Jakarta - <p>Internazionale Milan harus mengakhiri catatan tak terkalahkan dalam lima pertandingan terakhirnya saat menjamu Juventus di Stadion Giuseppe Meazza. Sempat unggul lebih dulu lewat gol Mauro Icardi, Juve membalasnya lewat tendangan penalti Claudio Marchisio, dan berbalik unggul melalui tendangan spekulasi Alvaro Morata.<br /><br />Hasil ini sebenarnya cukup mengejutkan karena sebenarnya Juventus tampil tanpa memainkan sejumlah pemain andalannya. Dari susunan pemain, hanya tiga pemain yang merupakan pemain inti: Marchisio, Stephan Lichtsteiner, dan Morata. Sisanya, merupakan pemain yang seringkali bermain sebagai pengganti.<br /><br />Berbeda halnya dengan Inter, skuat asuhan Roberto Mancini ini tampil dengan kekuatan terbaiknya meski harus bermain tanpa Hernanes yang terkena hukuman kartu dan Freddy Guarin yang cedera.<br /><br />Inter pun sebenarnya sangat mendominasi permainan sepanjang laga. Bola lebih sering berada di kaki para pemain<em> La Beneamata</em>. Namun keunggulan penguasaan bola ini tak bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menciptkan gol.<br /><br /><strong>Cara Inter Mengungguli Penguasaan Bola</strong><br /><br />Bermain tanpa sejumlah pemain andalan seperti Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini, Andrea Pirlo, Arturo Vidal, dan Carlos Tevez, Juve begitu kesulitan untuk membangun serangan. Mencoba menyerang perlahan dari lini pertahanan seperti biasanya, aliran bola ke lini depan selalu buntu di tengah.<br /><br />Selain karena bermain tanpa sejumlah pemain terbaiknya, lini pertahanan Juve pun cukup terganggu oleh pressing yang diperagakan pemain Inter saat membangun serangan. Para pemain Inter sendiri memang langsung melakukan tekel agresif untuk merebut bola.<br /><br />Hal ini dilakukan tentunya untuk merusak skema serangan Juve. Dan lebih utama, tekel agresif dilakukan agar Inter dengan cepat kembali menguasai bola lalu membangun serangan mereka.<br /><br /><img src="https://akcdn.detik.net.id/albums/football/derbyitalia01.jpg" alt="" width="460" height="386" /><br /><em>[Grafis tekel Inter Milan. Sumber: <a href="https://www.squawka.com/"><span style="color: #008000;">Squawka</span></a>]</em><br /><br />Pada grafis di atas terlihat bahwa tekel Inter, baik itu yang berhasil maupun yang berbuah pelanggaran, banyak dilakukan sejak area tengah. Para pemain Inter memang terus mengganggu para pemain tengah Juve yang coba mengalirkan bola. Tercatat, Inter mekakuan 21 pelanggaran.<br /><br />Skema ini terbukti berhasil pada babak pertama, khususnya setengah jam pertama. Inter dengan cepat berhasil merebut bola di kaki Juventus. Sejumlah peluang pun tercipta yang dimulai dari tendangan spekulasi Icardi dari luar kotak penalti, namun berhasil dibendung kiper Juve, Marco Storari.<br /><br />Tak seperti Inter, Juve lebih memilih untuk mengamankan area pertahanan dengan melakukan zonal marking. Para pemain Inter yang coba masuk ke sepertiga akhir pertahanan Juve hanya dibayangi dengan satu atau dua pemain.<br /><br />Juve cenderung menunggu para pemain Inter melakukan kesalahan. Setelah momen tersebut tiba, para pemain Juve lantas melakukan serangan balik cepat. Namun Inter pun dengan cepat melakukan tekanan dan tekel agresif pada pemain Juve yang menguasai bola. <br /><br />Inilah yang membuat Juve cenderung melepaskan operan-operan panjang. Sedangkan operan panjang Juve seringkali dengan mudah ditaklukkan duet bek tengah Inter, Andrea Ranocchia dan Nemanja Vidic. Oleh karena itu, Inter lebih sering menguasai bola dibanding Juventus.