Liga Inggris: West Ham 2-1 Chelsea
West Ham Menghindari Duel di Lini Tengah dengan Menyerang Sisi Kanan Chelsea

Chelsea harus bermain dengan 10 pemain pada menit ke-44 setelah Nemanja Matic diusir wasit karena kartu kuning keduanya. Jose Mourinho pun diusir dari lapangan setelah protes berlebihan pada wasit saat turun minum yang membuatnya tak bisa berada di bench sepanjang babak kedua.
Namun, kemenangan ini lebih dikarenakan keberhasilan Manajer West Ham Slaven Bilic dalam memanfaatkan para pemainnya. Perubahan strateginya pada babak kedua pun membuat hadirnya gol kemenangan yang diciptakan Carroll.

Susunan pemain
Chelsea Menyamakan Kedudukan dengan 10 Pemain
Chelsea sudah tertinggal ketika pertandingan baru berjalan 15 menit lewat sepakan keras Zarate. Keadaan diperparah oleh kartu merah Matic yang membuat mereka harus bermain dengan 10 pemain. Meskipun begitu, The Blues berhasil mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-56.
Bahkan meski kalah jumlah pemain, Chelsea sempat mampu menahan skor imbang ini hingga 10 menit jelang pertandingan berakhir. Ini dikarenakan serangan dari sisi kiri mereka, yang pada babak pertama buntu, mulai terkoordinasi dan bisa menembus pertahanan West Ham pada babak kedua.
Skuat asuhan Jose Mourinho ini mengandalkan serangan lewat sisi kiri. Tak heran memang, pada area ini terdapat Eden Hazard dan Cesar Azpilicueta. Azpili memang lebih aktif membantu penyerangan ketimbang Kurt Zouma di kanan, di mana bek asal Prancis ini memang berposisi asli sebagai bek tengah.
Namun hal ini tampaknya sudah diketahui oleh West Ham. Skuat berjuluk The Hammers ini menciptakan kepadatan di sisi kiri Chelsea, atau sisi kanan mereka. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan Diafra Sakho, Mark Noble, dan juga James Tomkins saat bertahan.
Kepadatan atau compactness ini diciptakan untuk membuat ruang di sisi kiri penyerangan bagi Chelsea menjadi lebih sempit. Hal ini seringkali memaksa Hazard harus mundur hingga mendekati pemain bertahan untuk bisa menerima bola dan mengalirkan serangan.

Hazard dipaksa mundur karena kepadatan di sisi kiri penyerangan Chelsea
Pada gambar di atas kita bisa melihat posisi Sakho yang lebih mendekati Azpilicueta meski ia ditempatkan sebagai penyerang tengah. Noble sesuai tugasnya mengganggu Hazard yang hendak mengalirkan serangan. Sementara Tomkins harus agak naik untuk menjaga Cesc Fabregas bersama Cheikh Kouyate. Opsi operan yang dimiliki Hazard pun terbilang sulit.
Pada gambar di atas pun terlihat bagaimana Zarate melakukan trackback untuk meminimalisasi serangan dari kiri Chelsea. Berbeda dengan Dimitri Payet (No.27) di kiri, atau kanan Chelsea, yang tetap berada di depan, tak melakukan trackback.
Perubahan strategi baru dilakukan pada babak kedua di mana saat Chelsea sudah harus bermain dengan 10 pemain. Opsi yang dipilih Mou di ruang ganti adalah dengan mengganti Fabregas oleh John Obi Mikel.
Dengan 10 pemain, formasi yang digunakan Chelsea pada babak kedua adalah 4-2-2-1. Mikel menjadi tandem Ramires di depan lini pertahanan. Sementara untuk lini penyerangan, Hazard ditemani Willian, yang akan menyuplai Diego Costa.
Peran Willian pada babak kedua mulai menyerupai Hazard. Gelandang asal Brasil tersebut dibebaskan untuk bergerak dalam mencari bola. Maka yang sering terlihat adalah pergerakan Willian yang sering mendekati sisi kiri, area Hazard bermain dan pusat serangan Chelsea.

Perbedaan area pergerakan Willian pada babak 1 (kiri) dan babak 2
Gol penyama kedudukan Chelsea memang tercipta dari sepak pojok. Namun sepak pojok ini dihasilkan dari serangan kiri yang tercipta berkat kombinasi Hazard dan Willian. Serangan ini hendak diakhiri dengan umpan silang namun membentur pemain bertahan West Ham.
Sebenarnya saat bermain dengan 10 pemain ini permainan Chelsea mulai terkoordinasi baik dari segi penyerangan maupun pertahanan. Jika pada babak pertama, saat bermain dengan 11 pemain, Chelsea berhasil melepaskan lima tembakan maka dengan 10 pemain empat tembakan berhasil diciptakan. Keseimbangan di lini pertahanan tercipta berkat Zouma dan Azpili yang diinstruksikan untuk tak rajin membantu lini penyerangan seperti babak pertama.

