Liga Champions: Real Madrid 3-0 Galatasaray
El Real yang Leluasa Menguasai Galatasaray

Kemenangan atas Galatasaray tadi malam membuat Real Madrid boleh dianggap telah melangkahkan satu kaki ke babak semifinal Liga Champions musim ini.
Selain menang 3-0 berkat gol-gol Cristiano Ronaldo, Karim Benzema dan Gonzalo Higuain, Madrid pun untuk pertama kalinya di Liga Champions musim ini bisa menyelesaikan pertandingan tanpa kebobolan.
Sebelum kickoff pelatih Galatasaray Fatih Terim mengatakan bahwa ia akan mempertahankan gaya bermain menyerang timnya selama ini. Dan kata-kata itu dibuktikan melalui pemilihan pemain dan gaya bermain terbuka yang ia terapkan semalam. Terim memasang dua orang striker di depan, yaitu Drogba dan Yilmaz, serta menggunakan Wesley Sneijder sebagai gelandang serang untuk menopang keduanya. Di sayap kanan lapangan ia juga memasang seorang winger bertipe menyerang dalam diri Hamit Altintop.
Namun keputusannya untuk bermain terbuka ini jadi awal kekalahan Galatasaray. Menghadapi Madrid yang memang memiliki penyerang-penyerang mumpuni seperti Ronaldo, Benzema, Di Maria, dan Ozil, Terim hanya memasang satu gelandang bertahan yaitu Felipe Melo. Akibatnya, keempat penyerang Real bebas untuk bergerak, bertukar posisi, dan mengeksploitasi area sepertiga lapangan terakhir Galatasaray.
Sementara itu di kubu Madrid, Jose Mourinho tidak melakukan banyak perubahan dalam susunan tim. Ia hanya mengganti Alvaro Arbeloa dan memasang Essien sebagai bek kanan, dan memilih Benzema sebagai starter ketimbang Higuain. Namun keputusannya itu terbukti tepat. Gol kedua Madrid tercipta karena umpan silang Essien dan sundulan Benzema.
Real Tak Melakukan Pressing, Antarlini Galatasaray Renggang
Selain mempertahankan line-up terbaiknya, Mourinho juga tetap memainkan gaya andalannya yaitu melakukan serangan balik. Memang, dengan kemampuan passing Oezil serta kecepatan Di Maria dan Ronaldo, Madrid paling berbahaya jika mendapatkan ruang bergerak.
Karena itu Madrid tidak melakukan pressing terlampau ketat di daerah pertahanan Galatasaray dan cenderung mengundang Sneijder dkk untuk menyerang. Saat Galatasaray masuk ke areal pertahanan Real, barulah Khedira-Alonso atau keempat bek Madrid melakukan pressing, merebut bola, dan secepatnya mengalirkan bola ke area pertahanan Galatasaray yang terbuka lebar.
Gol pertama Madrid jadi contoh baik untuk menggambarkan hal tersebut. Hanya dibutuhkan 5 sentuhan untuk tercipta gol, yaitu: Alonso - Ozil - Benzema - Oezil - Ronaldo - gol. Dengan mengombinasikan umpan lambung Alonso, umpan terobosan Oezil, serta kecepatan Ronaldo dalam mengeksploitasi ruang antar keempat bek Galatasaray, Madrid mampu menciptakan gol pertama hanya dalam waktu 9 menit.
Hal ini juga diperparah dengan renggangnya antarlini Galatasaray karena Terim memerintahkan anak-anak asuhnya untuk memaksimalkan lebar lapangan melalui umpan-umpan lambung ke arah Altintop atau Selcuk Inan.
Dengan menggunakan 2 striker di depan, dan Sneijder yang bermain dekat dengan Drogba-Yilmaz, maka memanfaatkan lebar lapangan berarti kendali lapangan tengah berada di tangan Madrid. Tak heran Alonso (73) dan Oezil (50) jadi dua pemain dengan jumlah passing terbanyak.
