Preview Liga Inggris: Liverpool vs MU
Membedah Cara Liverpool dan MU Memenangkan Pertandingan
Dua rival berat, Liverpool dan Manchester United, akan bertanding di lanjutan Liga Inggris. Kedua tim sama-sama sedang dalam performa meningkat setelah mengalami awal musim yang kurang memuaskan.
The Reds tercatat masih belum terkalahkan di Liga Inggris selama tahun 2015. Kekalahan terakhir terjadi pada bulan Desember 2014, yang ditelan saat melawat ke markas MU.
Hal sama pun terjadi pada skuat asuhan Louis van Gaal. Meski masih menerima kritik karena permainan kesebelasannya masih kurang kreativitas, Van Gaal mampu membuat Setan Merah sangat sulit dikalahkan di Old Trafford. Bahkan, mereka memiliki catatan raihan angka di kandang yang setara dengan pemuncak klasemen sementara, Chelsea.
Perseteruan kedua tim pada pertandingan besok semakin diwarnai dengan posisi kedua klub di papan klasemen. Liverpool yang sempat terpuruk di papan tengah klasemen, mulai merangkak naik hingga kini berada di posisi kelima dengan raihan 54 poin.
Liverpool hanya terpaut dua poin dari 'Setan Merah' yang berada di posisi keempat, sehingga raihan tiga angka akan membawa mereka naik tangga klasemen, dan masuk ke zona Liga Champions.
MU tentu saja tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Musim lalu mereka telah dipecundangi Liverpool dua kali dalam pertemuan kandang dan tandang di Liga Inggris.
Musim ini, satu kekalahan telah berhasil dibalas saat mereka mempecundangi Liverpool 3-0 di Old Traffold. Maka kini tinggal satu kemenangan yang harus mereka bayar lunas di Anfield.
Kehilangan Pemain Kunci
Kedua tim sama-sama harus kehilangan beberapa pemain kunci. Liverpool masih belum bisa memainkan gelandang bertahan andalan mereka, Lucas Leiva, yang masih belum sembuh dari cedera saat melakoni derby Merseyside melawan Everton satu bulan yang lalu.
Selain itu, pemain muda berbakat, Jordon Ibe, dan striker asal Italia, Mario Balotelli, pun tidak bisa dimainkan karena juga sedang menjalani pemulihan.
Di kubu tim tamu, MU harus kehilangan penyerang andalan asal Belanda, Robin Van Persie, yang masih dibekap cedera.
Selain itu, Johny Evans pun tidak bisa dimainkan setelah kasusnya dengan Pappis Cisse berujung 6 kali larangan bermain. Sedangkan Marcos Rojo dan James Wilson masih diragukan untuk bisa tampil akibat masih dalam proses penyembuhan cedera.
Meski begitu, kedua kesebelasan masih sama-sama memiliki pemain-pemain yang menjadi andalan dalam beberapa pertandingan terakhir.
Liverpool masih akan mengandalkan formasi yang membuat mereka bangkit pada 2015, 3-4-3. Jordan Henderson akan kembali diandalkan untuk mengatur aliran bola Liverpool dari lini tengah. Sedangkan sang kapten, Steven Gerrard, mungkin akan kembali ditempatkan di bangku cadangan untuk masuk pada pertengahan babak kedua.
Rodgers juga bisa lebih memilih Lazar Markovic untuk mengisi posisi fullback kanan. Pasalnya, ia tidak mau membiarkan pemain sayap kiri MU dapat leluasa menembus pertahanan Liverpool. Pemain asal Serbia ini dinilai lebih disiplin saat menyerang maupun bertahan ketimbang Adam Lallana maupun Raheem Sterling yang pekan lalu mengisi posisi ini.
Jika Markovic benar diturunkan sejak menit awal, kemungkinan besar Sterling akan dikembalikan sebagai penyerang tengah dan Lallana akan menjadi penyerang kanan dalam trio penyerang Liverpool.
Van Gaal masih akan mempertahankan Wayne Rooney yang telah menemukan ketajaman ketika telah dikembalikkan menjadi penyerang tunggal di depan. Penyerang tim nasional Inggris ini akan mendapatkan bantuan dari kedua rekannya, Marouane Fellaini dan Ander Herrera, yang juga sedang dalam performa menanjak.
Michael Carrick yang baru saja mendapatkan perpanjangan kontrak akan mengisi posisi gelandang bertahan, sedangkan Danny Blind akan digeser sebagai bek sayap kiri.
Cara Liverpool untuk Menang: Trio Penyerang vs Carrick
Brendan Rodgers masih akan mempertahankan pola permainan yang sudah diterapkan pada setengah musim kedua ini. Trio penyerang yang ditempatkan pada barisan terdepan akan berdiri sedikit ke belakang untuk memanfaatkan celah antar lini lawan.
Melihat perkiraan formasi permainan yang digunakan MU, Van Gaal hanya menempatkan Carrick sebagai satu-satunya gelandang bertahan yang menjadi penghubung antara gelandang dan barisan pertahanan. Sementara itu, dua gelandang lainnya akan bermain lebih ke depan untuk membantu penyerangan.
Hal ini tentu akan sangat rawan menjadi celah bagi Liverpool dalam membuka peluang. Pasalnya, tiga penyerang Liverpool akan banyak beroperasi pada area yang hanya dihuni oleh Carrick seorang. Tiga pemain lawan satu tentu bukan hal yang menguntungkan bagi United.
Kedua gelandang MU lainnya, Fellaini dan Herrera, akan sibuk untuk melakukan pressing kepada dua gelandang Liverpool, Allen dan Henderson. Dua pemain Liverpool inilah yang akan menjadi tumpuan Liverpool di tengah untuk mengalirkan bola.
