Liga Inggris: Arsenal 1-1 Tottenham
Ketergantungan yang Berlebihan pada Mesut Oezil
Arsenal gagal memuncaki klasemen sementara Liga Inggris setelah hanya bermain imbang 1-1 melawan tamu, Tottenham Hotspur. Di pertandingan ini Mesut Oezil kembali memperlihatkan kontribusi besarnya.
Permainan sebenarnya lebih dikuasai Arsenal. Meski demikian, Tottenham berhasil bermain lebih efektif hampir sepanjang 90 menit pertandingan.
Sejak kalah dari Manchester United di pekan pembuka, The Lilywhites belum pernah kalah di liga. Mereka sempat memimpin di babak pertama melalui gol dari Harry Kane, tapi kebobolan juga di babak kedua oleh gol Kieran Gibbs.
[Susunan pemain Arsenal dan Tottenham Hotspur. Sumber: WhoScored]
Cederanya Aaron Ramsey, Alex Oxlade-Chamberlain, Danny Welbeck, Hector Bellerin, Jack Wilshere, Theo Walcott, dan Tomas Rosicky membuat Arsene Wenger tak punya banyak pilihan dalam menurunkan susunan pemainnya. Dua pemain yang paling disorot adalah Mathieu Debuchy dan Joel Campbell, beroperasi di sayap kanan.
Di kubu lawan, Tottenham hanya kehilangan Alex Pritchard, Nabil Bentaleb, dan Nacer Chadli, sehingga sang manajer, Mauricio Pochettino, masih bisa menurunkan skuat terbaiknya.
Arsenal Menguasai Pertandingan, Tapi Kurang Efektif
Arsenal lebih menguasai pertandingan dengan 56,4% penguasaan bola. Angka ini juga didukung oleh total operan sukses mereka, yaitu 344 operan sukses (dari 459), berbanding Spurs yang hanya 287 saja (dari 380).
Namun sayang, keunggulan mereka dalam menguasai pertandingan tidak mampu mereka terjemahkan melalui efektivitas permainan.
[Gambar 2 Perbandingan grafik operan menuju wilayah pertahanan Tottenham Hotspur dan Arsenal. Sumber: FourFourTwo Stats Zone]
Di babak pertama misalnya, dari 200 operan yang dilepaskan, yang 92 di antaranya adalah operan ke final third menuju pertahanan Spurs, mereka hanya mampu mencetak satu tembakan ke gawang Hugo Lloris. Berbanding terbalik dengan rivalnya tersebut, Spurs berhasil mencetak 6 tendangan ke gawang Petr Cech selama babak pertama.
Di babak kedua Arsenal memang berhasil menambah drastis angka tendangannya menjadi 10, tapi Spurs juga tidak kalah dengan 14 tendangan. Kedua kesebelasan sama-sama mencetak 4 tendangan yang tepat sasaran (shot on target) dari kedua angka di atas.
Santiago Cazorla dan Alexis Sanchez menyebabkan ketidakmampuan The Gunners dalam menciptakan peluang. Cazorla yang sebenarnya bermain cukup baik di babak pertama dengan 83% akurasi operannya, dikabarkan menderita pusing dan harus ditarik keluar pada awal babak kedua untuk digantikan oleh Mathieu Flamini.
Sedangkan Sanchez seperti sedang alfa semalam dengan hanya berhasil mencetak satu tendangan kearah gawang, mengkreasi satu peluang, dan kehilangan penguasaan bola sampai 5 kali (terbanyak semalam bersama Erik Lamela).
[Gambar 3Grafik permainan bertahan Tottenham Hotspur. Sumber: FourFourTwo Stats Zone]
Dibandingkan Arsenal, lebih efektifnya permainan Spurs salah satunya disebabkan dari kemampuan mereka dalam menghadang tim lawannya untuk berkreasi dan membangun serangan. Hal ini bisa dilihat dari gambar 3 di atas.
Dari gambar di atas, Arsenal yang 44% serangannya berawal dari kanan, beberapa kali kehilangan bola justru di area kanan mereka tersebut. Spurs melakukan 15 intersep, 38 sapuan bola, dan 28 tekel, 15 di antaranya dilakukan di area kiri pertahanan mereka di mana Danny Rose dkk harus menghadapi Campbell, Debuchy, dan Oezil pada babak kedua.
Efektivitas Mousa Dembele dan Dele Alli
Pendekatan Tottenham yang lebih langsung daripada bertele-tele bisa kita dapatkan kembali dari gambar 2, yaitu banyak operan mereka yang lebih bersifat operan panjang ke wilayah pertahanan Arsenal, bahkan gol Kane juga berawal dari bola panjang yang dilepaskan Rose.
Selain itu juga, dari statistik dribel (take on), bisa dilihat perbandingan yang lebih mencolok lagi. Spurs unggul dalam percobaan dribel, yaitu 31 berbanding Arsenal yang hanya 11 saja. Tidak heran, dribel sukses mereka juga lebih banyak, yaitu 16 berbanding 5.
