Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Champions Grup F: PSG 3-2 Barcelona

    PSG Manfaatkan Keunggulan Lucas Moura dengan Bermain Melebar

    - detikSport
    Getty Images/Dean Mouhtaropoulos Getty Images/Dean Mouhtaropoulos
    Paris - Paris St-Germain sukses kalahkan Barcelona di Matchday 2 Liga Champions. Ketiadaan Zlatan Ibrahimovic justru mampu digantikan dengan baik oleh Lucas Moura, yang jadi kunci kemenangan 3-2 Les Parisiens.

    Para pendukung PSG yang memadati Parc des Princes diselimuti kekhawatiran kala PSG menjamu Barca pada matchday kedua Liga Champions Rabu (1/10) dini hari tadi.

    Rentetan hasil buruk di liga domestik dan juga absennya pemain pilar seperti Ibra, Thiago Silva, dan Ezequiel Lavezzi membuat mereka ragu PSG akan meraih hasil positif pada laga ini. Namun tak disangka, secara mengejutkan PSG mampu mengalahkan Barca dengan skor tipis 3-2.

    Kredit khusus perlu diberikan pada sang arsitek PSG, Laurent Blanc. Ia dengan jitu memasang Lucas Moura untuk menggantikan Ibra. Di mana Moura menjadi kunci dari keberhasilan strategi yang diterapkan Blanc untuk menembus pertahanan Barca.


     
    Mengobrak-abrik Garis Pertahanan Tinggi Barca

    Meski bermain di kandang lawan dan menghadapi lawan sekelas PSG, Barca tetap bermain terbuka. Skuat asuhan Luis Enrique ini terus menekan PSG sejak menit pertama. Pressing agresif dilakukan agar Barca bisa cepat menguasai bola dan membangun serangan.

    Barca pun menggunakan garis pertahanan tinggi ketika PSG menguasai bola. Backfour Barca berdiri sejajar dekat area lingkar lapangan tengah untuk menjauhkan lini penyerangan lawan dari area kotak penalti.


     
    Hal ini dapat dilihat dari Enrique yang lebih memilih Javier Mascherano untuk diduetkan dengan Jeremy Mathieu pada pos bek tengah, ketimbang memasang Gerard Pique. Mascherano memiliki kemampuan lebih soal penguasaan bola dan kecepatan dibanding Pique. Hal ini tentunya akan memudahkan barisan tengah Barca untuk menguasai lapangan tengah.

    Tapi strategi ini tampaknya malah jadi blunder bagi Barca. Meski Blaugrana mendominasi penguasaan bola, PSG tetap bisa menebar ancaman melalui skema serangan baliknya. Pada 10 menit pertama, saat Barca yang mendominasi penguasaan bola masih kesulitan menembus pertahanan PSG, Moura dkk. sudah tiga kali melepaskan usaha tembakan.

    Pemilihan Moura sebagai pemain inti PSG menjadi kunci bagaimana strategi serangan balik PSG sangat efektif mengancam lini pertahanan Barca. Kecepatan Moura tak mampu tertandingi lini pertahanan Barca.

    Sebelum laga ini, pertanyaan siapa yang akan menggantikan peran Ibra memang menjadi pertanyaan besar. Karena untuk menggantikan Ibra, di lini depan hanya menyisakan satu penyerang muda, Jean Cristophe-Behebeck.

    Beberapa pengamat sepakbola di Prancis menyarankan Javier Pastore untuk ditandemkan dengan Edinson Cavani di lini depan. Lalu untuk mengisi pos Pastore, Blanc bisa memainkan Yohann Cabaye di depan trio Matuidi-Verratti-Motta. Sehingga PSG tetap dalam pakem 4-3-1-2 seperti biasanya.

    Namun Blanc memiliki rencana lain. Pada laga ini, Blanc menerapkan formasi 4-3-3 dengan memasang Moura sebagai penyerang kanan. Pastore dikorbankan menjadi penyerang kiri.

    Dengan Moura inilah serangan PSG dibangun. Bola dari area pertahanan sangat sering dialirkan ke sisi kanan, di mana Moura berada. Moura yang mengikuti garis pertahanan tinggi Barca pun berkali-kali mampu memenangi duel melawan penjaganya, Jordi Alba.

    Lima kali Alba berhasil diperdayai Moura di sisi kanan. Posisi Alba yang sering terlalu naik membantu Neymar dan Iniesta memudahkan Moura mengelabui Alba. Gol kedua dan ketiga PSG semuanya dilakukan berdasarkan skema ini.


