Liga Champions: Wolfsburg 3-2 MU
MU Kehilangan Keseimbangan Justru dengan Bermain Menyerang

Perjalanan Manchester United di Liga Champions harus terhenti sampai ke babak fase grup saja. Mereka gagal untuk lolos ke babak 16 besar dikalahkan 3-2 oleh tuan rumah VfL Wolfsburg di Volkswagen Arena.
Dari pertandingan grup B lainnya, hasil kemenangan 2-1 PSV Eindhoven atas tamunya, CSKA Moscow, akhirnya harus membuat MU menduduki peringkat ketiga klasemen akhir sehingga mereka terlempar ke Liga Europa.
Melawan Wolfsburg, MU sempat unggul melalui gol Anthony Martial, tetapi Wolfsburg mampu membalikkan kedudukan melalui gol dari Naldo dan Vieirinha. 'Setan Mera' sempat menyamakan kedudukan lagi melalui gol bunuh diri Josuha Guilavogui delapan menit sebelum pertandingan usai, tapi tak berselang lama Naldo memastikan kemenangan Wolfsburg.
Pertandingan ini adalah pertandingan yang sangat berbeda dari pertandingan-pertandingan "membosankan" MU, yang pernah kita tonton sepanjang musim ini. Meskipun demikian, pertandingan menarik ini harus berakhir dengan kekecewaan untuk pasukan Louis van Gaal.
Gambar 1 Susunan sebelas pemain utama VfL Wolfsburg dan Manchester United dengan angka yang ditunjukkan adalah presentase kesuksesan operan seluruh pemain. sumber: WhoScored
Wolfsburg sebenarnya hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke babak 16 besar untuk pertama kalinya sepanjang sejarahnya. Namun, manajer Dieter Hecking sebelumnya berjanji untuk bermain serius dan mengincar kemenangan, dan itu lah yang terjadi pada dini hari tadi.
Berbeda dengan Hecking, Van Gaal butuh kemenangan untuk menjamin posisi aman bagi United, meskipun sebenarnya hasil imbang juga cukup dengan catatan United butuh PSV agar tidak menang. Tapi dengan cederanya banyak pemain andalannya, termasuk Wayne Rooney dan Morgan Schneiderlin, Van Gaal menurunkan formasi 4-2-3-1 dengan memainkan Marouane Fellaini sebagai gelandang bersama Bastian Schweinsteiger.
Van Gaal Mungkin Salah Memilih Pemain
Dengan absennya banyak pemain berpengalaman (seperti Schneiderlin, Rooney, dan Phil Jones) ditambah pertandingan ini wajib-menang, maka akan sangat alami untuk berasumsi bahwa Michael Carrick dan Ashley Young (bek sayap) akan bermain sedari awal tapi Van Gaal malah berpikiran lain.
Guillermo Varela diberikan kesempatan untuk bermain sebagai starter di posisi bek kanan sementara Matteo Darmian di kiri. Kemudian saat Darmian cedera, kita juga mungkin mengira Van Gaal akan menggantinya dengan Young. Namun, ia malah menurunkan Cameron Borthwick-Jackson yang baru berusia 18 tahun.
Memang kesebelasan butuh penyegaran dan Van Gaal juga suka dengan pemain muda, tapi dengan mengingat pertandingan ini sebagai "wajib menang", sepertinya Van Gaal sudah salah memilih pemain.
Gambar 2 Grafik rata-rata posisi para pemain VfL Wolfsburg dan Manchester United. sumber: WhoScored
Kemudian juga saat Juan Mata digantikan oleh Nick Powell di babak kedua (bersamaan dengan Carrick masuk menggantikan Bastian), perjudian Van Gaal semakin kelihatan jelas. Padahal Powell terakhir kali bermain bagi MU adalah Agustus 2014 saat digasak 0-4 oleh Milton Keynes Dons di Piala Liga Inggris.
Powell yang akan habis kontraknya pada musim panas nanti, ditambah baru dua pekan yang lalu saja saat ia baru sembuh dari cedera hamstring-nya yang berlangsung selama sembilan bulan, mengindikasikan bahwa cedera sudah membuat skuat MU sangat dangkal.