Serangan Chelsea yang berpusat di sisi sebelah kiri
West Ham Menghindari Duel di Tengah dengan Umpan Silang
Chelsea menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan Fabregas-Matic-Ramires di tengah. Tampaknya Bilic tak mau ambil resiko untuk memilih jalan tengah, menghadapi ketiga pemain tersebut, sebagai jalur serangan meski dalam posisi default, di sana terdapat playmaker mereka, Dimitri Payet.
Maka cara yang dipilih Bilic untuk menghindari bentrokan di lini tengah adalah dengan menyerang lewat sayap, khususnya sisi kiri. Payet yang bermain di tengah, cenderung diharuskan bergerak ke sisi kiri, bergantian dengan Manuel Lanzini yang pada laga ini mengisi sektor kiri untuk mengisi pos yang ditinggalkan Victor Moses (absen).

Serangan West Ham yang condong ke sisi kiri
Pemilihan sisi kiri sebagai area serangan West Ham pun bukan tanpa alasan. Jarang naiknya bek kanan Chelsea, Zouma, membuat terciptanya ruang yang bisa dimanfaatkan West Ham untuk mendekati kotak penalti. Untuk memaksimalkan serangan ini bek kiri West Ham Aaron Cresswell diinstruksikan untuk sering membantu Payet atau Lanzini di sisi kiri pada babak kedua.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Chelsea sebenarnya mampu bermain dan bertahan lebih baik meski hanya dengan 10 pemain. Ini yang sempat membuat serangan West Ham kerap buntu. Skema umpan silang dipilih karena untuk melakukan aksi individu dengan cuts inside cukup beresiko karena adanya John Obi Mikel dan Ramires yang dengan konsisten menjaga area depan kotak penalti pada babak kedua.
West Ham melepaskan delapan umpan silang selama 30 menit babak kedua, sementara hanya enam umpan silang pada 45 menit pertama. Namun dari sisi kiri, hanya satu yang berhasil. Hal ini dikarenakan Sakho menjadi satu-satunya target di kotak penalti dengan lawan-lawan bek jangkung seperti Cahill dan John Terry.
Maka untuk memaksimalkan umpan silang ini, Bilic lantas memasukkan Andy Carroll menggantikan Zarate pada menit ke-69, membuat West Ham seolah bermain dengan formasi 4-4-2, namun Lanzini tetap di belakang penyerang sementara Noble dan Kouyate tetap sebagai double pivot. Pergantian ini setidaknya akan membuat di kotak penalti Chelsea terdapat Sakho dan Carroll sebagai target umpan silang.
Perubahan strategi ini terbukti berhasil 10 menit kemudian. Umpan silang dari Cresswell, atau umpan silang ke-12 pada babak kedua, dengan baik dimanfaatkan oleh Carroll. Carroll sendiri menang duel udara melawan Azpilicueta yang lebih pendek dari eks penyerang Newcastle dan Liverpool tersebut. Terry menghadapi Sakho, sementara Cahill menjaga Lanzini yang juga ikut masuk ke kotak penalti.
Bilic tentunya sadar bahwa memasukkan Carroll, yang belum kembali dalam performa terbaiknya setelah cedera, adalah tindakan tepat meski di bangku cadangan terdapat Enner Valencia. Hal ini dikarenakan sembilan dari 16 gol terakhir Carroll diciptakan melalui sundulan.
Chelsea sebenarnya sempat mencoba melakukan perubahan strategi setelah gol ini dengan masuknya Radamel Falcao menggantikan Ramires, dan menggunakan formasi 4-2-3. Namun perubahan ini tak efektif di mana West Ham mulai berlama-lama dengan bola untuk mengulur-ulur waktu.
Kesimpulan
Kegagalan Chelsea meraih kemenangan ini sebenarnya terlihat sejak serangan Chelsea di sisi kiri buntu. Segalanya diperparah dengan diusirnya Matic dan Mourinho yang membuat Chelsea harus bermain dengan 10 pemain dan tanpa sang juru taktik pada babak kedua.
Hal ini dimanfaatkan benar oleh Bilic. Serangkaian strategi yang ia gunakan diakhiri dengan memasukkan Carroll sebagai senjata pamungkas. West Ham pun meraih kemenangan dengan skor 2-1 berkat gol yang diciptakan Carroll.
=====
* Dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.
(krs/rin)