Otomatis, Fellaini dan Herrera mau tidak mau harus terus waspada kepada dua pemain tersebut untuk. Karena itulah akan sulit bagi Fellaini dan Herrera untuk membantu Carrick menjaga area di depan barisan pertahanan.
Jika keduanya mundur maka Henderson dan Allen akan leluasa berkreasi mengirim bola ke depan. Hal ini akan menjadi dilema tersendiri bagi gelandang Manchester United dalam menahan serangan Liverpool.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi hal ini adalah dengan mengubah formasi permainan mereka. Salah satu dari kedua gelandang mereka ditarik mundur untuk menjadi poros ganda bersama Carrick. Kemudian, dua pemain sayap mereka di kanan dan kiri bermain lebih rapat ke tengah.
Tiga pemain MU yang berada di area tengah akan membuat Henderson dan Allen kesulitan mencari ruang, sedangkan trio penyerang Liverpool yang mencari ruang di celah antar lini MU akan diganggu oleh pemain poros ganda 'Setan Merah'.
Meski tetap kalah jumlah, namun hal ini tentu lebih baik ketimbang hanya Carrick seorang yang melawan 3 penyerang Liverpool.
Cara MU Menang: Memanfaatkan Celah Antara Fullback dan Bek Tengah Liverpool
Pada pertemuan pertama, MU berhasil mengalahkan Liverpool dengan skor yang cukup mencolok, 3-0. Pada laga tersebut, Liverpool juga memainkan formasi 3-4-3 yang pada pertandingan ini akan digunakan kembali.
Pada pertandingan yang berlangsung di bulan Desember lalu, MU berhasil mencuri gol akibat buruknya koordinasi pertahanan Liverpool.
Salah satu masalah yang tercipta pada pertahanan Liverpool adalah, ruang yang tercipta antara fullback dengan bek tengah 'Si Merah'.
Formasi 3-4-3 yang dimainkan Liverpool memang hanya menyisakkan satu pemain di masing-masing sisi lapangan. Kedua fullback memiliki tugas untuk mengisi sisi sayap Liverpool baik saat menyerang maupun bertahan. Hal ini tentu bukan satu pekerjaan yang mudah untuk diselesaikan.
Di sisi lain, MU memiliki pemain sayap yang akan selalu ditopang fullback yang akan menyisiri tepi lapangan untuk melebarkan ruang permainan. Dengan begini, secara otomatis fullback Liverpool pun harus berdiri lebih melebar untuk menjaga pergerakan fullback MU tersebut.
Pada pertandingan di Old Traffold Desember lalu, pergeseran fullback Liverpool ke sisi lapangan tidak berbarengan dengan pergeseran bek tengah Liverpool yang tetap berada di area kotak penalti.
Hal ini menyebabkan terciptanya ruang kosong diantara bek tengah dan fullback yang kemudian berkali-kali dapat dimanfaatkan oleh penyerang sayap MU. Mereka mampu bergerak bebas di area ini untuk kemudian melakukan penetrasi atau umpan silang ke dalam kotak penalti.
Ketika itu memang Liverpool baru saja menerapkan pola permainan 3-4-3. Sehingga wajar jika koordinasi mereka belum baik. Namun, tetap saja hal ini harus menjadi perhatian bagi Rodgers. Pelatih asal Irlandia Utara ini harus memastikan bahwa pertahanan kesebelasannya mampu berkoordinasi dengan baik.
Apalagi dalam pertandingan melawan Swansea pekan lalu, meski berhasil menyelesaikan pertandingan tanpa kemasukkan gol, gawang Liverpool berkali-kali diancam oleh para penyerang Swansea. Dan seperti halnya dalam laga melawan MU di pertengahan Desember lau, awal dari ancaman ini adalah ketika fullback mereka tertarik hingga ke sisi lapangan, dan tercipta ruang antara fullback dengan trio bek tengah.
Kesimpulan
Pola permainan 3-4-3 Liverpool sudah dimainkan dalam lebih dari 15 pertandingan. Secara garis besar, tidak ada perubahan berarti yang ditunjukan Rodgers pada setiap pertandingannya. Van Gaal tentu sudah mulai menemukan celah dimana dia bisa mengalahkan Liverpool.
Di sisi lain, MU sendiri juga bukan tim yang memiliki banyak variasi permainan. Mereka tercatat menjadi tim yang paling banyak menguasai bola, namun juga tercatat sebagai tim yang melakukan operan ke belakang paling tinggi. Hal ini tentu bisa menjadi masukan bagi Rodgers untuk membuat MU hanya memainkan bola di area sendiri tanpa mampu menciptakan peluang.
Karena itu, periode pada awal pertandingan mungkin kedua tim akan berusaha saling mengunci strategi lawan, ketimbang langsung coba merebut angka. Hal ini membuat kedua tim akan sulit mendapatkan peluang di babak pertama.
Karena itulah pemain pengganti maka akan menjadi kunci pada untuk menentukan hasil pertandingan. Kedua tim sama-sama memiliki susunan pemain pengganti yang tidak bisa diremehkan. Liverpool memiliki Steven Gerrard dan Daniel Sturridge, sedangkan MU masih menyimpan Angel Di Maria dan Radamel Falcao di bangku cadangan.
Pemain-pemain inilah yang akan menjadi peluru cadangan kedua pelatih untuk membawa perubahan yang sulit diantisipasi lawan. Tentu saja, hal ini membutuhkan kejelian dari masing-masing pelatih, untuk melepaskan peluru cadangan pada waktu yang sangat tepat.








