Piala Super Eropa: Barcelona 5-4 Sevilla
Hujan Gol dan Kecerdikan Sevilla Manfaatkan Kelemahan Sisi Kanan Pertahanan Barca

Rasanya tak terlalu mengherankan kalau Barcelona berhasil mengalahkan Sevilla. Tapi jika acuannya adalah jumlah gol, naga-naganya tak ada yang menyangka kalau sampai tercipta sembilan gol.
Delapan di antaranya bahkan terjadi di waktu normal 90 menit. Setelah kedua kesebelasan berbagi empat gol (4-4) selama dua babak, Pedro Rodriguez menuntaskan laga lewat gol penentuannya di menit 115, yang memastikan kemenangan Barca sebagai juara Piala Super Eropa di Stadion Boriz Pachiade, Tblisi, Georgia.
Susunan Formasi
Di posisi bek kiri Barcelona, Jeremy Mathieu menggantikan peran Jord Alba yang cedera. Sedangkan untuk mengisi pos Neymar, pelatih Luis Enrique memutuskan menaruh Rafinha Alcantara ketimbang Pedro, yang sesungguhnya belum terlalu fit.
Di kubu Sevilla, Pelatih Unai Emery ternyata memilih untuk menaruh Grzegorz Krychowiak yang idealnya berposisi gelandang bertahan untuk bermain menjadi bek tengah, dipasangkan dengan pemain baru mereka, Adil Rami, yang sempat diragukan bisa tampil.
Selain Rami, pemain baru Sevilla yang lain, Michel Krohn-Dehli, mengisi satu tempat di posisi poros ganda dalam formasi 4-2-3-1 yang biasa di tempati Krychowiak dan Ever Banega. Selain itu, Kevin Gameiro yang biasa menjadi super-sub bagi Sevilla, bermain dari menit pertama. Emery tak mau berjudi di lini depan dengan memasang langsung Ciro Immobile, pemain yang baru dipinjam dari Borussia Dortmund.
Gebrakan Sevilla dan Respons dari Lionel Messi
Sevilla menguasai pertandingan dengan bola yang sering diarahkan ke sisi kanan. Hal ini dilakukan untuk membuka opsi operan karena empat pemain terdepan mereka, yaitu Gameiro, Reyes, Iborra dan Vitolo, berlari sejajar untuk memecah konsentrasi dari barisan para bek Barca.
Umpan-umpan yang dialirkan oleh Banega dan Krohn-Dehli menuju sepertiga akhir penyerangan Barca membuat Javier Mascherano dan Gerard Pique kelimpungan. Hasilnya, Mascherano yang sempat kalah langkah dengan Jose Antonio Reyes harus mengirimkan tekel telat yang menghasilkan tendangan bebas tepat di depan gawang Barcelona yang dijaga oleh Ter Stegen. Banega yang maju sebagi eksekutor berhasil menyelesaikannya dengan baik, dan skor menjadi 0-1 untuk Sevilla.
Messi yang mulai bergerak ke tengah tepat di belakang Suarez ternyata membuat pertahanan Sevilla secara sendirinya menjadi lebih menyempit demi menghalangi pergerakan pemain berjuluk "Si Kutu" tersebut. Suarez sendiri rajin membuka ruang dengan menuju sisi sebelah kanan akhirnya harus dijatuhkan oleh pemain Sevilla. Tendangan bebas depan kotak penalti Sevilla pun menjadi hadiah bagi Messi karena ia mampu mengeksekusinya dengan mulus. Hanya bertahan enam menit, skor sudah berganti menjadi 1-1.
Proses gol kedua Messi pun sebetulnya hampir sama. Namun kali ini bukan Suarez yang dijatuhkan melainkan Ivan Rakitic yang tampil cukup menonjol pada laga ini. Messi menggandakan keunggulan Barcelona lagi-lagi lewat tendangan bebasnya.
Blaugrana melebarkan jarak keunggulannya menjadi 3-1 menit 44. Menguasai bola umpan panjang, Suarez memang gagal dalam situasi satu lawan satu dengan kiper Sevilla, Beto, tapi ia masih bisa mengirimkan umpan silang yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Rafinha.
[Skema gol ketiga Barcelona dari umpan panjang Rakitic]
Hukuman untuk Kelengahan Barcelona
Di babak kedua Barca tak hendak mengurangi intensitas serangan, serta tak memberikan ruang yang bebas bagi para pemain Sevilla untuk keluar dari tekanan. Pressing hingga lini pertahanan lawan diperagakan Los Cules ketika para pemain belakang Sevilla tengah menguasai bola. Empat bahkan bisa sampai enam pemain Barca langsung berada di area Sevilla saat hendak membangun serangan.
Dan ternyata hal ini pun berhasil membuahkan gol tambahan bagi Barca. Bermain dengan pressing tinggi dan melakukan penumpukan pemain untuk menutup ruang oper lawan membuat pemain belakang Sevilla membuat kesalahan.
