilai patut dijajal di tim utama adalah RoShaun Williams (18 tahun) dan Axel Tuanzebe (18 tahun).

    Joyce jelas layak dapat pujian karena mampu memupuk talenta-talenta pemain muda tersebut. Tidak lama setelah pertandingan selesai, ia diguyur oleh para bocah yang diasuhnya. Bukan dengan sampanye, melainkan dengan air mineral biasa dari botol. Memang, tidak ada yang glamor hari itu, tetapi ada secercah harapan yang menyeruak.

    (roz/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game