Padahal di bangku cadangan, Van Gaal bisa saja menurunkan Young (Memphis atau Jesse Lingard dipindahkan ke posisi di belakang striker) atau Andreas Pereira yang setidaknya lebih menjanjikan.
"Menyerang, Menyerang, Menyerang!"
Kita sudah familiar dengan banyak pendukung MU yang berkoar "Attack, attack, attack!" dalam beberapa pertandingan terakhir The Red Devils. Selama itu pula biasanya MU menguasai pertandingan dengan penguasaan bola dan operan sukses, tapi hampir nihil ancaman ke gawang lawan.
Hal yang mengejutkan adalah dengan permainan seperti itu ditambah juga dengan rekor pertahanan yang luar biasa, MU mampu berada di posisi keempat klasemen sementara Liga Primer Inggris. Mereka hanya ketinggalan tiga poin dari peringkat pertama, Leicester City. Jika dini hari tadi kita sudah bersiap untuk melihat United yang seperti biasa, maka kita sesungguhnya sudah terkaget-kaget dengan cara bermain United dini hari tadi.
Gambar 3 Grafik operan ke sepertiga lapangan terakhir dan umpan silang Manchester United. sumber: FourFourTwo Stats Zone
Permohonan para suporter "Setan Merah" agar kesebelasannya bermain menyerang akhirnya dikabulkan oleh Van Gaal. Kesebelasan tamu melakukan pendekatan yang sama sekali berbeda, yaitu menyerang dengan cair dan selalu berusaha mengirimkan bola ke sepertiga lapangan akhir dengan lebih niat.
Namun, apa yang menjadi konsekuensi dari permainan ini?
Kesolidan lini tengah MU malah menghilang. Biasanya ada dua pemain yang melindungi di depan empat bek MU, tapi MU bermain seperti 4-1-4-1 alih-alih 4-2-3-1 denganSchweinsteiger yang selalu ditinggal sendiri di belakang (lihat kembali gambar 2).
Hal ini tentunya membuat pertahanan MU terekspos terutama melalui kecepatan Andre Schuerrle dan Julian Draxler. Maka dari itu, tidak seperti biasa, MU bisa kebobolan sampai tiga kali dini hari tadi. Gol kedua Wolfsburg (Vieirinha) adalah gol yang paling menggambarkan situasi ini.
Tanpa Rooney, United Tidak Bisa Mengandalkan Fellaini Saja
Dipasang dengan menyingkirkan Carrick di bangku cadangan, Van Gaal pastinya sadar ia ingin kesebelasannya lebih menyerang dengan memasang Fellaini mendampingi Schweinsteiger. Pada kenyataannya di atas lapangan, Fellaini lebih sering bertindak sebagai gelandang serang alih-alih gelandang bertahan atau gelandang penyeimbang.
Ini sebenarnya sangat baik untuk penyerangan United, tapi karakter Fellaini yang malas melakukan track-back berkali-kali membuat Schweinsteiger (dan kemudian Carrick di babak kedua) kewalahan di lini tengah. Jika harus menyebut keunggulan Fellaini, kita mungkin hanya bisa menyebut bahwa ia unggul duel bola udara. Pada kenyataannya, memang hanya itu keunggulan Fellaini, tidak lebih.
Gambar 4 Grafik permainan Marouane Fellaini dan duel bola udara Manchester United. sumber: FourFourTwo Stats Zone
Dari 19 umpan silang yang dilepaskan MU semalam, enam di antaranya sukses menemui sasaran. Mereka juga unggul 73% duel bola udara. Ini terlihat efektif. Bahkan gol bunuh diri Wolfsburg juga bisa dibilang adalah andil dari Fellaini.
Namun jika membicarakan kualitas gelandang yang selain kuat juga harus bisa mengoper dengan baik, menginspirasi lini tengah MU dan bertindak sebagai gelandang box-to-box, Fellaini bukanlah jawaban yang tepat. Celakanya, hanya Rooney (yang adalah penyerang, bukan gelandang) mungkin yang bisa memerankan peran tersebut.
