Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Inggris: Newcastle United 2-2 Chelsea

    Chelsea Stagnan, Tapi Newcastle Juga Lengah

    - detikSport
    AFP/IAN MACNICOL/Getty Images AFP/IAN MACNICOL/Getty Images
    Jakarta -

    Sempat ketinggalan 2 gol dari Newcastle United di Saint James' Park (Newcastle) melalui gol dari Ayoze Pérez dan Georginio Wijnaldum, Chelsea akhirnya mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat gol yang dicetak oleh Ramires dan Willian.

    Sebelum membahas pertandingan semalam, kita harus ingat bahwa Chelsea membutuhkan momentum kebangkitan setelah akhir pekan lalu mereka mengalahkan Arsenal 2-0 dan juga menyingkirkan tuan rumah Walsall 4-1 di Piala Liga Inggris.

    Sementara itu Newcastle sedang mengalami masa sulit setelah mereka kalah 2-1 dari Watford dan juga disingkirkan oleh Sheffield Wednesday 1-0 di Piala Liga. Padahal mereka bermain di kandang mereka sendiri pada kedua pertandingan tersebut.

    Manajer The Magpies, Steve McClaren sudah menghabiskan hampir 50 juta poundsterling untuk mendatangkan pemain-pemain baru pada musim ini. Namun, ia masih belum mampu memperoleh kemenangan pertamanya di kompetisi nomor satu di Inggris ini. Sebenarnya Newcastle hampir mencetak kemenangan sensasional mereka semalam, sayangnya, tidak ada kata “hampir” di sepakbola.


    Susunan pemain Newcastle United dan Chelsea – sumber: WhoScored

    Rasa pusing McClaren semakin menjadi-jadi menjelang kick-off melawan sang juara bertahan. Ia harus kehilangan 7 pemainnya, antara lain adalah Curtis Good, Emmanuel Rivière, Sylvain Marveaux, Steven Taylor, Paul Dummett, Cheick Tioté, dan Papiss Demba Cissé.

    Ketujuh pemain di atas harus absen akibat dari cedera. Hal ini salah satunya membuat Kevin Mbabu (full-back kiri) mendapatkan debutnya di Liga Primer sejak ia bergabung pada 2012. Penyerang Aleksandar Mitrovic juga kembali ke susunan sebelas pemain utama setelah sebelumnya ia terkena larangan bertanding akibat kartu merah.

    Berseberangan dengan Newcastle, José Mourinho “hanya” harus kehilangan dua pemainnya, yaitu Thibaut Courtois yang masih cedera dan juga Diego Costa yang baru saja dihukum oleh Football Association (FA).

    Semalam, Loïc Rémy diberi kesempatan untuk tampil sebagai starter, sementara Radamel Falcao duduk di bangku cadangan. John Terry juga kembali diparkir oleh Mourinho, ia menurunkan duet Kurt Zouma dan Gary Cahill di depan penjaga gawang Asmir Begovic.

    Ada Apa dengan Chelsea (di Babak Pertama)?

    Pertanyaan di atas, AADC alias Ada Apa dengan Chelsea, semakin nyaring terdengar menjelang kick-off semalam. Dari enam pertandingan di Liga Primer, sang juara bertahan hanya menang dua kali, sudah kalah tiga kali, kebobolan 12 kali, dan bertengger di peringkat ke-15 klasemen sementara.

    Tapi, jika hanya melihat konteks pertandingan semalam, pertanyaan AADC ini muncul menyilaukan pada babak pertama. Ada apa dengan Chelsea pada babak pertama?


    Grafik peluang (chances created) Chelsea (kiri) dan Newcastle United (kanan) pada babak pertama – sumber: Squawka

    Mereka ketinggalan 1-0. Ini tidak mengherankan jika kita melihat statistik, Newcastle mencetak 10 buah tembakan berbanding 7 untuk Chelsea, kemudian juga 9 peluang berhasil Newcastle ciptakan sementara Chelsea hanya 4 saja.