<br /><br /><strong>Juve Membuat Inter Bermain Melebar</strong><br /><br />Unggul penguasaan bola, Inter berhasil melepaskan 18 tembakan pada laga ini. Namun nyatanya, hanya satu gol yang berhasil bersarang ke gawang Storari. Satu gol tersebut tercipta dari enam percobaan yang tepat sasaran.<br /><br />Inter pun 9 kali melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Namun dari 9 percobaan tersebut, hanya satu yang mengarah ke gawang. Sementara satu tembakan lain, berhasil menjadi gol karena tendangan yang dilepaskan Marcelo Brozovic ini berbelok mengenai Icardi yang berada di kotak penalti.<br /><br />Banyaknya tendangan yang tak mengenai sasaran dari Inter sendiri karena Juve memang menumpukkan para pemainnya di tengah. Stefano Sturaro, Romulo, dan Marchisio menjaga area depan kotak penalti secara konsisten. Ini membuat jalur operan terobosan pada Icardi dan/atau pada Rodrigo Palacio lebih sempit.<br /><br /><img src="http://akcdn.detik.net.id/albums/football/derbyitalia02.jpg" alt="" width="457" height="196" /><br /><em>[Pertahanan Juve saat menghadapi serangan Inter.]</em><br /><br />Pada situasi di atas merupakan situasi yang sering terlihat pada laga Inter-Juve ini. Romulo-Marchisio-Sturaro menjaga area depan kotak penalti untuk mengantisipasi operan langsung gelandang Inter pada penyerang mereka. Sementara itu, Pereyra menjadi pemain yang mengganggu pemain lawan yang menguasai bola.<br /><br />Pada situasi di atas, Mateo Kovacic memilih opsi untuk memberikan bola pada Gary Medel. Medel yang mendapatkan bola pun lantas melepaskan tembakan jarak jauh karena mendapatkan ruang di depan tiga gelandang Juve. Namun tendangannya hanya membentur gelandang Juve, Sturaro.<br /><br />Pada gambar di atas pun terlihat Morata ikut membantu pertahanan. Morata pada laga ini memang difungsikan sebagai penyerang yang menjemput bola hingga area pertahanan. Ia pun sering berperan layaknya Pereyra yang mengganggu gelandang Inter yang menguasai bola.<br /><br />Adanya Pereyra dan Morata di depan trio gelandang Juventus membuat Inter cukup kesulitan menembus area tengah untuk mengalirkan bola pada Icardi dan Palacio. Maka pada akhirnya, bola pun lebih sering digulirkan ke sisi sayap.<br /><br />Dari sayap, bola serangan Inter sering coba digulirkan dengan umpan-umpan silang. Tercatat dalam laga ini, Inter melepaskan 36 umpan silang. Namun yang mengenai sasaran, hanya tiga umpan silang. Sisanya, selalu berhasil diamankan oleh duet bek tengah Juventus, Andrea Barzagli dan Leonardo Bonucci.<br /><br /><img src="https://akcdn.detik.net.id/albums/football/derbyitalia03.jpg" alt="" width="460" height="388" /><br /><em>[Grafis umpan silang Inter Milan. Sumber: <a href="https://www.squawka.com/"><span style="color: #008000;">Squawka</span></a>]</em><br /><br /><strong>Juve Memanfaatkan Kesalahan Inter</strong><br /><br />Di samping kordinasi pertahanan Juve yang tampil gemilang, nyatanya hal ini tak dibarengi dengan skema serangan yang baik. Pressing yang dilakukan para pemain Inter pun menjadi salah satu faktor mengapa Juve jarang menciptakan peluang.<br /><br />Dalam skema serangan balik, Juve hanya mengandalkan tiga pemain: Alessandro Matri, Morata dan Pereyra. Morata yang pada laga ini diplot untuk memainkan peran Tevez, kurang begitu fasih dalam membangun serangan.