Pada gambar di atas, pemain Barca yang menutup ruang oper pemain di sepertiga zona penyerangan mereka membuat Tremoulinas ragu saat ingin mengalirkan bola menuju Banega. Sergio Busquets yang melakukan pressing sampai zona final third lawan kemudian berhasil memotong operan tersebut dan menyodorkannya kepada Suarez yang berdiri bebas di antara dua bek tengah Sevilla. Tanpa ampun striker Uruguay itu menjebol gawang Beto dan mengubah skor menjadi 4-1.
Pasca margin mulai melebar dari dua gol menjadi tiga gol, Barca terlihat mengendurkan serangan dan bermain lebih lambat. Kegagalan penguasaan tempo bermain juga disinyalir sebagai alasan menurunnya intensitas serangan Barca. Ini juga dikarenakan Iniesta ditarik keluar karena sebelumnya ia sempat mengalami benturan di kakinya dan mendapatkan perawatan medis. Enrique tampaknya merasa skor sudah begitu aman dan tak mau mengambil risiko lebih jauh atas kondisi kaptennya itu.
Namun hal ini diperparah dengan sisi bek kanan Barca ternyata mulai sering ditinggalkan Dani Alves. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Busquets harus bermain sangat melebar di sisi kanan karena tertarik oleh upaya Vitolo, Konoplyanka dan Tremoulinas dalam mengeksploitasi kekosongan yang ditinggalkan Dani Alves.
Gol kedua dan ketiga dari Sevilla adalah bukti di mana sisi bek kanan Barcelona benar-benar kosong dan membiarkan Vitolo mengirimkan umpan silang terukur yang berhasil disambar Reyes pada gol kedua mereka. Selanjutnya, gol ketiga Sevila yang berasal dari titik putih pun merupakan upaya Tremoulinas memberi umpan kepada Vitolo yang akhirnya dijatuhkan oleh Mathieu.
Piala Super Eropa: Barcelona 5-4 Sevilla
[Kemiripan skema gol kedua dan ketiga di sisi bek kanan yang ditinggalkan Alves]
Perhatikan menit di pojok kiri atas, keduanya adalah skema yang sama dengan waktu yang berbeda tetapi sama-sama menghasilkan gol. Jika gol pertama terlihat Mathieu dan Mascherano bertabrakan posisinya, maka pada skema gol kedua, kordinasi man-to-man marking ketika menghadapi umpan silang tampak lebih baik. Hanya saja, kecerobohan Mathieu menarik Vitolo membuat Sevilla dihadiahi penalti yang berujung gol ketiga mereka.
Sevilla semakin menggebu-gebu untuk menyamakan kedudukan dengan selisih satu gol ini. Emery memanfaatkan jatah pergantian pemain tersebut dengan memasukkan Ciro Immobile dan Mariano untuk barisan penyerang mereka.
Immobile yang terkenal dengan daya jelajahnya cukup tinggi akhirnya memainkan perannya ketika Sevilla melancarkan pressing tinggi sampai daerah kotak penalti lawan. Marc Bartra (bek) yang masuk menggantikan Rafinha (pemain tengah) dimaksudkan untuk menambah kekuatan lini belakang dan menggeser Mascherano bermain di posisi gelandang bertahan bersama Busquets.
Namun strategi ini tak berjalan sesuai harapan, yang mana mungkin karena Barca jarang sekali bermain dengan poros ganda. Imbasnya, aliran bola menjadi sedikit bahkan Barca lebih banyak menunggu untuk merebut bola yang dikuasai pemain Sevilla.
Tekanan untuk para bek Barcelona pun akhirnya berbuah gol ketika Bartra gagal mengontrol bola dengan baik. Bola liar ini akhirnya dikonversi oleh Immobile sebagai umpan silang mendatar menuju Konoplyanka yang berdiri bebas. Skor 4-4 menjadi skor akhir diwaktu normal, sekaligus menjadi skor imbang terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan partai Piala Super Eropa.
Pada babak tambahan waktu, Sevilla kembali melakukan kesalahan di depan kotak penalti yang berujung pelanggaran. Dan gol kemenangan Barca yang diciptakan oleh Pedro pun berawal dari (lagi-lagi) tendangan bebas Messi. Pedro memanfaatkan bola liar hasil tendangan Messi yang diblok Beto.
Hal ini juga mengingatkan dengan apa yang dilakukan oleh Pedro saat mencetak gol satu-satunya di menit yang sama (115) di Piala Super Eropa 2009 ke gawang Shakhtar Donetsk. Bila Pedro memutuskan untuk hengkang pekan ini, maka trofi Piala Super Eropa 2015 adalah kado terakhir dari Pedro untuk kesebelasan yang membesarkan namanya tersebut, sebagai bagian dari ambisi Barca meraih sextuple tahun ini.
Namun, perihal sextuple tampaknya tak bisa dianggap enteng begitu saja karena masih banyak pekerjaan rumah untuk Enrique dalam membenahi pertahanannya yang sangat keropos awal musim ini. Dan bagi Sevilla, meski harus kalah, ini adalah modal besar bagi mereka serta menjadi sinyal ancaman untuk kesebelasan lain di liga Spanyol dan liga Champions bahwasanya Sevilla sudah sangat siap untuk menjadi penantang serius pada musim 2015/2016.
====
* Dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.