    Selain itu, pertahanan Chelsea terlihat kelabakan dengan 16 sapuan bola (clearance) yang mereka lakukan sepanjang babak pertama. Angka ini berbanding terbalik dengan Newcastle yang hanya melakukan 8 buah sapuan bola. Mereka juga kehilangan penguasaan bola sebanyak 12 kali sepanjang babak pertama.

    Jika kita kembali melihat grafik di atas, 4 peluang yang Chelsea ciptakan juga tidak begitu meyakinkan. Sepanjang 45 menit pertama, mereka hanya mampu menciptakan dua peluang di dalam kotak penalti melalui sisi kanan. Sementara di kiri, kedua peluang lainnya mereka ciptakan jauh di luar kotak penalti.

    Hal ini sangat menunjukkan satu kekhawatiran utama para pendukung The Blues: Chelsea sepertinya mulai kehilangan kreativitas mereka. Sehingga, kita terbawa untuk mengutarakan pertanyaan pamungkas selanjutnya:

    Ada Apa dengan Hazard?

    Musim lalu Chelsea merajai Liga Primer dengan rata-rata 54,1% penguasaan bola, 83,2% operan sukses, dan 14,8 tendangan per pertandingan. Angka dribel sukses mereka juga yang tertinggi ke dua (di bawah Arsenal) dengan 12,9 dribel sukses per pertandingan.

    Secara umum, angka-angka di atas berhasil mereka peroleh berkat kegemilangan tiga pemain kunci mereka, yaitu Francesc Fàbregas, Nemanja Matic, dan sang PFA Player of the Season: Eden Hazard.

    Bagi dua nama pertama, baik Fàbregas maupun Matic bisa dibilang sudah mulai mendapatkan sentuhan terbaik mereka saat melawan Arsenal pekan lalu. Namun, pertanyaan utama timbul untuk Hazard yang sepertinya sudah kehilangan sentuhan magisnya.


    Grafik permainan keseluruhan Eden Hazard – sumber: FourFourTwo Stats Zone

    Penampilan Hazard semalam, terutama pada babak pertama, sama seperti pada enampertandingan Chelsea sebelumnya: tidak meyakinkan. Pergerakanannya di sisi kiri tidak seefektif musim lalu saat ia menjadi pemain dengan angka dribel sukses terbanyak.

    Dari total 31 dribel yang The Blues cetak, Hazard hanya berkontribusi sebanyak 6 kali, jauh di bawah Pedro Rodríguez di sisi kanan dengan 12 dribel sukses.


    Grafik permainan bertahan Chancel Mbemba – sumber: FourFourTwo Stats Zone

    Selain karena Hazard yang mungkin belum bisa kembali kepada performa terbaiknya,ketidakefektifan pemain Belgia berusia 24 tahun ini terjadi karena Chancel Mbemba bermain sangat disiplin semalam.

    Ia beberapa kali mematikan pergerakan Hazard dkk di sisi kanan pertahanan The Magpies dengan mencetak 6 intersep (terbanyak), 7 sapuan bola (terbanyak), 3 tekel (100%), dan tidak segan untuk menggunakan tubuhnya untuk memblok 3 tembakan para pemain Chelsea (terbanyak bersama Fabricio Coloccini).

    Newcastle Mengendur di Babak Kedua

    Selain pertanyaan AADC, kami juga penasaran apa yang terjadi dengan Newcastle United di babak pertama. Mereka begitu dominan terutama di daerah pertahanan The Blues dengan 10 tembakan, 9 peluang, 7 buah umpan silang, dan tentunya satu buah gol dari Ayoze.


    Perbandingan statistik babak pertama dan kedua – sumber: Squawka

    Namun pada babak ke dua, semuanya berubah bagi pasukan McClaren. Mereka memang sempat unggul 2-0 pada menit ke-60 melalui gol dari Wijnaldum, tapi setelah itu Newcaste kembali menjadi Newcastle yang kita tonton pada 6 pertandingan Liga Primer sebelumnya.