     
    Grafik passing PSG pada babak pertama yang memfokuskan serangan lewat sisi kanan

    Mematikan Pergerakan Messi

    Messi yang ditempatkan sebagai penyerang tengah diantara Neymar dan Pedro sering turun menjemput bola. Hal ini yang jadi penyebab ketika ia berhasil mencetak gol penyama kedudukan.


     
    Proses gol Messi

    Dari grafik proses gol di atas, kita bisa melihat bagaimana Messi sebelumnya berada di depan area kotak penalti. Lalu ketika ia mendapatkan bola, lantas ia memberikannya pada Iniesta yang berlari bebas di sisi kiri. Setelah mengumpan, Messi pun langsung bergerak ke area kosong di area kotak penalti. Tanpa pengawalan, Messi pun berhasil mengoyak jala Sirigu.

    Gol yang terjadi di menit 11 ini memberikan pelajaran tersendiri bagi lini pertahanan PSG. Karena setelah gol ini, pertahanan mereka semakin kokoh. Barca kesulitan menembus area kotak penalti pertahanan PSG.

    Pasca gol ini trio lini tengah PSG, Verratti-Motta-Matuidi, tak lagi melakukan tekanan agresif. Saat gol Barca terjadi, dapat dilihat bagaimana dua pemain tengah PSG terpancing untuk merebut bola dan memberikan ruang bagi Messi. Ini mengakibatkan Matuidi yang bermain sebagai gelandang kiri terpaksa harus mengejar Messi karena Messi tak mendapat penjagaan (lihat grafik proses terjadinya gol Messi di atas).


     
    Garis pertahanan rendah PSG dan trio gelandangnya tak memberikan tekanan agresif

    Melepaskan pressing terhadap pemain Barca dilakukan agar para pemain bertahan PSG tak terkecoh dengan permainan tiki-taka ala Barca. Karena jika melakukan man-to-man marking, para pemain PSG pastinya akan mengikuti pergerakan pemain lawan, di mana itu bisa membukakan celah di lini pertahanan.

    Garis pertahanan rendah diterapkan. Lini pertahanan PSG lebih menunggu untuk mendapatkan kesempatan melakukan intersep atau clearance. Hasilnya, PSG melakukan 14 intersep dan 28 clearence.


     
    Clearance PSG yang bertumpuk di area kotak penalti karena garis pertahanan rendah.

    Messi sebenarnya beberapa kali mampu melewati tembok pertahanan pertama PSG yang digalang dengan trio gelandangnya. Tapi dengan solidnya Marquinhos dan David Luiz di area kotak penalti, bola yang masuk ke area kotak penalti pun selalu bisa digagalkan. Tak heran jika pada laga ini Messi hanya melepaskan dua tembakan.

    Untuk menyamakan kedudukan setelah tertinggal 3-2, Luis Enrique kemudian memasukan Munir El Haddadi menggantikan Pedro serta menarik Ivan Rakitic dan memasukan Xavi Hernandez.

    Kesulitan menembus pertahanan PSG memang memaksa Barca harus melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Tapi dengan begitu, serangan Barca menjadi lebih membahayakan karena memiliki beberapa penembak jitu seperti Xavi, Munir, Messi, Iniesta, dan Neymar.

    Untuk mengantisipasi perubahan skema Barca ini, Blanc memasukkan Yohann Cabaye yang lebih bertipikal defensif untuk menggantikan Verratti.

    Kesimpulan

    Kemenangan PSG atas Barca jelas menjadi hasil yang cukup mengejutkan mengingat kondisi PSG saat ini yang tengah dirundung banyak masalah. Padahal awalnya, banyak prediksi yang memperkirakan Barcelona akan memenangi laga ini.

    Semua itu berkat kejelian Laurent Blanc yang memanfaatkan Lucas Moura. Ia bahkan terpaksa meninggalkan pakem formasi 4-3-1-2 nya dan lebih memilih formasi 4-3-3 untuk memaksimalkan kemampuan Moura yang nyaman memainkan permainan melebar.

    Garis pertahanan rendah yang diperagakan PSG pun membuat lini penyerangan Barca kesulitan. Lini pertahanan PSG berhasil meminimalisir pemain-pemain berkelas seperti Messi dan Neymar untuk mendapatkan ruang tembak. Pada laga ini, Barca hanya melepaskan dua shot on target di mana keduanya menjadi gol.

    Bagi Barca sendiri tak ada yang salah dengan permainannya. Mereka tetap mampu mendominasi jalannya pertandingan. Hanya saja kali ini, mereka wajib mengakui ketangguhan lini pertahanan PSG dan Lucas Moura.

    (mrp/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game