Kecepatan Mungkin Menjadi Jawaban untuk Masalah United
Sudah berkali-kali United gagal mencetak gol dalam banyak pertandingan di musim ini, dengan beban utama hampir selalu dilemparkan kepada Rooney. Sudah dua pertandingan sejak Rooney cedera, Van Gaal selalu menurunkan Martial sebagai penyerang tunggal.
Pada pertandingan dini hari tadi, Martial didukung oleh Memphis Depay di kiri dan Lingard di kanan. Ditambah dengan Mata yang bermain sebagai posisi nomor 10 (di belakang striker), menciptakan kecepatan yang luar biasa bagi penyerangan United. Bukan hanya itu, karena penyerangan United bisa bermain lebih cepat, mereka pun bisa bermain lebih langsung (tidak bertele-tele seperti biasanya) dengan "hanya" 52,8% penguasaan bola. Hal ini lah yang tidak kelihatan dari United sepanjang musim ini.
Gambar 5 Grafik dribel dan perebutan penguasaan bola Manchester United - sumber: FourFourTwo Stats Zone
Ada dinamisme yang luar biasa terpancar dari MU di pertandingan dini hari tadi. Ini sangat mereka tunjukkan dari jumlah dribel (8 berhasil dari 19 percobaan) dan perebutan penguasaan bola. Memphis juga menjadi pemain yang paling diandalkan dengan 45% serangan MU dimulai dari sisi di mana ia bermain (kiri).
Sementara Wolfsburg yang hanya mampu mencetak 3 dribel sukses (dari 15 kali percobaan), berkali-kali direpotkan oleh permainan cepat MU ini. Lini pertahanan Wolfsburg bisa dibilang sedang tidak terlalu bagus, terutama saat mereka kebobolan melalui gol Lingard yang dianulir oleh wasit Milorad Mazic karena offside. Keputusan ini bisa diperdebatkan, tapi sejujurnya itu memang offside.
Pekerjaan rumah bagi Van Gaal sekarang adalah bagaimana ia bisa menyeimbangkan permainan menyerang cepat United dan permainan bertahan solid yang mereka tunjukkan sepanjang musim ini. Bukan tidak mungkin Van Gaal, seperti yang ia juga bilang, akan membeli pemain cepat (yang mana biasanya adalah sayap) di bursa transfer nanti. Meskipun kita juga tidak boleh lupa United masih memiliki Adnan Januzaj (dipinjamkan ke Borussia Dortmund) serta sudah menjual Nani dan Angel di Maria awal musim ini. Duh.
***
MU bisa bermain sangat menghibur dan menyerang dini hari tadi. Tapi berkat permainan penuh risiko tersebut, MU jadi tersingkir ke "Liga Malam Jumat". Apakah ini risiko yang sepadan?
Gambar 6 Grafik tembakan kegawang VfL Wolfsburg dan Manchester United. sumber: FourFourTwo Stats Zone
Kita boleh menghakimi Louis van Gaal sesuka hati kita, tapi apapun hasilnya pertandingan dini hari tadi memang sangat menarik. Sejujurnya, kedudukan bisa saja berakhir dengan lebih banyak gol mengingat ada total 26 peluang yang tercipta (10 untuk Wolfsburg, 16 untuk MU), dengan total peluang bersih sekitar 12 (masing-masing 6 shot on target untuk kedua kesebelasan).
Kedua penjaga gawang bermain luar biasa dengan 5 penyelamatan untuk Diego Benaglio dan 4 untuk David de Gea. Baik kesebelasan tuan rumah maupun tamunya sama-sama terlihat berbahaya ketika menyerang.
Bagi MU, tersingkir dari Liga Champions adalah pencapaian yang buruk tapi mereka bisa mengambil salah satu hal positif dari sini selain dari cara bermain yang lebih menghibur dini hari tadi.
Dengan segudang gelar mereka, masih ada satu trofi yg belum ada di lemari koleksi trofi MU di Old Trafford: Piala UEFA atau Liga Europa. Ini adalah kesempatan emas bagi Van Gaal!
*untuk pendukung Arsenal dan Chelsea, terutama Arsenal, jangan senyum-senyum baca analisis pertandingan ini, nasib tim kalian juga masih dipertaruhkan dini hari nanti, lho.