    Seolah sudah puas dengan keunggulan dua gol, McClaren kelihatannya mencoba untuk menurunkan tempo dengan lebih bertahan... atau dalam hal ini: sangat lebih bertahan.


    Perbandingan mencolok grafik operan Newcastle United dan Chelsea pada babak II – sumber: Squawka

    Melalui perbandingan statistik di atas, kita bisa simak semua angka krusial mereka mengalami penurunan. Salah satu yang paling kelihatan adalah angka sapuan bola yang naik dari 8 pada babak pertama, menjadi 20 pada babak ke dua. Hal ini menandakan bahwa pertahanan mereka seperti terkena panic attack berjamaah.

    Begitupun dengan angka blok yang berarti mereka lebih banyak ditembak pada babak ke dua tersebut.

    Peran Kunci pada Pergantian Pemain

    Sebaliknya, Chelsea mengalami peningkatan pada babak ke dua ini (lihat kembali perbandingan statistik). Dari grafik operan di atas, juga terlihat bahwa The Blues bermain lebih mengalir (84% operan sukses) dan menguasai pertandingan (68,2% possession).

    Selain dari tempo yang memang sengaja diturunkan oleh McClaren, salah satu yang mengakibatkan Newcastle jauh kedodoran di babak ke dua juga adalah karena Jack Colback yang lebih bertipikal bertahan yang digantikan oleh Gabriel Obertan yang lebih bertipikal menyerang.

    Pergantian ini terjadi pada menit ke-54, sebelum gol Wijnaldum terjadi. Colback yang sudah menerima kartu kuning mungkin sengaja ditarik oleh McClaren untuk berjaga-jaga andaikan ia menerima kartu kuning ke dua. Patut kita pahami juga bahwa McClaren tidak memiliki banyak pilihan untuk pemain tengah karena badai cedera.

    Tapi sebenarnya untuk menjaga keseimbangan lini tengah, alih-alih Obertan yang merupakan pemain sayap, McClaren bisa saja menurunkan Jamaal Lascelles, Michael Wiliamson, atau bahkan Siem de Jong untuk menggantikan Colback. Akhirnya, sejak Colback meninggalkan lapangan, lini tengah Newcastle selalu kedodoran.

    Sebaliknya, Mourinho yang memasukkan Willian (’61) dan Ramires (’73), berhasil memetik hasil positif. Kedua pemain tersebut (bukan Falcao yang juga masuk pada menit ke-61) terbukti menjadi game-changer pada babak ke dua ini dengan satu gol yang masing-masing mereka cetak.

    Perjalanan Masih Panjang, Segalanya Masih Bisa Terjadi

    Pasukan Steve McClaren disoraki habis-habisan setelah Newcastle United disingkirkan oleh Sheffield Wednesday di Piala Liga pada tengah pekan kemarin. Namun semalam, banyak suporter yang bertepuk tangan karena hasil imbang 2-2 melawan sang juara bertahan.

    Pada babak pertama, The Magpies begitu disiplin dan terorganisir. Sayang sekali semuanya kembali ke masalah mental. Tanpa bermaksud merendahkan McClaren dan Newcastle, kegembiraan mereka dengan hasil imbang setelah unggul dua gol ini menunjukkan bahwa Newcastle masih “kehilangan arah” untuk kembali ke posisi yang aman (menjauhi zona degradasi).

    Kelengahan mereka setelah unggul 2-0 juga menunjukkan kepada kita bahwa Chelsea belum sepenuhnya tercoret dari persaingan gelar juara Liga Primer. Di pekan ke-8 ini, The Blues memang masih berada di peringkat ke-15 dengan 8 poin dan ketinggalan 8 poin dari pemuncak klasemen sementara, Manchester United.

    Tapi masih ada jendela transfer musim dingin, masih ada 30 pertandingan ke depan, dan juga masih ada kapten John Terry yang sepertinya siap untuk kembali bermain. Segalanya masih bisa terjadi. Ini juga berlaku untuk McClaren dan Newcastle.

    (raw/raw)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game