Umpang Lambung dari Tengah
Membiarkan poros Alonso-Oezil untuk mengendalikan lini tengah berarti membiarkan Los Blancos bermain dengan kemampuan terbaiknya. Alonso dengan umpan lambungnya mampu mengendalikan ritme permainan dan mengatur arah aliran bola baik ke tengah, atau sayap kiri dan kanan. Sementara Oezil fasih bertukar posisi dengan Di Maria atau Benzema untuk menyuplai Ronaldo yang sering bergerak masuk ke kotak penalti. [Lihat grafik di bawah ini. Sumber: Squawka.com]
Bahkan salah satu umpan panjang Alonso sempat melepaskan Di Maria dari penjagaan bek-bek Galatasaray sehingga Di Maria tinggal berhadap-hadapan dengan Muslera. Namun Di Maria tak mampu memanfaatkannya untuk dijadikan gol karena tendangannya tepat mengarah ke kiper lawannya itu.
Umpan-umpan panjang dari tengah lapangan ini krusial dalam permainan Madrid, karena artinya bola bisa dialirkan secara cepat ke area kosong di antara Felipe Melo dan keempat bek Galatasaray. Hal ini terlihat dalam grafik di atas. Alonso acap kali mengirimkan bola ke garis sepertiga lapangan terakhir. Alonso jugalah yang jadi penentu arah serangan Madrid, apakah akan melalui sayap atau tengah lapangan.
Memaksimalkan Peran Ronaldo
Sebelum pertandingan Mourinho sempat dipusingkan dengan ketidakmampuan striker-striker Real Madrid untuk membuat gol. Untuk mengatasi hal ini, Mourinho lalu memaksimalkan kontribusi Ronaldo.
Dengan adanya Oezil, Di Maria serta Benzema, yang juga fasih bermain di belakang striker untuk menyuplai bola, Ronaldo mendapatkan kebebasan untuk bergerak masuk ke dalam kotak penalti. Apalagi Coentrao juga sering kali bergerak naik untuk tetap mempertahankan lebar lapangan dan menarik Eboue keluar. Hal ini membuka ruang yang bisa dimanfaatkan Ronaldo dengan kecepatannya menggiring bola.
Selain di gol pertama, peran Ronaldo ini juga terlihat di gol kedua. Ronaldo yang bergerak masuk saat Essien mengirimkan umpan membuat kedua bek Galatasaray kebingungan. Benzema pun kemudian lepas dari penjagaan dan berhasil mencetak gol. (Lihat grafik 'Gerak Ronaldo di Gol Kedua' di atas).
Tidak Efektifnya Galatasaray
Dengan tuan rumah yang tidak melakukan pressing ketat, Galatasaray sebenarnya mampu memasuki area pertahanan Madrid dan menciptakan peluang. Bahkan Galatasaray juga bisa melakukan lebih banyak sentuhan (648 kali) dibanding Real Madrid (418). Namun, Madrid lebih banyak melakukannya di area sepertiga lapangan akhir (133 kali) dibanding Galatasaray (67).
Hal ini dikarenakan serangan yang dibangun oleh Galatasaray tidak efektif dan lebih sering dipatahkan oleh keempat bek Real sebelum bola memasuki kotak penalti. Bahkan, dari 14 percobaan tendangan ke arah gawang yang diciptakan Drogba dkk, hanya 4 yang berada di dalam kotak penalti. Dari keempatnya hanya satu yang benar-benar membahayakan gawang yang dijaga oleh Diego Lopez, yaitu saat Eboue melepaskan tendangan hasil dari umpan Didier Drogba di menit ke-44.
Kesimpulan
Keputusan Fatih Terim untuk menyerang Real Madrid secara terbuka berujung pada dua gol yang dicetak oleh Ronaldo dan Benzema. Ia lalu coba memperbaiki kesalahan itu dengan memasukkan Gokhan Zan, menggantikan Sneijder, untuk memperkuat pertahanan Galatasaray. Namun ketidakmampuan bek Galatasaray untuk menjaga Higuain membuat Galatasaray kembali kebobolan.
Satu-satunya cara agar Galatasaray mampu membalikkan kedudukan di kandang sendiri adalah dengan kembali melakukan serangan. Pada pertandingan ini, Galatasaray membuktikan bahwa menembus pertahanan Real bukanlah hal yang mustahil. Apalagi di pertandingan selanjutnya, minggu depan, El Real akan tampil tanpa Alonso dan Sergio Ramos.
===
* Akun twitter penulis: @vetriciawizach dari @panditfootball