Dembele menjadi bintang di lini tengah Spurs yaitu dengan mencetak 5 dribel sukses dari 5 percobaan dribel yang ia lakukan. Pemain asal Belgia ini semula ditempatkan di belakang penyerang Kane, tapi tak lama kemudian bertukar posisi dengan Bamidele Alli untuk berduet bersama Eric Dier di posisi gelandang jangkar.
Pertukaran posisi inilah yang dianggap menjadi kunci gemilangnya permainan Dembele. Selain dribel di atas, ia juga menginspirasi permainan timnya dengan melakukan 7 tekel (dari 7 percobaan tekel), 9 ball recovery, dan 88% operannya yang sukses (dari total 43 operan) yang menjadi persentase operan sukses tertinggi semalam.
[Grafik permainan Mousa Dembele dan Bamidele Alli. Sumber: FourFourTwo Stats Zone]
Dier yang bermain mendampinginya juga tak kalah bermain apik dengan 86% akurasi operan (dari 44 total operan), menciptakan satu peluang, dan satu tendangan. Ia juga tampak kokoh dengan berhasil melakukan 5 sapuan bola dan 2 blok.
Sebaliknya dengan Dembele, Alli yang berubah untuk mengisi posisi di belakang penyerang, terlihat lebih efektif dengan 4 dribel sukses dan satu tembakan.
Berseberangan dengan Spurs, dua gelandang Arsenal yang diisi Francis Coquelin dan Cazorla, kemudian diganti dengan Flamini dan Mikel Arteta, terlihat tidak maksimal. Dari 7 tekel, Coquelin hanya berhasil mencetak 3 tekel sukses. Keempat pemain yang disebutkan di atas juga tak mampu mencetak satupun peluang.
Arsenal Terlalu Bergantung pada Oezil
Jika bukan karena Mesut Oezil, Arsenal hampir pasti akan kalah dari rivalnya semalam. Oezil menjadi pemain andalan The Gunners dengan mencetak 81% operan sukses dari total 54 operannya.
[Gambar 5 Grafik Mesut Oezil dalam menciptakan peluang dan grafik tembakan Olivier Giroud. Sumber: FourFourTwo Stats Zone]
Angka di atas mungkin bukan merupakan angka yang terbaik semalam. Namun dari angka tersebut, dengan luar biasanya pemain asal Jerman ini berhasil mencetak 7 peluang yang satu di antaranya mengasilkan assist untuk gol Gibbs.
Empat peluang yang Oezil berhasil cetak berawal dari eksekusi bola mati. Sayangnya, operan-operan manis Oezil ini berkali-kali gagal dikonversi dengan baik oleh Giroud. Penyerang Prancis itu membuang 4 peluang dan hanya mampu mencetak satu tembakan ke arah gawang. Padahal semua peluang tersebut ia dapat di dalam kotak penalti Spurs.
Satu assist dari Oezil semalam menjadi assist-nya yang ke 10 di Liga Primer, sekaligus menjadi pencetak assist tertinggi di antara lima liga top Eropa. Luar biasanya lagi, Oezil berhasil mencetak 8 assist dari 6 pertandingan terakhirnya di liga. Ini artinya, sepanjang kariernya di Liga Primer ia mencetak satu assist dalam setiap 2,46 pertandingan. Rekor ini juga merupakan rekor yang tertinggi sepanjang sejarah Liga Primer.
Tidak senasib dengan Oezil, semalam malah menjadi penegasan untuk kemampuan finishing Giroud yang sudah berkali-kali dikritisi. Ini bukan masalah angka gol, tapi lebih kepada angka dalam mengkonversi peluang menjadi tendangan tepat sasaran ke arah gawang (shot on target).
Melihat performa penyerang Spurs, terlihat hasil yang sangat berbeda. Tidak seperti Giroud, Kane kembali menemukan permainan terbaiknya. Ia sekarang sudah berhasil mencetak 6 gol dari 6 pertandingan terakhirnya.
[Proses terjadinya gol Harry Kane]
Pergerakannya juga berkali-kali merepotkan pertahanan Arsenal terutama pada golnya, di mana ia berhasil mengecoh Laurent Koscielny yang kebingungan untuk turun menjaganya atau naik meninggikan garis pertahanan agar Kane terjebak offside.
***
North London Derby memang berakhir dengan skor imbang 1-1, tapi jika ada tim yang berhak menang semalam, tim tersebut adalah Tottenham. Mereka bermain lebih efektif semalam, terutama dari peluang yang berhasil diciptakan. Jika tidak ada Oezil, mungkin Arsenal sudah kalah.
Sementara untuk Arsenal, hasil ini bisa saja karena badai cedera yang sedang melanda mereka atau karena mereka yang baru dihajar 5-1 oleh FC Bayern Munich di Liga Champions, atau juga bisa karena keduanya. Yang jelas, Arsenal tidak bermain sebaik biasanya.
====
* Dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini.