<br /><br />Morata yang sering turun hingga lini pertahanan untuk menjemput bola, jarang kembali mendapatkan bola ketika dirinya sudah berada di area pertahanan milik Inter. Karenanya, ia lebih sering melakukan operan di lini pertahanan ketimbang menjadi pembagi bola bagi lini penyerangan. Skema serangan Juve pun pada akhirnya tak berjalan sempurna.<br /><br /><img src="http://akcdn.detik.net.id/albums/football/derbyitalia04.jpg" alt="" /><br /><em>[Grafis operan Morata. Sumber: <a href="https://www.squawka.com/"><span style="color: #008000;">Squawka</span></a>]</em><br /><br />Lantas mengapa Juve bisa menciptakan dua gol pada laga ini? Mereka berhasil memanfaatkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan para pemain Inter sendiri. Ya, dua gol Juve lahir berkat kesalahan yang dilakukan pemain Inter.<br /><br />Gol pertama yang diciptakan Marchisio dari titik putih, berawal dari kesalahan Medel yang memberikan bola ke pada Vidic ketika serangan Inter digagalkan lini pertahanan Juventus. Vidic yang tidak siap kemudian beradu lari dengan Matri. Vidic yang lambat tak sanggup mengejar Matri, ia pun kemudian menjegal Matri di kotak penalti. Penalti pun diberikan wasit bagi Juventus.<br /><br />Bagaimana dengan gol kedua? Kesalahan pertama dilakukan para pemain Inter yang terfokus pada bola. Pada gambar di bawah ini, lini pertahanan Inter sedang tidak menghadapi tendangan sudut, namun semua pemain bertahannya terpancing untuk merebut bola yang berada di kotak penalti.<br /><br /><img src="http://akcdn.detik.net.id/albums/football/derbyitalia05.jpg" alt="" width="424" height="205" /><br /><em>[Proses sebelum terjadinya gol kedua Juve]</em><br /><br />Morata yang awalnya terjatuh di luar kotak penalti, berdiri bebas tanpa pengawalan. Ketika ia menerima bola rebound, tak ada satupun pemain Inter yang berada di sekitarnya. Lantas ia melepaskan tembakan pelan dengan kaki kirinya dari posisi tersebut.<br /><br />Bola tersebut harusnya bisa diamankan Samir Handanovic. Namun kiper asal Slovenia tersebut melakukan kesalahan antisipasi saat bola sepakan Morata memantul ke tanah sebelum mendatanginya. Gol kemenangan Juve pada menit 82 pun tercipta.<br /><br /><strong>Kesimpulan</strong><br /><br />Juventus sebenarnya bermain tak begitu baik pada laga ini. Namun mereka berhasil memanfaatkan kesalahan yang dilakukan para pemain Inter. Dua gol Juve terjadi lebih karena kesalahan yang diakukan para pemain Inter.<br /><br />Sementara itu, Inter yang menguasai laga sejak awal pertandingan kesulitan membongkar pertahanan Juve yang merapatkan jarak antar pemain di tengah. Umpan silang yang dilepaskan kerap gagal, tembakan jarak jauh pun sedikit yang mengenai sasaran.<em><br /></em><br />Kemenangan Juve tercipta karena Juve berhasil memanfaatkan setiap kesalahan para pemain Inter. Sementara Inter gagal memanfaatkan keunggulan penguasaan bola dan panik ketika mendapat serangan dari Juve.<br /><br />====<br /><br />* Mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia, meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Twitter: @panditfootball Facebook: panditfootball Website: <a href="http://panditfootball.com/"><span style="color: #339966;">www.panditfootball.com</span></a>.<br /><br /></p> (Rossi Finza Noor/Andi Abdullah Sururi)